Cinta Segitiga yang Tak Pernah Usai;
Si Doel The Movie
Lutfi Rose
Hai hai … apa kabar semua? Kali ini Saya akan mengajak kalian menggosip film yang cukup legendaris–Si Doel Anak Sekolahan The Movie–yang tayang tahun 2018 lalu. Mengapa membahas film ini menjadi menarik? Karena diakui atau tidak film yang bermula dari sinetron yang ditayangkan di sebuah stasiun televisi swasta ini, seakan mewakili masyarakat indonesia yang beragam. Bahkan tokoh-tokoh dalam film ini memiliki tempat yang cukup dalam dan senantiasa diingat di hati para pemirsa. Bukan hanya bagi kita yang notabene sudah menyaksikan ketika masih berupa sinetron, tetapi juga bagi generasi millenial yang mengenal Si Doel ketika telah difilmkan. Buktinya apa? Anak-anak saya, tetangga-tetangga, juga para rekan kerja menjadikan film ini sebagai topik ghibah saat akan rilis versi movienya. Bukankah hal itu merupakan bukti–kisah anak betawi ini nyampek di hati pemirsa di semua lintas generasi.
Film garapan sutradara kawakan Rano Karno yang juga merupakan pemain utama protagonis ini, dikemas apik dan sesuai jaman sekarang. Si Doel yang sudah tumbuh dewasa dan telah bertransformasi menjadi seorang bapak, tetap bisa menciptakan konflik percintaan yang cukup menguras emosi. Dia yang naif dalam menyikapi berbagai konflik dalam hidupnya membuat pemirsa dilema antara sebal dan simpati. Rano Karno di sini memang juara membuat alur yang melankolis tetapi tetap terasa logis dan masuk akal.
Bagi saya, generasi yang sempat menjadi penikmat sinetron Si Doel Anak Sekolahan, tentu saja menjadi nostalgia dan pelipur rindu pada sosok pemuda yang karismatik ini. Meski pada akhirnya dalam film ini pun dia masih galau dengan pilihan Sarah atau Zainab. Dua perempuan ini seakan tak bisa dilepas dari kehidupan Si Doel.
Terlepas dari kisah yang sebenarnya sangat klise–lelaki yang dihadapkan pada dua pilihan wanita cantik–para pemeran film ini mampu membawakan karakter setiap tokoh dengan penuh penjiwaan. Bukan hanya para tokoh utama tapi juga para pemain pendukung pun menjadi bagian penting dengan karakter yang kuat. Sebut saja Atun dengan tingkah kekanak-kanakannya, Mandra dengan gaya udiknya serta Nyak dengan kebijakannya–meskipun Aminah Cindrakasih, pemeran Nyak, saat ini dalam kondisi sakit–membuat pemirsa tak hendak beranjak dari duduknya.
Sebenarnya kisah segi tiga bukanlah hal baru dalam perfilman. Namun karena tokoh utama perempuan–Sarah dan Zaenab–telah memiliki pendukung fanatik masing-masing, maka ke mana cinta Doel berlabuh menjadi penting untuk diketahui. Tentu saja hal ini sangat disadari oleh sang sutradara dalam mencari pangsa pasar yang tepat.
Kelebihan lain dari film ini adalah kearifan lokal tang kental. Bagaimana si Doel masih tetap menghormati dan menghargai keluarganya meski dia sudah sukses. Budaya betawi juga terasa lekat pada hampir semua adegan dan keseharian tokohnya.
Jika kita bicara tentang Kekurangan film ini mungkin lebih kepada perwatakan tokoh utamanya yang tak mah merubah pendirinnya. Eh! Ini kelebihan apa kekurangan ya? Karena Sarah yang bertahan dengan keegoisannya, Zaenab dengan keluguan dan kenaifannya, serta Si Doel dengan kegalauannya. Sudahlah! Bagian ini subjektif sekali, abaikan saja.
Nah! Pada bagian terakhir saya akan membuat spoiler tentang ending si Doel The Movie. Kenapa harus spoiler? karena bagian ending ini sangat menarik dan mengandung kode keras, Ketika Sarah memeluk Si Doel laku mengatakan, “Ceraikan aku, Doel!” pada saat itulah film berakhir. Bikin penasaran banget kan? Penonton akhirnya masih digantung, dan penasaran. Masalah kembali lagi ke titik nol–siapa yang bakal di pilih si Doel. Ampun deh! Bang Rano memang juara bikin penasaran.
Terakhir. Apakah film ini recomended buat ditonton? Jawabannya, iya! Karena ada banyak nilai sosial yang diselipkan dalam alur ceritanya, kisahnya sederhana dan sangat dekat dengan keseharian kita. Jadi sebelum kalian nonton Si Doel the Movie 2 yang sudah tayang awal bulan Agustus ini, alangkah lebih nonjok jika lebih dulu nonton yang bagian pertama.
So! Watch it fast!(*)
Lutfi Rose, wanita yang lahir di bulan Desember namun tak suka hujan. Tak suka keramaian tetapi takut sendirian.
Bisa ditemui di akunnya: fb @Lutfi Rosidah, Ig @Arifa_Style, wattpad @LutfiRose.
Grup FB KCLK
Halaman FB Kami
Pengurus dan kontributor
Mengirim/Menjadi penulis tetap di Loker Kata