The Naked Traveler : Catatan Seorang Backpacker Wanita Indonesia
Oleh: Rosna Deli
Terbaik ke-4 Event Review Buku Loker Kata
Judul buku : The Naked Traveler
Penulis : Trinity
Penerbit : PT Bentang Pustaka
Cetakan kedelapan belas, Mei 2011
Dulu saya pernah berkeinginan menjadi seorang backpacker. Saya begitu terkesan ketika mendengar atau membaca tentang orang-orang yang dengan ranselnya bisa mengelilingi dunia tanpa banyak modal. Betapa serunya mereka menemukan hal-hal baru di tempat baru dengan segala keterbatasan finansial.
Nah, saat keinginan itu tengah mengebu-ngebu saya melihat buku The Naked Traveler: Catatan Seorang Backpacker Wanita Indonesia Mengelilingi Dunia di sebuah toko buku. Dengan membaca belakang bukunya saja saya sudah tertarik. Apalagi dengan foto seorang wanita yang tengah merentangkan tangan di depan sebuah jalan lurus yang sengaja dibuat kabur. Mungkin ini semacam pengandaian bahwa jalan yang akan ditempuh seorang backpacker adalah jalan kebebasan. Dan saat melihat itu saya merasa foto perempuan itu adalah saya.
Trinity, begitulah nama pena dari penulis buku perjalanan menarik ini. Dengan bahasa yang ringan dan terkadang lucu membuat tulisan-tulisannya mudah dipahami. Perempuan asal Jawa Barat itu seolah tengah berbicara dengan kita perihal pengalamannya saat melakukan perjalanan keliling dunia. Dan memang benar, Trinity menguasai setiap jengkal tanah yang dikunjunginya. Karena dia tidak hanya berlibur seminggu dua minggu lalu menuliskan kisah petualangannya tetapi dia melakukan petualangan ini selama setahun lebih.
Trinity telah mengembara ke berbagai tempat di Indonesia serta telah mengunjungi 105 negara di dunia. Wow. Luar biasa, bukan?
Dan serunya, pilihan tempat wisata Trinity adalah tempat-tempat yang jarang dikunjungi oleh para wisatawan yang lain. Seperti negara Andora, negara terkecil di dunia yang berada di antara Spanyol dan Prancis , negara Cyprus, juga berbagai pulau yang jarang dikunjungi wisatawan.
Buku ini adalah buku pertama dari delapan buku dengan judul yang sama. Semua menceritakan tentang sisi-sisi lain berpetualang dengan cara backpacker. Kita akan menemukan banyak hal baru tentang dunia petualangan. Mulai dari berapa baju yang dibawa, ukuran tas yang ideal, peralatan pribadi yang wajib ada juga perihal perizinan antarnegara yang sangat wajib ditaati.
Awalnya Trinity hanya menuliskan pengalamannya di blog pribadinya tetapi karena banyak yang suka dengan gaya menulisnya sehingga pengalamannya itu dibukukan. Dan bayangkan, buku di tangan saya ini merupakan cetakan kedelapan belas dari tahun pertama ia diterbitkan, 2007.
Buku ini terdiri dari tujuh bagian, mulai dari pembahasan mengenai airports, alat transportasi juga beberapa tips yang dikemas dengan bahasa yang ringan.
Membaca lembar per lembar kita dibawa Trinity untuk merasakan apa yang dia alami. Trinity tidak hanya sekadar menceritakan tetapi dia juga mampu membandingkan antara satu airport dengan airport yang lain. Atau antara budaya negara satu dengan negara lainnya. Ada juga hasil pengamatannya tentang laki-laki dari negara mana yang paling ganteng. Ini lucu.
Dan tentu yang paling penting adalah tentang bagaimana Trinity memilih paket hemat selama perjalanan baik dari segi penginapan, tempat makan, tempat hiburan juga alat transportasi.
Yang seru juga adalah ketika penulis membandingkan antara pramugari di tiap-tiap negara. Sama seperti bayangan Trinity, awalnya saya juga membayangkan bahwa semua pramugari atau pramugara adalah orang-orang yang memiliki wajah yang enak untuk dipandang dengan tubuh yang ideal. Namun di belahan dunia lain profesi pramugari bukanlah persoalan tampang belaka.
Di halaman lain, penulis yang mempunyai nama asli Ade Perucha Hutagaol ini pernah mengunjungi Pulau Cubadak, Sumatera Barat. Pulau ini merupakan salah satu kawasan wisata Pulau Mandeh. Trinity sangat terkesan dengan keindahan pulau ini. Air laut yang jernih dengan suasana yang tenang.
Saat membaca kisah perjalanan Trinity ke pulau itu, saya teringat bahwa saya juga pernah mengunjungi kawasan wisata Pulau Mandeh itu. Ada banyak pulau selain Pulau Cubadak yang ada di sana. Pulau Pagang, Pulau Setan, dan beberapa pulau yang lainnya. Namun memang hanya Pulau Cubadak yang sangat private karena pulau ini telah dikelola oleh orang Italia. Sangat disayangkan.
Namun, sebelum menjadi backpacker, Trinity pernah juga ikut tour dengan menggunakan jasa travel. Hal ini dikisahkan juga pada halaman 105 tetapi Trinity kapok. Karena baginya, selain waktunya yang terbatas, belum tentu tempat wisata yang ditetapkan itu menarik baginya.
Perjalanannya dari satu tempat ke tempat lain, dari satu negara ke negara yang lain membawa Trinity pada kesimpulan bahwa seindah-indahnya negara lain lebih indah negeri sendiri.
Dumai, 27 Mei 2024
Rosna deli adalah seorang perempuan penyuka keramaian.
–
Komentar juri, Berry Budiman:
Berbeda dengan review fiksi, pada nonfiksi, pengulas tentu tidak perlu dicemaskan oleh ketidaksengajaan menulis spoiler di dalam ulasannya. Sebaliknya, untuk memikat perhatian pembaca, pengulas perlu lebih spesifik merinci setiap hal menarik yang dimuat di dalam buku tersebut. Pada review ini, pengulas betul-betul berhasil membuat saya penasaran dengan isi buku yang sebenarnya sudah cukup (atau sangat?) terkenal ini. Mulai dari ciri khas Trinity dalam ber-backpacking yang lebih suka mengunjungi tempat-tempat yang kurang diminati (tidak populer), teknik menulisnya, apa saja yang perlu dipersiapkan sebelum bepergian, tips-trik menghemat biaya, mengurus perizinan, hingga pengamatan “lucu” Trinity terhadap beragam hal dari tempat yang ia kunjungi.
Jika saya yang kurang berminat dengan traveling dan bacaan nonfiksi ini berhasil dibuat penasaran, tidak berlebihan untuk menyebut bahwa ulasan ini sudah berhasil menjalankan tugasnya.
Event review buku ini diselenggarakan di grup facebook Komunitas Cerpenis Loker Kata.