Di Tengah Salju yang Mengerikan.
Oleh : Alisa Davina Arashi
Alkisah di tengah salju yang sedang turun, dua orang masinis menjalankan sebuah lokomotif menuju stasiun kereta terdekat. Saat mereka tiba di bawah jembatan di daerah yang cukup terpencil, tiba-tiba saja …
Braaak!
Kreeek!
Dua masinis itu melihat sesosok bayangan jatuh tepat di depan mereka. Mereka berdua cukup berpengalaman untuk merasakan bahwa kereta yang sedang dikendalikan telah menggilas sesuatu. Sang masinis berusaha keras menghentikan keretanya dan lokomotif itu berhenti kira-kira beberapa ratus meter dari tempat kejadian.
Salah satu masinis memutuskan turun untuk memastikan apa yang telah terjadi. Ia berjalan susah payah di atas gumpalan salju dan tepat di bawah jembatan yang tadi mereka lewati, ia menemukan sesuatu yang mengerikan. Terdapat tubuh seorang wanita di tengah rel. Tubuhnya terpotong menjadi dua karena terlindas kereta.
Satu bagian adalah bagian atas tubuh wanita itu, mulai dari kepala hingga ke pinggang. Bagian satunya adalah bagian pinggang hingga kaki. Ia tak bisa melihat wajah wanita malang tersebut karena wajahnya tertutup oleh rambut hitam panjang.
Darah membasahi salju yang berada di bawahnya. Warna merah pada salju mengingatkan masinis pada es serut dengan sirop merah yang biasa ia makan saat kecil. Ia buru-buru menghapus pikiran mengerikan itu dan kembali pada temannya.
“Ada apa?” tanya sang masinis satunya saat melihat temannya kembali.
“A-ada wanita tertabrak. Kondisinya sangat mengerikan. Kemungkinan dia melompat dari atas jembatan. Aku akan memanggil bantuan ke pos polisi terdekat. Kamu tetap di sini, ya.”
Pada zaman itu, komunikasi belum secanggih sekarang. Apalagi saat itu cuaca sedang buruk.
Sang masinis tadi akhirnya meninggalkan temannya untuk mencari bantuan.
Masinis satunya dengan sabar menunggu di dalam lokomotif. Ia tahu tak ada jadwal kereta yang akan melewati daerah itu, jadi ia tenang saja meletakkan lokomotifnya di tengah rel. Selain itu, lokasi ini amat terpencil. Bahkan tak ada satu pun rumah atau pemukiman di dekat sana.
Hujan salju telah berhenti, meninggalkan tumpukan salju yang tebal di luar. Hanya ada lampu-lampu jalan dari tiang listrik yang menemani lokomotif itu di tengah kegelapan malam.
Beberapa saat berlalu dan sang masinis mulai mendengar suara di luar lokomotif.
Sreeek … Sreeek ….
Terdengar seperti suara sesuatu tengah diseret.
“Ryuzaki?” Masinis itu memanggil nama temannya. Namun tak ada jawaban.
Masinis itu mendekat pintu. “Halo, ada orang di situ?”
Tiba-tiba pintu lokomotif terbuka. Diikuti jeritan masinis itu di tengah kegelapan malam.
Beberapa jam kemudian barulah masinis Ryuzaki kembali bersama sejumlah polisi. Mereka harus melewati jalanan yang penuh dengan tumpukan salju sehingga perlu waktu lama untuk kembali.
Namun begitu sampai di TKP, Ryuzaki melihat hanya ada bagian bawah tubuh wanita malang itu di sana. Sementara tubuh bagian atasnya lenyap.
Masih ada ceceran darah di situ. Kali ini ditambah jejak panjang, seperti bekas seretan.
“Apa ada yang memindahkan tubuh wanita itu?” pikir sang masinis. Namun mana mungkin? Apa tujuannya?
Sang masinis dan para polisi pun menuju lokomotif yang ia tinggalkan tadi.
“Dave!” panggil sang masinis. Ia heran melihat pintu lokomotif terbuka. Apalagi saat ia masuk, tak tampak siapa pun di dalam lokomotif, hanya ada tumpukan salju yang masuk melalui pintu yang terbuka.
***
Masinis itu sangat heran. Setahunya temannya adalah orang yang sangat bertanggung jawab. Mana mungkin dia meninggalkan lokomotif begitu saja saat diminta untuk menjaganya?
Ryuzaki dan polisi lainnya mencari-cari sang masinis satunya. Namun ia seperti lenyap ditelan malam. Tak ada jejak di tanah. Semua jejak sudah tertimbun oleh salju yang kembali turun.
Beberapa jam mereka mencari namun tak ada hasil. Saat sang masinis mulai putus asa, ia mendongak ke atas. Napasnya seakan terhenti. Dengan ketakutan ia menunjuk ke atas. Para polisi pun ikut memandang ke atas.
Mereka semua ketakutan melihat pemandangan di atas. Bahkan pengalaman para polisi itu selama puluhan tahun menangani kasus kejahatan seperti tak ada apa-apanya. Mereka belum pernah melihat sesuatu semengerikan ini.
Di atas tiang listrik, tubuh sang masinis sudah kaku karena membeku.
Wajahnya tampak ketakutan setengah mati. Entah apa yang telah membunuhnya, suhu yang di bawah nol ataukah rasa takutnya?
Sementara di pinggang sang masinis melingkar bagian tubuh wanita yang tertabrak tadi. Bagian pinggang ke atas, memeluk erat sang masinis yang telah tewas.(*)
Kota Bersemi, 15-11-2021
Alisa Davina Arashi, newbie yang hobi baca buku, warna biru navy, dan makan cokelat.
Editor : Rinanda Tesniana
Gambar : https://pin.it/4A3AhaO
Grup FB KCLK
Halaman FB kami
Pengurus dan kontributor
Mengirim/menjadi penulis tetap di Loker Kata