Tugas Prakarya

Tugas Prakarya

Tugas Prakarya
Oleh : F. Hazmi

Besok hari pertama ujian semester di sekolah Ruli. Ujian kali ini adalah ujian kenaikan kelas. Ruli yang duduk di kelas 5 semakin gelisah. Namun, bukan karena menghadapi ujian besok. Ruli tak risau akan hal itu. Sebab, ia selalu belajar setiap hari meskipun tidak ada ulangan atau PR. Mengulang pelajaran di rumah, akan membuat ilmu yang disampaikan guru di sekolah terus diingat. Begitu pesan Bu Guru yang terus diamalkan Ruli.

Sesuatu yang membuat Ruli gelisah adalah tugas prakarya yang diberikan gurunya beberapa hari yang lalu. Tugas itu dikumpul paling lama di hari terakhir ujian sekolah. Itu artinya dalam enam hari ia harus sudah menyelesaikannya. Ruli semakin resah karena nantinya hasil kerajinan tangan itu menjadi nilai ujian prakarya. Sementara hingga hari itu ia belum memutuskan akan membuat prakarya apa.

Hari sabtu semalam, semua teman sekelas Ruli sudah sibuk menentukan prakarya mereka. Bahkan beberapa di lantaranya ada yang sudah selesai mengerjakan. Salah satunya Agus. Teman sebangku Ruli itu dengan bangga berkata bahwa tugasnya akan ia kumpulkan hari senin nanti.

“Memangnya kau buat apaan, Gus?” Deni yang gengsi tapi penasaran bertanya pada Agus dengan nada sedikit mengejek.

“Ah, yang simpel aja. Sapu lidi dari sawit,” jawab Agus santai lalu kembali mengunyah jajanan yang baru dibelinya di kantin.

“Masak tiap tahun itu terus. Dari kelas 1 SD sampe kelas 5 nggak ganti-ganti. Nggak mantaplah.” Deni lalu tertawa setelah berkomentar panjang lebar membuat Agus sedikit kesal. Sementara Ruli ikut tersenyum.

“Biarinlah, dari pada kau belum siap.” Agus menjulurkan lidahnya yang kini berwarna oranye karena bumbu jajanan yang dimakannya.

“Tapi nanti, pasti punyaku jadi yang paling bagus.” Deni berkata dengan penuh percaya diri. Sementara Ruli hanya menyimak obrolan kedua temannya tanpa bersuara sepatah kata pun.

“Sok kali kau! Memangnya kau mau buat apalah?”

“Adalah, rahasia. Pokoknya punyaku beda dari yang lain,” ujar Deni dengan nada bangga.

Ucapan Deni yang terakhir terngiang terus di kepala Ruli hingga hari minggu itu. Ia bertekad juga akan membuat sesuatu yang berbeda dari yang lain dan sebelumnya tidak pernah dibuatnya.

Ruli pun memutuskan keluar rumah duduk di teras mencari angin segar. Barangkali ide itu akan muncul saat ia melihat tempat sekeliling rumah. Sayangnya, lagi-lagi ia disuguhkan oleh pemandangan pohon sawit yang mengelilingi rumah dan hanya ada satu pohon mangga. Ruli menatap pohon mangga itu, lalu beralih ke memandangi langit. Ia berharap ada benda lain yang bisa dibuat keterampilan selain sapu lidi. Namun, daun dengan tulang sejajar itu terus melambai tertiup angin seolah-olah meminta Ruli untuk segera memetiknya. Ruli pun memutuskan untuk kembali masuk lalu belajar untuk ujian besok.

Hari pertama ujian, Ruli mencoba fokus pada soal dan melupakan soal prakarya itu. Setengah jam pelajaran berlalu barulah Ruli bisa sedikit melupakan masalah tugas prakarya. Ia pun berhasil mengerjakan soal ujian dengan baik dan hampir menjawab seluruh soal.

Begitu selesai ujian, Ruli kembali memikirkan kerajinan tangan untuk tugasnya. Mau buat apa? Bahannya dari apa? Belum terpikir juga oleh Ruli. Hingga tak terasa, dua hari lagi batas pengumpulan tugas. Ia pun mulai menyerah memikirkannya sendiri dan berencana akan bertanya pada ayahnya.

“Ayah, kira-kira bikin apa ya yang bagus untuk tugas prakarya nanti?” Ruli menghampiri ayahnya yang sedang menonton televisi.

“Memangnya menurut Ruli bagusnya buat apa?”

Ruli terdiam sejenak. Ia kembali berpikir.

“Nggak tahu, Yah,” jawab Ruli akhirnya.

“Buat sapu?”

“Ah, udah biasa, Yah. Semua teman Ruli buat itu juga.”

Ruli dan ayahnya pun bergeming. Siaran di TV kini menampilkan liputan wartawan berita tentang seorang pengrajin anyaman dari bambu. Di layar kaca tampak aneka hasil kerajinan tangan mulai dari keranjang, tampa, tudung saji, bakul juga ada suvenir. Melihat itu, seketika ide muncul.

“Yah, bagaimana kalau buat anyaman aja?”

“Wah, ide bagus itu. Tapi mesti cari bambunya dulu. Apa sempat besok kita cari? Lagi pula apa kamu tahu cara menganyamnya?”

“Gampang, Yah. Besok Ruli pinjam buku anyaman di perpustakaan sekolah. Tapi bahannya bagaimana ya, Yah?”

Tiba-tiba sebuah ide kembali muncul di kepala Ruli.

“Bagaimana kalau pakai lidi sawit aja, Yah. Kan di sekeliling rumah kita banyak. Gampang lagi mengambilnya.”

“Sepertinya itu ide bagus. Ya sudah, sebentar lagi akan Ayah carikan. Jadi nanti bisa kamu bersihkan dan besok sudah bisa dipakai mengayam.”

“Terima kasih, Ayah.” Senyum Ruli mengembang.

Sorenya, Ayah sudah membawa seikat besar daun sawit. Ruli menyambutnya dengan senyum semringah.  Setelahnya ayah dan anak itu mulai bekerja membersihkan daun dari batang lidi. Tak lama, dari arah dapur, ibu muncul menghampiri mereka di teras.   Di tangannya, ada nampan berisi ubi goreng dan teh manis.

“Wah, semangat sekali. Udah tahu mau buat apa?” tanya ibu Ruli.

“Sudah, Bu. Ruli mau membuat keranjang buah.”

“Wah, bagus itu. Nanti kalau sudah dinilai bawa pulang. ya. Biar Ibu pakai.”

“Oke, Bu.”

Esoknya, sepulang ujian, Ruli menyambangi perpustakaan sekolahnya. Ia mencari buku tentang anyaman. Seingatnya, dulu ia pernah melihat buku itu.  Tak butuh waktu lama, Ruli menemukan buku itu lalu membawanya pulang setelah dicatat oleh petugas perpustakaan.

Sesampainya di rumah, dengan penuh semangat, Ruli mencoba menganyam lidi tersebut. Ternyata, tak semudah seperti di televisi atau dalam buku. Beberapa kali lidinya patah. Ruli tak menyerah, ia terus mencoba. Akhirnya, sebuah keranjang buah cantik berhasil ia buat. Ruli pun bisa tidur nyenyak malam itu.

Esoknya, dengan penuh semangat Ruli berangkat ke sekolah. Sesampainya di sekolah, ia langsung menyerahkan tugasnya kepada guru prakarya. Tugas itu langsung mendapat pujian dari Bu guru. Ruli merasa senang. Usahanya tidak sia-sia.

 

Bandar Setia, 30 Mei 2021

F. Hazmi, seorang perempuan dengan mimpi besar yang sedang merealisasikannya.

Editor : F. Mudjiono

 

Grup FB KCLK
Halaman FB Kami
Pengurus dan kontributor
Mengirim/Menjadi penulis tetap di Loker Kata

 

Leave a Reply