Tanda Baca (Part 1)
Oleh : Lutfi Rose
Dalam Wikipedia, tanda baca adalah simbol yang tidak berhubungan dengan fonem—suara—atau kata dan frasa pada suatu bahasa, melainkan simbol yang berperan untuk menunjukkan struktur dan organisasi suatu tulisan, dan juga intonasi serta jeda yang dapat diamati sewaktu membaca.
Pada dasarnya tanda baca itu terus berkembang sesuai dengan perbedaan antarbahasa, lokasi dan waktu. Karena itu, kali ini saya akan bahas dalam lingkup yang terbatas mengenai tanda baca dalam Bahasa Indonesia.
Pemakaian tanda baca sekilas seperti sepele, akan tetapi penggunaan tanda baca yang kurang tepat bisa mengakibatkan perubahan makna dari sebuah kalimat. Karena itu sangat penting—sebagai penulis—mengetahui fungsi suatu tanda baca dengan benar dan tepat.
Adapun beberapa tanda baca yang sering kita gunakan dalam penulisan adalah sebagai berikut:
1. Tanda Titik (.)
Tanda baca ini sangat sering dan selalu kita jumpai pada setiap penulisan kalimat. Tanda titik digunakan sebagai penanda berakhirnya sebuah kalimat. Hal yang harus diingat dalam penulisan kalimat adalah setelah tanda titik harus diberi spasi dan dimulai lagi dengan huruf kapital. Inilah yang sering dilupakan oleh penulis.
Selain fungsi dasar tersebut tanda titik juga digunakan dalam beberapa penulisan lain, di antaranya:
• Digunakan untuk mengakhiri singkatan yang tidak resmi, misal: hlm. yang merupakan singkatan dari halaman, a.n. yang merupakan singkatan dari atas nama, dan seterusnya.
• Dipakai dalam membatasi singkatan pada gelar sarjana dan bidang lain yang dimilikinya. Contoh: S.Pd yaitu Sarjana Pendidikan, S.Hum yaitu Sarjana Hukum, dan sebagainya.
• Dipakai dalam prnulisan huruf atau angka dalam penanda poin dalam laporan atau tabel. Contoh: 1., 2., dan seterusnya.
• Dalam penulisan daftar pustaka sebagai pembatas antara keterangan satu dengan yang lain. Contoh: Jayatarigan, Karna. 2020. Surat Seorang Tapol. Bogor: Lokit Publisher.
Catatan penting: tanda titik tidak digunakan pada judul, nama pengirim dan penerima dalam surat.
2. Tanda Koma (,)
Tanda koma berfungsi sebagai penjedah sesaat dalam kalimat. Setelah tanda koma, biasanya masih satu rangkaian kalimat dari kalimat sebelumnya, karena itu beri jeda spasi setelah tanda koma dan dilanjutkan dengan huruf kecil.
Tanda koma memiliki beberapa fungsi, antara lain:
• Menjadi perinci dalam kalimat yang memiliki subjek lebih dari dua. Pemakaian selalu berada di akhir kata yang dirincikan dan untuk kata terakhir letak komah berada sebelum “dan” maupun “atau” atau kata hubung yang lainnya.
Contoh: Evamuzy membeli apel, jeruk, mangga, dan beberapa buah lain di pasar Senin.
• Menjadi pemisah anak kalimat yang mendahului induk.
Contoh: Karena mulut dan bibirnya sakit, Lily tak mau bicara banyak hari ini.
• Menjadi pemisah antara petikan langsung dengan kalimat utama. Jika petikan berada di belakang pengujar, tanda koma diletakkan sebelum petikan langsung. Jika petikan langsung mendahului pengujar, maka tanda komah diletakkan di akhir petikan, sebelum tanda kutip.
Contoh:
Melihat Anna tak menyentuh makanannya, Ayah berkata, “Besok Ayah akan meminta Ibu berhenti masak, Dek.”
“Kamu tak seharusnya menceritakan segala keburukan suamimu, Dyah,” ucap mertuanya.
3. Tanda Tanya
Tanda tanya adalah tanda baca yang digunakan pada akhir sebuah kaliamat tanya atau yang membutuhkan jawaban setelahnya, baik yang diawali dengan kata tanya maupun tidak.
Contoh:
• Apakah kamu sudah bertemu dengan Bu Rahma hari ini?
• Dua buku agenda dengan warna berbeda, punyamu, kah?
4. Tanda Seru
Tanda seru digunakan pada kalimat yang membutuhkan penekanan, antara lain:
• Kalimat perintah atau larangan
Contoh:
Kabari aku segera!
Jangan pernah temui aku lagi!
• Kalimat seru
Kalimat seru adalah kalimat yang mengungkapkan sebuah rasa yang sangat dalam.
Contoh:
Wow!
Ah!
5. Tanda Titik Dua
Tanda baca titik dua jarang digunakan pada tulisan sehari-hari. Akan tetapi, tanda baca ini sangat penting dalam penyusunan karya tulis. Adapun fungsinya adalah:
• Memberi batas antara sebuah keterangan dan rinciannya.
Contoh:
Di kelas Lokit didominasi beberapa peserta single, antara lain: Eva, Devin, Lily, Wahyu, dan Erlyna.
• Dipakai dalam naskah dialog pada naskah drama sebagai batas antara pengujar dan kalimat yang diucapkan.
Contoh:
Devin: “Jangan pernah lakukan itu!”
Mega: “Apa urusanmu? Kamu hanya anak kemarin sore, sok mengguruiku.”
• Sebagai batas antara penerbit dan kota terbit dalam daftar pustaka.
Contoh:
Malang: Lokit Publisher
• Dipakai sebagai pembatas keterangan dari tulisan yang bersifat resmi.
Contoh:
Catatan: Info lebih lanjut bisa hubungi admin.
Itulah lima tanda baca yang sangat akrab dengan keseharian kita. Masih ada lima tanda baca lain yang juga sering kita temui. Saya akan bahas pada artikel tanda baca part dua.
Semua yang saya sampaikan diambil dari beberapa sumber yang saya rangkum dan beberapa pengalaman pribadi dalam proses belajar. Semoga bermanfaat. (*)
Lutfi Rose, seorang ibu yang tak akan pernah berhenti belajar.
Grup FB KCLK
Halaman FB Kami
Pengurus dan kontributor
Mengirim/Menjadi penulis tetap di Loker Kata.