Syabila, Cinta kedua Kali
Oleh : Rachmawati Ash
Awalnya aku pikir, mencintai secara diam-diam, menyimpan rasa supaya tetap mulia, akan bermuara pada kebahagiaan. Nyatanya salah. El Bara Mahendra, Sahabat sekaligus satu-satunya pria yang berhasil mencuri hatiku, lebih dulu dicuri hatinya sebelum sempat mendengar perasaanku.aku kalah langkah, hatiku patah.
Kemudian benar, bahwa dunia menyimpan racun bersamanya obatnya. Allah datangkan dia. Pria bernama Faiko Aryasatya dengan segenggam cintanya yang kukuh. Namun, bukan kehidupan jika tanpa ujia. Kekukuhan cinta pria itu diuji, saat terjadi suatu hal yang besar di hidupku. Kebimbanganku pun bertambah saat Bara datang kembali, bersama luka yang dimilikinya. Hingga aku, Syabila Hanum, dilema. Apakah akan tetap mencintai eloknya bunga baru, atau kembali menghirup wangi bunga-bunga yang gugur di amsa lalu?
Novel karya penulis muda dari Brebes, Jawa Tengah ini sungguh menggiring kita untuk menikmati masa-masa indah saat jatuh cinta. Mengajak kita berpikir realistis saat berada di persimpangan jalan menuju cinta sebenarnya. Dalam novel ini, diceritakan tentang tokoh utama yang bernama Syabila. Gadis yang bekerja sebagai pembuat roti di toko milik ibunya.
Suatu hari, Syabila mengalami jatuh cinta dan patah hati pada waktu yang bersamaan. Perlakuan sahabatnya yang berlebihan membuat Syabila lama-lama kagum, lalu berubah menjadi rasa cinta yang begitu dalam. Bara, sahabatnya yang terlihat begitu tulus, selalu memperlakukan Syabila dengan istimewa. Hati gadis mana yang tidak berbunga-bunga karena diperlakukan dengan romantis dan dipenuhi semua keinginannya?
Hati Syabila melayang-layang saat Bara mengajaknya ke pantai. Tetapi, tidak disangka, di sana Bara meminta pendapat kepada Syabila bahwa dia akan menyatakan cinta kepada perempuan lain yang disukainya. Syabila merasa dunianya runtuh. Benih-benih cinta yang telah tumbuh dan bersemai, mendadak terbenam dalam kubangan rasa sakit yang begitu dalam.
Bara memuji gadis pujaan yang disukainya. Ironisnya Bara menyamakan sifat yang dimiliki gadis pujaannya sama dengan sifat yang dimiliki Syabila. Tetapi mengapa Bara lebih memilih mencintai orang lain dari pada Syabila yang telah lama menjadi sahabatnya? Tentu, hati Syabila hancur, karena pikirannya telah siap menerima Bara menjadi kekasihnya, tetapi kenyataan justru sebaliknya.
Dengan sisa kekuatan hatinya, Syabila berusaha menerima semua takdir yang terjadi. Dia tetap menyembuyikan rasa cinta yang berakhir menyakitkan. Hanya kepada Tuhan dan ibunya dia ungkapkan kekecewaannya. Di saat yang sama, setelah Syabila merasa benar-benar hancur dan berantakan, Tuhan mengirim Laki-laki yang berhasil membuatnya kembali berarti.
Tuhan mengirim dokter Faiko Aryasatya, sebagai penyelamatnya. Syabila yang telah berada di antara setengah hidup dan setengah mati, menjadi tegar kembali. Pertemuannya yang tidak sengaja dengan Laki-laki baik hati, diawali saat dua orang anak berkelahi di toko roti miliknya. Nilo menarik rambut gadis keci bernama Ayunda. Kejadian itu membuat Syabila harus terlibat dan menengahi perkelahian kecil di tokonya.
Siapa sangka, Ayunda adalah anak piatu, dia jatuh hati pada Syabila. Gadis kecil itu memiliki rasa suka pada Syabila seperti perasaan sayang kepada seorang Ibu. Ketika Ayahnya datang menjemput ke toko roti, saat itulah pandangan pertama dokter Faiko dengan Syabila menjadi sesuatu yang mendebarkan.
Pertemuan-pertemuan tidak sengaja terjadi, Syabila hampir selalu bertemu dengan Ayah Ayunda. Perasaan cinta semakin tumbuh di hati mereka. Tetapi, beberapa kesalahpahaman juga terjadi di antara keduanya. Belum lagi, kelakuan konyol Bara yang ingin Syabila tetap di sampingnya. Bara yang telah menikah dengan perempuan pilihannya, tetapi selalu merasa keberatan saat Syabila berdekatan dnegan dokter Faiko. syabila hmpir kewalahan menghadapi dua laki-laki yang menyayanginya.
Ujiannya terus bertambah, saat suatu hari, Syabila harus menerima kenyataan bahwa rahimnya harus diangkat dan tidak bisa memiliki anak untuk seumur hidupnya. Syabila mengalami depresi dan ketakutan. Tetapi, dokter Faiko tetap memberinya semangat dan justru menyatakan cintanya kepada Syabila. Perasaan cinta dokter Faiko tidak hanya pada ucapannya saja. Dia benar-bernar membuktikan keseriusannya.
Dokter Faiko yakin bahwa Syabila adalah perempuan yang dikirim Tuhan, untuk menemani sisa hidupnya dan mampu menempati posisi pengganti istrinya yang telah meninggal dunia. Syabila pun menyerah, meski dia sempat putus asa dan tidak percaya diri dengan keadaannya, tetapi sikap dokter Faiko kepada dirinya tidak bisa dipungkiri. Cinta itu tulus dan suci. Syabila juga tidak dapat membohongi perasaannya sendiri. dia telah jatuh hati pada pandangan pertama saat berjumpa di toko roti. Sorot mata dokter Faiko telah menyedot perhatiannya, melupakan rasa kecewanya kepada Bara yang seenak hatinya memintanya tinggal tetapi telah memiliki seorang istri yang sedang koma.
Hari-hari Syabila menjadi bermakna. Dia telah mengiklhaskan kejadian demi kejadian yang membuat hatinya luka. Syabila menerima kenyataan bahwa dia tidak bisa lagi memiliki anak, bahkan sebelum dia sempat merasakan menjadi Ibu dalam hidupnya. Tetapi, kembali lagi Tuhan mengirim hadiah yang indah untuknya. Ayunda sangat menyayanginya, tidak mau berpisah dan menganggapnya sebagai Ibu kandungnya. Kedekatannya dengan Ayunda semakin membuat dokter Faiko tidak dapat berkutik. Ditambah lagi kegigihan Bara untuk mendapatkan Syabila membuat dokter Faiko tidak rela kehilangan perempuan yang dicintainya.
Pembaca akan tersenyum-senyum saat sampai di ending. Saat dokter Faiko mendatangi keluarga Syabila, meminta anak gadisnya untuk dijadikan istri dan Ibu untuk anaknya. Sungguh, novel yang dapat memainkan emosi pembaca dengan konflik sederhana tetapi pelik. Bahasa yang puitis dan memiliki makna begitu dalam. Konflik batin sebagai seorang tokoh yang tersakiti, kecewa dan hampir menyerah pada keadaan, tetapi kembali bangkit karena kekuatan cinta dan kepercayaan. Pembaca akan menemukan banyak pembelajaran setelah membaca buku ini. selamat membaca, semoga mendapatkan banyak makna di setiap halamannya.
Rachmawati Ash. Ibu yang gemar membaca cerita romance, menonton film action dan menulis cerita halu.
Rumah Sastra, 28 Desember 2020