Hujan di Ujung Jalan
Hujan di Ujung Jalan
Oleh: Nurul Istiawati
Serumpun kabut pagi meluruhkan bulir demi bulir yang menjamah dedaun dan menjadikannya embun di pucuk rumput
Waktu begitu dingin seperti engkau yang memanggilku di ujung jalan untuk kembali berduka; rindu
Aku akan mengibas hujan
Sebab bukan hanya engkau
Pun matahari merindukanku
Akan kutikam kabut dengan pelangi yang telah ditaubati
Sebab namamu terdengar dalam khutbah hujan yang ditimang malaikat
Dan bila gerimis purnama mengurungmu
Sudah kualamatkan risalah senja pada mentari esok pagi
Pemalang, 06 November 2017
Perempuan Penyulam Hujan
Oleh: Nurul Istiawati
Perempuan itu mengejar hujan
Ditariknya tetes-tetes air dari jantung awan
Diruntuhkannya puluhan rindu yang disembunyikan langit
Lalu dirajut bersama elegi kesengsaraan
Perempuan itu menyulam hujan tanpa menjatuhkan api di matanya
Dia tegar mencipta senyum dalam kepura-puraan
Meski benar ia tahu
Lelakinya takkan kembali menepis dingin dan merengkuhnya dalam peluk
Pemalang, 12 April 2018
Lukisan Takdir
Oleh: Nurul Istiawati
Engkau yang terlukis dalam bulir demi bulir hujan
Dibingkai langit fajar yang mekar dalam lembaran awan
Engkau yang terlukis sebagai prasasti cinta di lauhl mahfudz
Aku tengah mendambamu dalam bingkai Qudrat Iradat-Nya
Tentang kita yang lewati pundak lembah terjal penuh liku
Merintih letih bersama melalui kejamnya kehidupan
Untuk sampai di dermaga bercermin rembulan
Bersamamu aku takkan tumbang
Sebab engkau adalah lukisan takdirku
Dalam bingkai keabadian
Aku tetap mendambamu
Menuturkan cinta dalam aksara
Pemalang, 15 Februari 2018
Semoga Bertemu
Oleh: Nurul Istiawati
Setiap detik yang rontok tipis-tipis menjelma sunyi yang lebat
Kubaca detak sang waktu yang menggigilkan penjuru ruangan
Dan musim bergulir tenggelam lalu mengembun diantara bulu mataku
Aku tengah menantimu pada langit penuh getar dan kabar
Di pucuk kemarau yang jalang terguyuri embun
Kita terpisah diantara kutub, kusebut kutub rindu
Angin meniup helai dedaun bermuncul namamu dan masih kulangitkan harapan kita bertemu di atas jembatan awan-awan kecil yang kusebut kebahagiaan
Harapan begitu menyala selaksa ayat-ayat api yang memecah gelisah
Hei! Aku tengah menantimu
Pemalang, 28 Januari 2018
Tentang Penulis:
Nurul Istiawati, gadis berusia 17 tahun, pecinta musik klasik yang berasal dari Pemalang. Tercatat sebagai pelajar di SMKN 1 Randudongkal. Info lebih lanjut hubungi fb: Nurul Istiya, ig: @nrlistiya05, atau email: nurulistiawati05@gmail.com
Grup FB KCLK
Halaman FB Kami
Pengurus dan kontributor
Mengirim/Menjadi penulis tetap di Loker Kata