Penantian Terkelam
Setegar Dandelion
Dandelion bersembunyi di balik punggung serumpun ilalang yang menguning
Ia tumbuh begitu tegak meski sendirian
Setiap pagi ia mengintip angin-angin Juli yang berkejaran dengan debu
Setiap pagi pula, angin-angin itu menelanjangi kelopaknya berulang kali
Ketahuilah, dandelion tak serapuh yang ada di pikiranmu
Kelopaknya yang anggun sesungguhnya tegar saat diterpa angin
Kelopak itu membebaskan diri dari batangnya dan memilih terbang di antara awan-awan kecil
Lalu takdir membawanya kembali ke pinggir jalan ; bersembunyi di balik serimpun ilalang menua; dan diterpa angin berulang kali
Pemalang, 03 Maret 2018
Perempuan yang Terluka
Cinta adalah rahasia paling diam
Dalam semesta yang kuembuskan di setiap desah
Napas dan udara beku
Tak pernah sampai getarannya padamu
Setiap saat debur ombak tak pernah menggulung
Kesetiaannya kepada laut
Seperti aku yang selalu berjuang berlayar dalam gelombang di hatimu
Tetapi tenggelam mati suri bertubi-tubi
Aku telah kau campakkan ke kemarau paling rindu
Selaksa hujan tak pernah berhenti meneteskan bulir-bulir kesetiaannya kepada terik
Maka sebagai air, aku memang harus tetap jatuh kepadamu
Meski membawa luka yang paling badai
Pemalang, 24 Juni 2018
Penantian Terkelam
Semenjak detik kepergianmu
Ujung penantian demi penantian terbit dan terbenam
Ada aku yang tegar menunggu kepulanganmu
Dalam runcingnya waktu
Tanpa kepastian tanpa balasan
Sejak hari engkau pergi tanpa kata-kata
Tiada yang tersisa selain penantian terkelam
Namamu sudah kuserahkan pada awan
Namun tetes kecil hujan selalu membawamu kembali
Bayangmu telah kulenyapkan pada malam
Namun ribuan senja tiada letih menjatuhkanmu tepat di mataku
Dalam semesta kecil di dadaku
Tempat kau pernah hijrahi cinta sementara
Masih tersisa sejengkal napasmu disana
Di hamparan kenangan rindu yang terhempas
Pemalang, 03 Juni 2018
Pergi
Seperti senja yang terkikis malam, aku pun akan pergi
Untuk menamatkan rindu
Yang samar-samar pernah kau embuskan
Dalam ketidakpastian
Tenggelam di kemuraman temaram
Kuterka langit lepas terkelupas yang menyeret ingatan
Tentang sunyi yang turun menyergap kita dalam kenangan
Melalui detik-detik yang begitu dingin
Sedingin sentuhanmu, saat melepasku pergi
Pemalang, Desember 2018
Biodata:
Nurul Istiawati, gadis 17 tahun yang hobinya dengerin musik klasik.
Grup FB KCLK
Halaman FB Kami
Pengurus dan kontributor
Mengirim/Menjadi penulis tetap di Loker Kata