“Dia sudah tidur.” Suamiku merangkul bahuku, mengajakku kembali ke kamar kami. Sepanjang jalan menuju kamar, aku memegang erat ujung bajunya seraya menghapus sisa-sisa air mataku
Tag: cerpen bersambung
Aku Bulan dan Kau Awan
Sekalipun aku tidak pernah benar-benar melihat bulan, sampai malam ini aku tidak punya pilihan lain kecuali menatapnya lekat-lekat. Saat purnama, ia benar bulat ternyata—seperti yang
Diceritakan Angin: Tentang Kota yang Hancur
Diceritakan angin: Jam di kamarnya terus berdetik, jantungnya terus berdetak. Malam makin larut, orang-orang mulai menyelimuti dirinya masing-masing. Namun ia masih di beranda itu, sendirian