Semut dan Ulat : Tentang Perspektif dan Evolusi Pikiran

Semut dan Ulat : Tentang Perspektif dan Evolusi Pikiran

Semut dan Ulat : Tentang Perspektif dan Evolusi Pikiran

Oleh : Vianda Alshafaq

 

Judul : Semut dan Ulat (dalam Happiness Inside)

Pengarang : Gobind Vashdev

Penyunting : Edy Sembodo

Penyelaras Aksara : Nuning Zuni Astuti

Desain Sampul : Iggrafix

Desain Isi : Elcreative

Digitalisasi : Elliza Titin Gumalasari

Penerbit : Noura Books (PT. Mizan Publika)

ISBN : 978-602-9498-64-6

 

Gobind Vashdev, seorang heartworker yang sangat tertarik pada pelajaran yang bersifat informal. Laki-laki yang menghabiskan masa kecil dan remajanya di Surabaya itu menganggap bahwa kehidupan ini harus dijalani dengan berbagi sebanyak-banyaknya sebelum meninggalkan dunia. Tahun 2012, Gobind menerbitkan Happiness Inside yang di dalamnya terdapat sebuah bagian berjudul Semut dan Ulat melalui Penerbit Noura Books. 

Awalnya saya kira ini adalah sebuah cerpen atau sebuah karya fiksi. Tetapi, dugaan saya salah. Di awal buku ini telah dinyatakan bahwa Happines Inside adalah sekumpulan artikel yang ditulis oleh Gobind Vashdev. Seperti yang saya sebut sebelumnya, salah satu—dan tentu merupakan bagian yang akan saya ulas—bagiannya adalah Semut dan Ulat.

Semut dan Ulat, dibuka dengan menu sarapan Gobind berupa buah campur. Lalu, di buah itu muncul seekor ulat. Lalu menyusul seekor lainnya. Jika biasanya orang-orang akan merasa jijik dan tidak akan lanjut memakan buah itu, Gobind melakukan hal yang lain. Baginya, mereka adalah makhluk dari pencipta yang sama dan sama-sama sedang mengambil energi dari buah tersebut. 

Di lain kesempatan, ketika ia baru pindah ke Ubud, kamarnya sering dikerumuni semut. Awalnya Gobind merasa jengkel. Namun, suatu ketika terjadi pergumulan antara dia dan bagian lain dari dirinya sehingga ia mulai berpikir dari sisi lain. 

Saya merasa sangat beruntung ketika saya membaca artikel ini. Ini bukan artikel biasa yang membosankan untuk dibaca. Namun, lebih dari itu, tulisan ini merupakan harta karun yang mampu membuat pembacanya memandang sesuatu dengan cara pandang yang lain. Dari artikel ini, saya bisa memahami bagaimana cara membuat kehidupan menjadi lebih damai dan menyenangkan.

Ada bagian yang paling menyentil menurut saya dalam artikel ini, “Bukan kejadian yang mengubah seseorang, tetapi orang tersebut yang mengubah dirinya sendiri dengan mengambil pelajaran dari kejadian itu.”

Sebelum membaca artikel ini, saya lebih sering mendengar penyataan yang kurang lebih seperti ini: masalah akan membuatmu berpikir lebih dewasa dan membuatmu paham bagaimana kehidupan ini berjalan. Kalimat itu sering saya dengar dari beberapa orang teman atau orang-orang yang saya rasa cukup penting dalam kehidupan saya. Namun, setelah membaca artikel ini, saya merasa semua itu tidak sepenuhnya betul. Seperti kata Gobind, yang merubah seseorang adalah dirinya sendiri, bukan sebuah peristiwa yang terjadi. 

Buku ini—khususnya artikel Semut dan Ulat yang sedang saya bahas—cocok dibaca oleh siapa saja. Jika kamu seorang penulis yang ingin menemukan cara pikir agar mendapatkan ide-ide luar biasa atau ingin berpikir dengan cara out of the box, buku ini akan membantumu untuk menemukan jalan itu. Jika kamu seorang penyuka tulisan motivasi, pun buku ini juga sangat menarik. Atau, jika kamu adalah seseorang yang sedang tak bergairah untuk hidup, bacalah buku ini saat tenang dan dalam keadaan senyap, percayalah kamu akan menemukan kekuatan untuk tetap berjalan dengan kepala tegak di dunia yang penuh kepalsuan ini. 

Buku ini ditulis dengan bahasa yang sederhana, tetapi di baliknya tersimpan semangat-semangat yang akan menghidupkan kebahagiaan setelah kesedihan atau keputus-asaan. It’s really recommended.

Untuk kekurangan, saya merasa tidak cukup berkompeten untuk mengulas artikel ini. Namun, satu-satunya—tidak yakin sekali untuk menyebutnya kekurangan, mungkin ini sebagai permintaan?—yang bisa saya ungkapkan adalah artikel ini terlalu singkat untuk nilai dan pesan sebesar itu, sehingga ketika saya baru saja merasakan apa yang disampaikan Gobind, saya dipaksa untuk bertemu dengan tanda titik. 

Selamat bertualang dalam pikiran Gobind! (*)

Stars : 4,5/5

 

Vianda Alshafaq, anggota Kelas Menulis Loker Kata yang menyukai segala hal berbau cokelat.

Editor : Devin Elysia Dhywinanda

 

Grup FB KCLK

Halaman FB Kami

Pengurus dan kontributor

Mengirim/Menjadi penulis tetap di Loker Kata

Leave a Reply