Sajak Kematian

Sajak Kematian

Sajak Kematian

Takdir di jalan dingin
Terlilit akar kehidupan
Gelak gagak
Menepi

Berlari
Mengejar matahari
Berkilah tentang keberadaan
Menerobos paksa denting kefanaan

Berteriak orang lalu lalang
Bersajak deru kendaraan
Habis isyarat
Sekarat

Mati
Menatap diri
Bersimbah noda abadi
Menyesal tak berlaku lagi

Jakarta,  12 Maret 2018

Elegi Malam Berduri

Sajak kelam di jalan
Mengais receh dengan berjualan
Menjajak laknat para penghuni langit
Durjana
Hitam
Para hidung belang
Bermodal uang haram

Palsu memang
Hilang akal
Harga dibuang
Bergelimang nafsu setan
Kurcaci pencari kuaci

Desah
Rintih
Menyeruak
Tenggelam
Menggeliat
Abu di perapian

Jakarta, 3 Maret 2018

Lucunya Negeri Kita

Halal haram bukan perkara
Uang di berangkas dirauk malaikat
Bertanduk, bersayap

Jejali saja uang logam
Maka para pincang akan berlari kencang
Sondorkan saja nampan air comberan
Maka para buta akan mengendus segeraLucunya negeri ini

Norma di kaki para petinggi
Melolong para jelata
Menjerit penjaga harta

Rekayasa
Kelabu
Retak dunia
Panggung sandiwara

Jakarta, 4 Maret 2018

Remah Rasa

Baju usang di badan
Bocah penunggu jalan
Menatap iba
Meminta

Datang
Berlalu senggang
Menatap kerumunan uang
Mengais remah orang kaya

Bertutur ala rakyat jelata
Mengharap lauk sisa
Jejek nestapa
Terbuang

Pulang
Terjepit nasib
Syair dari parit
Kepada perut-perut kerontang terlilit

Jakarta, 13 Maret 2018

Pelipur Lebur

Dari balik ruang peraduan insan-insan menjamah rekah
Memungut puing-puing resah nan terserak pasrah
Mengiba pada surya di atas kepala
Merebus kelam dalam rendaman keringat berkarat

Hanya untuk menata surga manusia menggali liang lahat
Menumpuk harta, tahta, dan segala puja-puji yang tak berguna
Menyibak waktu hingga terlena di ujung senja; tak tersentuh sajadah
Berkilah tentang kebenaran berkulit kemunafikan

Rapuhlah nurani ditelan pekat bersajak
Saat daun jatuh malah diinjak dan remuk bersyarat
Diterjang gelombang peradaban yang biadab
Sejengkal remuk akal-akal sehat demi merajut kepulan asap

Namun kini apalah guna mulut-mulut para penjilat, pemain muslihat
Redam suara di lubang pengadilan Tuhan bersama cambuk kebinasaan
Dalam denting yang tak jua terkikis lepas; menunggu gerah bersama arwah
Hingga sadar bahwa jenaka tak berlaku di singgasana Pencipta

Jakarta, 13 Maret 2018

Grup FB KCLK
Halaman FB kami
Pengurus dan kontributor
Cara mengirim tulisan
Menjadi penulis tetap di Loker Kita

Leave a Reply