The Killing Fields

The Killing Fields

The Killing Fields
Oleh: Karna Jaya Tarigan

Ini adalah sebuah film yang dirilis tahun 1984. The Killing Fields adalah sebuah film besar pada masanya yang memenangkan dua piala Oscar untuk beberapa  kategori: Film Terbaik dan Aktor Pendukung Terbaik. Dibuat berdasarkan biografi “The Death and Life of Faith Pran” yang kemudian dibuatkan adaptasi untuk layar lebarnya oleh Al-Rockoff, skenario dikerjakan oleh Bruce Robinson, dan disutradarai Roland Joffe. Dan uniknya, ini adalah sebuah film buatan Inggris dan termasuk dalam 100 film besar Inggris sepanjang masa, walaupun bercerita tentang seorang jurnalis yang berkebangsaan Amerika Serikat.

The Killing Fields mengisahkan tentang  persahabatan seorang jurnalis asing, Sydney Schanberg yang bertugas di Kamboja, bersama temannya, Dith Pran, seorang jurnalis lokal yang merangkap pemandu sekaligus penerjemahnya. Mereka meliput suasana terakhir kejatuhan kota Pnomh Penh dan pengambilalihan pemerintah  oleh tentara Khmer Merah yang komunis. Sydney Schanberg adalah salah satu jurnalis asing yang masih tersisa dalam gelombang terakhir evakuasi atau penarikan warga sipil Amerika berikut sejumlah pasukan di Kedutaan Besar Amerika Serikat. Ia tanpa sengaja salah memprediksi situasi terakhir, hingga tanpa sengaja menjerumuskan temannya sendiri ke dalam nasib yang buruk. Dith Pran gagal terbang dengan helikopter terakhir yang akan membawanya menuju ke tempat evakuasi berikutnya.

Perjuangan Dith Pran bertahan hidup dari penderitaan kejam tak terlupakan yang dilakukan  rezim komunis Pol-Pot adalah inti dan kekuatan cerita. Ia harus bertahan hidup dan menanggung beban, ditangkap dan dihukum lantaran berteman dengan orang Amerika. Dith Pran kemudian dijebloskan di kamp kerja paksa atau pendidikan ulang yang biadab. Sebuah bahasa halus yang sering digunakan tentara komunis untuk menyiksa atau membunuh para tahanan di dalam sebuah kamp penyiksaan ala Nazi, Jerman. Dan upaya Dith Pran melarikan diri melalui perjalanan yang mendebarkan dan menyayat hati melewati sisa-sisa kerangka  pembantaian keji dan brutal  di Lembah Kematian.

Film ditutup dengan adegan yang sangat dramatis dan mengerikan saat Dith Pran yang terbangun dari pingsan, menemukan dirinya sedang terbaring dan berada di sebuah ladang pembunuhan berlumpur, yang dipenuhi dengan ratusan bangkai manusia di sebuah pagi cerah mencekam.

Secara keseluruhan film ini sangat berhasil membuat keseluruhan adegan dengan sangat baik dan tertata sempurna. Bagaimana suasana keriuhan evakuasi yang menegangkan, juga saat tentara komunis atau Khmer Merah mulai memasuki dan menyerang kota dan suasana muram nan mencekam yang dibangun, betapa kejinya penyiksaan yang dilakukan oleh tentara Khmer Merah, dan betapa tak berharganya nyawa manusia.

Hanya saja endingnya agak sedikit membingungkan bagi penonton awam yang belum pernah membaca novelnya. Saat Dith Pran berdiri, dua pesawat tempur berlambang bintang merah terbang rendah di atas kepalanya dan ia tidak menghiraukan sama sekali, bahkan bersembunyi. Bagi orang-orang awam ini akan menjadi sebuah pertanyaan. Dirth Pran berhasil lolos dan melarikan diri karena kebetulan juga ditunjang nasib baik. Pada saat itu Tentara Pembebasan Vietnam yang notabene berideologi komunis sedang menyerang tentara Khmer Merah Pol-Pot yang di anggap begitu kejam.

Yang membuat film ini disarankan untuk ditonton, The Killing Fields adalah sebuah film tentang kemanusiaan yang mengambil latar Asia Tenggara. Lebih dari satu juta jiwa rakyat Kamboja yang terbunuh dalam sebuah genosida atau pembunuhan massal, dan hampir dua juta manusia lainnya mati akibat kelaparan, kesengsaraan yang diakibatkan oleh perang.

Ironisnya sembilan tahun sebelumnya, pasca tahun 1965, kita juga pernah mengalami tragedi serupa. Entah berapa banyak orang yang dikirim menuju kamp konsentrasi, atau dilemparkan ke dalam sungai dalam keadaan mati, atau ditembak dan dikubur dalam lubang-lubang kematian tak bertanda. Dan tak ada yang pernah berani menghitungnya, entah ratusan, ribuan, atau jutaan. Sejarah bangsa ini sama kelamnya dengan bangsa lain di Asia Tenggara.

Sekali lagi The Killing Fields adalah sebuah film tentang tragedi kemanusiaan yang dimulai dari  sebuah pandangan politik yang mengesampingkan  tujuan awal paham komunisme: membagi kesejahteraan untuk semua. Bukan untuk berbagi teror ke semua orang. Bagi Anda yang menyukai film klasik yang bertemakan sekitar perang seperti Apocalypse Now, Heaven and Earth, The Platoon, Saving Private Ryan, maka The Killing Fields wajib ditonton dan layak menerima bintang empat. [*]

 

Karna Jaya Tarigan, seorang Penulis pemula yang terdampar di Facebook untuk berkarya.

Grup FB KCLK
Halaman FB Kami
Pengurus dan kontributor
Mengirim/Menjadi penulis tetap di Loker Kata

Leave a Reply