THE WORLD OF THE MARRIED : Sebuah Pelajaran atas Gangguan Mental yang Dialami Para Tokohnya
Oleh : Ardhya Rahma
Judul : The World of the Married
Genre : Romantis
Negara : Korea
Sutradara : Mo Wan Il
Penulis Naskah : Joo Hyun
Rumah Produksi : JTBC Studios
Channel TV : JTBC
Jumlah EpisIode : 16 Episode
Masa Tayang : 27 Maret 2020 — 16 Mei 2020
Jadwal Tayang : Jumat dan Sabtu pukul 22.50 waktu Korea atau 20.55 WIB
Sejak dirilis pada 27 Maret lalu, serial drama The World of the Married telah berhasil memikat para pencinta drama Korea dari berbagai negara, termasuk Indonesia, lewat tema perselingkuhan yang dekat dengan sisi kehidupan banyak orang. Meski menurut saya, drama ini mengangkat sudut pandang yang berbeda dibandingkan kebanyakan drama bertemakan perselingkuhan.
Seperti halnya dalam Doctor Foster, serial drama Inggris menjadi adaptasi dari The World of the Married, sutradara drama Mo Wan Il mengatakan, aksi perselingkuhan bukan satu-satunya tampilan utama dari drama ini.
“Alur cerita aslinya lebih difokuskan pada karakter utama. Sedangkan untuk adaptasi ke drama Korea, kami ingin menggambarkan badai emosi yang mengelilingi karakter utama dan orang-orang di sekitarnya,” jelas Mo Wan Il, seperti dilansir The Korea Herald.
Terbukti, bukan saja tokoh utama yang terkena badai emosi. Para penonton, khususnya netizen +62, juga larut dalam emosi bahkan tersulut untuk mempermalukan serta memaki pemeran Da Kyeong, sang pelakor, lewat medsos.
Kenapa penonton bisa seemosional itu? Apakah mereka tidak memahami bahwa itu semua adalah akting?
Buat saya, itu adalah bukti kepiawaian penulis naskah dalam menuangkan realitas sehari-hari ke dalam ceritanya, salah satunya lewat karakter-karakter yang merupakan orang-orang dengan “masalah kejiwaan”, yang tanpa kita sadari, bisa ada di sekitar kita.
Saya mencatat, setidaknya ada enam karakter yang mengalami gangguan mental.
1. Post-traumatic stress disorder (PTSD)
Ini adalah kondisi kesehatan jiwa yang dipicu oleh peristiwa traumatis yang dialami atau disaksikan langsung.
Gambaran awal Dr. Sun Wo yang sempurna—cantik, kuat dan mandiri—seketika hancur ketika dia mulai terobsesi membalas dendam pada suami yang selingkuh. Pada akhirnya, terkuak bahwa sosok dokter Sun Wo memiliki trauma terpendam saat menyaksikan kecelakaan yang dialami ibunya.
2. Narcissistic personality disorder (Narsistik)
Selalu menganggap dirinya sangat penting dan harus dikagumi, juga merasa bahwa dia memiliki pencapaian yang luar biasa dan lebih baik dari orang lain, membuat Lee Tae Oh tidak terima ketika mantan istri yang dulu memujanya berpaling dari dirinya. Bahkan istri kedua yang lebih muda dan cantik tidaklah cukup, ketika dia menyadari dirinya bukanlah siapa-siapa di hadapan keluarga istrinya.
3. Kleptomania
Dialami oleh Lee Joon Young setelah perceraian kedua orangtuanya, didasarkan oleh perasaan tertekan karena tidak lagi memiliki orangtua yang lengkap. Hal ini diperparah dengan ibunya yang terobsesi untuk membalas dendam, juga ayahnya yang mengganggu kehidupan pribadi ibunya pasca perceraian.
4. Gangguan Kecemasan Umum
Meski terlahir sebagai putri tunggal keluarga kaya, Yeo Da Kyung selalu merasa insecure terhadap sikap Lee Tae Oh, yang kemudian menjadi suaminya.
Gangguan kecemasan yang berlebihan dan berlangsung secara terus-menerus itu semakin menjadi-jadi manakala ia mengetahui suaminya men-stalking mantan istrinya.
5. Stockholm Syndrome
Gangguan mental ini terjadi pada Hyun Seo. Meski selalu mendapat kekerasan dari pacarnya, In Kyu, ia tetap bertahan dengan pacarnya atas dasar cinta. Menurutnya, sang kekasih sesungguhnya orang yang baik, dan ia bisa mengubah sifat jelek kekasihnya tersebut.
6. Obsessive Love Disorder (OLD)
Obsessive Love Disorder (OLD) yang dimiliki Park In Kyu. Gangguan ini membuat seseorang terobsesi untuk memiliki orang yang ia cintai. Saking terobsesinya, ia bisa bertindak kejam dan ekstrem agar orang yang ia cinta tunduk kepadanya. Pas, kan, jika Park In Kyu yang OLD bertemu dengan Hyun Seo yang punya Stockholm Syndrome?
Kepiawaian penulis naskah dalam meracik konflik dari para karakternya yang tidak sempurna membuat drama ini menduduki rating yang tinggi—rating share-nya bahkan mencapai 25%, mengalahkan drama televisi lainnya—sekaligus membuktikan bahwa drama populer tidak mesti memiliki tokoh yang sempurna—cukup dengan kepiawaian para “orang di balik layar” dalam menyampaikan ide cerita agar sampai ke hati penontonnya.
Nah, dari enam karakter dengan gangguan mental ini, manakah yang pernah kamu jumpai di sekitarmu? (*)
Surabaya, 16 Juli 2020
Ardhya Rahma, nama yang ingin ditorehkan dalam setiap buku yang ditulis. Berdarah campuran Jawa dan Kalimantan. Mempunyai hobi membaca dan traveling. Baginya, menulis adalah proses mengikat ilmu dan pengalaman hidup. Berharap mampu menuangkannya dalam buku yang sarat makna bagi pembaca. Tulisan yang lain bisa dijumpai di akun FB Ardhya Rahma.
Editor : Devin Elysia Dhywinanda
Grup FB KCLK
Halaman FB Kami
Pengurus dan kontributor
Mengirim/Menjadi penulis tetap di Loker Kata