Sexy Killer : Elegi di Sebuah Negeri
Oleh : Mila Athar
Entah kenapa tiba-tiba penasaran memilih film ini. Mungkin masih ingat, film ini sempat ramai diperbincangkan sebelum hajat besar Pemilu 2019 April kemarin. Sekilas, hasil membaca komen sana sini tentang film ini adalah, orang akan memilih GOLPUT setelah menonton film Sexy Killer ini. Saya sempat mengerutkan kening, heran mengapa bisa begitu. Mungkin berawal dari situlah rasa saya penasaran ingin menonton fim dokumenter ini.
Awal mendengar judulnya, saya salah sangka. Saya kira film ini tentang perempuan seksi yang suka membunuh. Ternyata saya salah besar. Seperti ulasannya, film ini adalah sebuah film dokumenter yang membahas tentang lika-liku negeri Indonesia tercinta. Lika-liku tentang apa?
Wait and see, diulasannya nanti sampai habis.
Adegan dibuka dengan sepasang sejoli yang sedang bermesraan di sebuah kamar hotel. Jangan mikir ngeres, adegannya Insyaallah lumayan aman. Lalu, tanpa dinyana muncul angka-angka ketika sepasang sejoli ini menggunakan peralatan-peralatan dari listrik. Mulai dari kulkas, hair dryer, laptop, dan lain sebagainya. Disebutkan berapa daya listrik yang digunakan sejoli tersebut, lalu muncul pertanyaan, bagaimana sebuah listrik bisa dihasilkan.
Adegan kemudian beralih ke dalam sebuah area pertambangan yang sangat luas. Area pertambangan yang berada di pulau Kalimantan. Pertambangan batu bara yang menakjubkan namun membuat miris. Karena kita bisa tahu pertambangan-pertambangan tersebut menciptakan sebuah elegi. Satu diuntungkan dan satunya lagi dirugikan. Di balik kemakmuran menyimpan kenestapaan. Ada yang sejahtera, ada yang sengsara.
Bagaimana tidak, ternyata dari hasil pertambangan di pulau Kalimantan menyimpan lubang besar yang merusak alam. Bahkan bekas lubang tersebut menelan nyawa manusia. Lebih parah lagi, pemukiman penduduk semakin tergusur karena area pertambangan yang semakin luas. Batu bara ini akan digunakan PLTU-PLTU untuk memenuhi kebutuhan listrik di Indonesia.
Lebih parah lagi, ternyata akibat dari pemenuhan kebutuhan batu bara mencemari dan merusak laut. Kapal-kapal yang mengangkut barang tambang ini ternyata juga merusak ekosistem laut. Hal itu terjadi pada pulau Karimun Jawa. Menurut salah seorang nelayan, ekosistem laut mulai rusak ketika jangkar kapal yang diletakkan sembarangan. Akibatnya, para nelayan susah untuk mencari ikan.
Dan pahitnya, akibat dari pasokan batu bara untuk kebutuhan PLTU tidak hanya itu, masih banyak hal-hal memprihatinkan lainnya di beberapa wilayah Indonesia karena adanya PLTU. Kamu bisa memperoleh beberapa informasi menakjubkan yang jarang dibahas ketika menyaksikan film ini.
Lebih menarik lagi, dalam film ini juga dibahas siapa saja para pengusaha yang terlibat dalam kepemilikan PLTU tersebut. Akan ditemukan banyak nama yang ternyata begitu familiar di tengah-tengah kita. Ini ada hubungannya dengan GOLPUT ketika pemilu kemarin. Bikin penasaran, ‘kan?
Film Sexy Killer mengandung unsur pengetahuan dan pendidikan yang sangat bagus. Seharusnya film semacam ini tidak hanya sebatas menjadi film dokumenter. Tayangan seperti ini harusnya bisa masuk ke kancah film nasional yang bisa disaksikan lewat layar lebar. Tujuaannya tentu saja agar masyarakat di Indonesia semakin teredukasi dan tercerahkan. Semakin mencintai bumi pertiwi dan menjaga alam dengan sebaik-baiknya.
Film edukatif ini juga cocok dipertontonkan di sekolah-sekolah agar para generasi muda semakin luas wawasannya. Karena film ini dibuat dengan tujuan bukan untuk mencari keuntungan semata. Tetapi untuk mencerahkan, memberikan wawasan, dan mencari solusi untuk tanah air tercinta.
Pesan dari film ini menurut pendapat pribadi saya adalah mari menghemat listrik. Karena sekecil apa pun listrik yang kita gunakan mengorbankan berjuta tenaga alam dan pengorbanan dari orang lain yang tidak pernah kita tahu.
Hal lain yang harusnya menjadi perhatian setelah menyaksikan film ini adalah seharusnya kita bersama-sama pemerintah bisa mulai mencari alternatif lain untuk menciptakan sumber listrik. So, mari hargai listrik di rumah-rumah kita. Demi Indonesia yang lebih baik.(*)
Klt, 7 Juli 2019
Mila Athar. Hanya seorang gadis biasa yang mencoba belajar beraksara yang terserak di semesta.
Grup FB KCLK
Halaman FB Kami
Pengurus dan kontributor
Mengirim/Menjadi penulis tetap di Loker Kata