Sajak Satu
Oleh : Imas Hanifah N.
Ke Mana Pergi?
ke mana pergi?
bila kekasih sudah tak lagi sudi
membuka hati
ke mana langkah?
bila kaki sudah hilang arah
ke mana tuju?
bila keputusan tak pernah jadi satu
ke mana angan?
bila segala upaya mendadak
hilang harapan
ke mana sepi kan bertaut?
bila susah sungguh,
mendamaikan hati yang marut
ke mana gundah?
bila hati telah lelah
dengan segala petuah
ke mana berserah?
dan tangan-Mu menepis tanyaku
aku tanpa daya ….
Satu Kata
satu kata yang ingin kuucapkan padamu:
maaf
satu kata yang ingin kuungkapkan padamu:
cinta
satu kata yang ingin kuingat darimu:
tawa
satu kata yang ingin kujelaskan padamu:
kesalahan
satu kata yang ingin kulupakan darimu:
putus
Roda
di satu waktu kita terlahir kembali
sebagai dua orang tanpa nama
saling mengenal lewat mata
bersapa, bertegur, menjalin cinta
tapi kehidupan,
seperti kata orang kebanyakan adalah roda
berputar menggelinding
kadang di atas
kadang di bawah
atau bisa pecah di tengah perjalanan
tanpa diduga
Rokok, Kopi, dan Kebingungan
satu, asap mengepul
kita terbatuk
dua, kopi diseduh
kita tak bisa tidur
Senja dan Bualan
kamu tidak mengerti
betapa aku mati-matian memuji
cahaya senja dan kata-kata romantis
di dada para peramu diksi
sementara itu,
padahal aku sangat tahu,
sembilan puluh sembilan persennya adalah kebohongan untukku dan yang lainnya
satu persennya lagi,
adalah ketulusan untuk satu orang
ah, tiba-tiba aku jadi bodoh
maksudku, merasa sangat bodoh
Satu Hari dan Satu Pertanyaan
malam
kenapa kau gelap?
siang
kenapa kau terang?
pagi
kenapa kau dingin?
senja
kenapa kau oranye?
selasa
kenapa kau sepi?
Anak Kecil
aku mau jadi anak kecil
yang tahu hitam itu adalah hitam
putih itu adalah putih
satu adalah satu
dua adalah dua
tidak samar-samar
semuanya pasti
tanpa kepalsuan
Sajak Dengar
Apakah yang sembunyi di antara deru, bising, dan sunyi?
yang memberikan rupa-rupa arti
itu suara semesta
untuk mahluk bernama manusia
berbicara dan berbicara
membuat nyata dan tanya
serta bisik-bisik tanpa dasar
itulah hidup
yang tak semua pertanyaan menemukan jawabannya
tak semua telinga mendengar seruan-seruan baik
Apakah yang sembunyi di antara deru, bising, dan sunyi?
langkah kaki tanpa tuju
sepatu usang di gantungan
baju-baju berserakan
berantakan
dan isak tangis malam-malam
begitulah hidup
yang tak semua pedih bisa dijelaskan
tak semua kemarahan bisa diungkapkan
itulah hidup
telinga mendengar suara
mengartikan
menanggapi
memahami
menyimpannya di laci kepala
untuk kemudian dibicarakan kembali
sebagai sesuatu yang menarik
tak pernah habis
selama kita hidup
kita bukan satu-satunya
karena semuanya hampir sama
Peristiwa
adalah badai menghancurkan
semua pandang berair mata
satu demi satu hilang nyawa
namun kehendak menyemai tenang
laut telah surut
sedia kala
kembali tertata
2019
Imas Hanifah Nurhasanah. Wanita kelahiran 22 tahun silam ini bercita-cita menjadi penulis sejak kecil. Ia juga menyukai jus alpukat, kucing dan kelinci. Ia bisa dihubungi via sosial media di Facebook: Imas Hanifah N atau IG: @hanifah_bidam.
Grup FB KCLK
Halaman FB Kami
Pengurus dan kontributor
Mengirim/Menjadi penulis tetap di Loker Kata