Untuk Diriku, Tersenyumlah!

Untuk Diriku, Tersenyumlah!

Untuk Diriku, Tersenyumlah!
Oleh: Lily Rosella

Untukku,

di masa sekarang atau masa yang akan mendatang.

 

Saat ini, ketika aku menulis, atau nanti, ketika aku membaca ulang surat ini, aku hendak bertanya kepada diriku sendiri.

Apa kau telah belajar banyak dari hidup?

Jika sudah, berarti kau telah dewasa satu-dua tingkatan. Kau sudah tahu bagaimana caranya bersikap dan mengambil keputusan dalam situasi tertentu. Kau juga pasti tahu bahwa kenaifan bukanlah apa-apa selain kau menipu dirimu sendiri dan memenjarakannya dalam kepalsuan. Hanya saja … dalam satu-dua perkara, kau akan berusaha senaif mungkin. Dalam satu-dua perkara, kau akan bertindak menjadi bodoh demi mendapati dirimu baik-baik saja. Hidup itu lucu, bukan?

Tapi, jika belum, maka kau tidak perlu terburu-buru untuk dewasa. Nikmati saja saat ini dengan belajar hal-hal yang perlu kau pelajari. Nanti, hidup perlahan akan memperkenalkanmu pada kedewasaan yang sesungguhnya. Memintamu memikul beban yang lebih berat dari yang kau tahu, membuat napasmu sesak, bahkan kau sering kali ingin menangis dan menyerah.

Tersenyumlah! Ya, untuk diriku sendiri, tersenyumlah!

Di saat-saat sulit, berat, atau tersuram sekalipun, tersenyumlah.

Mungkin keadaan takkan tersulap menjadi lebih baik, namun setidaknya kau tahu, bahwa dalam gelap, kau masih bisa melihat sedikit warna nan cerah. Kau akan merasa bahwa hidup tak melulu tentang hitam dan putih, tidak juga kelabu, ia bisa merah atau biru atau serupa pelangi, yang berwarna-warni dalam satu waktu.

Tersenyumlah, diriku!

Di dunia ini, saat kau mencari seseorang yang tak memiliki beban dan mau menanggung separuh bebanmu, adalah mustahil. Tak akan pernah kau temui seseorang seperti itu. Maksudku, kau tentu mengerti, bukan? Tidak ada orang yang tak memiliki beban. Mereka hanya berbeda saja dalam menyikapi sesuatu atau menggambarkan diri mereka kepada orang lain. Ada yang begitu terang, ada pula yang sangat transparan.

Jadi, karena itu … aku memintamu tersenyum sebab dunia ini keras. Kau perlu mengandalkan dirimu sendiri sebelum menggantungkan sesuatu kepada orang lain. Kau perlu menegaskan kepada dirimu bahwa hidup tak segetir yang kau pikirkan sebelum meminta orang lain untuk memintamu mengubah sudut pandangmu tentang hidup.

Ya, kau perlu. Kau perlu tahu bahwa saat kau tersenyum, setidaknya kau tengah membangun kembali reruntuhan di hatimu sedikit demi sedikit. Kau membangun rasa percayamu. Dan kau juga membangun senyuman di bibir, mata, dan hati seseorang. (*)

 

Jakarta, 4 September 2018

Peluk hangat,

Aku

Lily Rosella, atau biasa disapa Lily. Penulis kelahiran Jakarta yang sedang menggiati dunia menulis, terutama cerpen.

Grup FB KCLK
Halaman FB Kami
Pengurus dan kontributor
Mengirim/Menjadi penulis tetap di Loker Kata