Sebuah Nasihat untuk Hamba Dunia

Sebuah Nasihat untuk Hamba Dunia

Sebuah Nasihat untuk Hamba Dunia
Oleh : Mila Athar

“Sesibuk-sibuknya engkau dengan dunia, pada akhirnya akhirat adalah muaranya. Tinggalkan apa yang sedang dikerjakan, begegaslah memenuhi panggilan. Jangan letakkan dunia di hati, tapi cukup letakkan dunia di tangan.”

Sebuah nasihat mendalam yang pernah saya dengar dari seorang ustaz dan perlu menjadi renungan kita bersama. Kadang kala, kita terlalu sibuk dengan dunia. Sibuk memenuhi nafsu dunia hingga kita lalai pada akhirat. Padahal sejatinya hidup kita di dunia ini hanya sementara.

Dunia dengan segala pesonanya membuat kita lalai. Sibuk menumpuk harta, sibuk mengejar jabatan, bermaksiat tanpa mengenal malu, sibuk bersenang-senang dengan hal-hal yang merugikan diri sendiri.

Padahal ada misi khusus yang diberikan Allah kepada kita di dunia. Yakni untuk beribadah kepadaNya. Ibadah yang tidak hanya berupa salat, puasa, zakat, atau haji. Namun segala aktivitas yang kita lakukan di dunia ini hendaknya kita niatkan untuk beribadah. Kita belajar, niatkan untuk ibadah. Kita mencari nafkah, niatkan untuk ibadah. Kita berkumpul dengan teman-teman niatkan untuk ibadah. Sampai kita tidur, niatkan untuk ibadah. Semua diniatkan untuk ibadah. Maka segalanya akan begitu indah.

Ada hal menarik lainnya dari pesan diatas. Yakni meletakkan dunia di tangan bukan di hati. Berbahaya sekali ketika dunia ada di dalam hati kita. Maka yang ada hanya rasa kurang, kurang, dan kurang. Ketika kita telah mereguk dunia maka yang ada hanya ada rasa dahaga yang tak berkesudahan. Maka pantas saja, ketika kita mengejar dunia, tidak akan pernah ada habisnya. Misalkan saja, ketika kita punya sepeda, kita ingin memiliki sepeda motor, sepeda motor sudah punya, kita ingin mobil. Sudah punya mobil, kita ingin mobil yang bagus. Sudah punya yang bagus ingin yang paling bagus. Tidak akan pernah ada habisnya.

Pada akhirnya kita akan menjadi budak dunia. Berbeda soal ketika kita meletakkan dunia di tangan. Kita akan dengan mudah melepasnya. Mungkin sekarang hanya memiliki sepeda kita bersyukur, ditambah diberi nikmat sepeda motor kita tidak kufur nikmat. Dan pada saatnya kita tidak memiliki semuanyapun kita tetap bersyukur. Ikhlas menerima segala yang ditetapkan. Mudah menerima dan mudah melepasnya. Tidak gila akan berbagai hal yang ada di dunia.

Lantas apa yang harus kita lakukan apabila kita sudah terlanjur menjadi budak dunia? Apakah ada jalan untuk kembali? Jawabannya ada. Berikut ini ada beberapa hal yang bisa kita lakukan agar kita tidak menjadi budak dunia.

  1. Dzikrul maut atau senantiasa mengingat mati
    Saat kita sudah mulai lalai akan akhirat. Perbanyaklah mengingat kematian. Mengingat mati, membuat kita meredam hawa nafsu kita terhadap dunia. Harta tidak dibawa mati, ini paling tidak menjadi rem agar kita tidak sibuk mengejar dunia.
  2. Senatiasa bersyukur atau merasa cukup dengan apa yang kita miliki
    Orang yang senantiasa bersyukur adalah orang yang hidupnya tenteram. Ia senantiasa ridho dengan ketetapan Allah. Tidak silau dengan dunia. Ketika dalam hati kita ada rasa syukur terhadap apa yang kita miliki di dunia maka segalanya akan terasa cukup. Sebaliknya apabila kita kufur nikmat, maka segala apa yang kita miliki akan terasa kurang.
  3. Perbanyak teman-teman sholih
    Ada sebuah perumpamaan, apabila berteman dengan penjual daging kita akan ketularan amisnya, berteman dengan penjual minyak wangi kita akan ketularan wanginya. Akhirat kita salah satunya tergantung dengan siapa kita berteman. Jika teman-teman kita adalah orang yang hedonis, sibuk mengejar dunia maka jangan heran jika kita juga seperti itu. Sebaliknya, jika teman-teman kita baik maka mereka akan senantiasa mengingatkan ketika kita mulai disibukkan dengan aktivitas dunia yang kurang bermanfaat.
  4. Banyak bersedekah
    Sedekah adalah amalan mujarab untuk segala hal. Sedang gundah, sedekah. Sedang bahagia, sedekah. Sedang ditimpa musibah, sedekah. Orang yang gemar sedekah pada dasarnya termasuk orang yang cinta akhirat. Selalu mementingkan akhirat daripada dunia. Harta diinfestaikan sebagai tabungan akhirat. Karena itulah harta kita sebenarnya. Ia tak silau untuk mempergunakan hartanya untuk kesia-siaan dunia.
  5. Memperbanyak doa
    Doa adalah komunikasi atau percakapan penting kita dengan Allah. Jika kita sering bercakap denganNya, maka kedekatan kita dengan Allah akan semakin bagus. Dekat dengan Allah, membuat kita tidak silau dunia. Segala sesuatu kita lakukan untuk memperoleh ridhoNya. Muaranya hanya murni ingin berjumpa dengan RabbNya di akhirat kelak. Maka baginya dunia, hanyalah tempat tinggal sementara.

Lima hal tersebut mudah-mudahan membantu agar kita tidak menjadi budak dunia. Semoga kita terhindar dari silaunya dunia. Dunia ibarat tempat bermain yang melenakan, maka bagaimana caranya kita tetap bisa dalam koridorNya. Mudah-mudahan memberikan manfaat dan pengingat bagi kita bersama.(*)

 

Mila Athar. Hanya seorang gadis biasa yang mencoba belajar beraksara yang terserak di semesta.

Grup FB KCLK
Halaman FB Kami
Pengurus dan kontributor
Mengirim/Menjadi penulis tetap di Loker Kata

 

 

Leave a Reply