Review Film Hangout-nya Raditya Dika

Review Film Hangout-nya Raditya Dika

Review Film Hangout-nya Raditya Dika

Oleh : Imas Hanifah N.

Pada Desember tahun 2016 lalu, Raditya Dika resmi mengeluarkan sebuah film dengan genre thriller dibalut bumbu komedi.

Jika sebelumnya film-film Raditnya Dika selalu diambil dari novel, misalnya Kambing Jantan, Cinta Brontosaurus, film ini tidak.

Raditya Dika menggandeng deretan artis terkenal untuk ikut serta dalam film ini. Ada Mathias Muchus, Bayu Skak, Soleh Solihun, Gading Marten, Surya Saputra, Dinda Kanya Dewi, Titi Kamal dan Prilly Latuconsina. Mereka berperan dengan nama mereka sendiri. Status mereka di dalam film Hangout juga sebagai artis.

Cerita film ini bermula dari sebuah undangan dari seseorang kepada beberapa artis, termasuk Raditya Dika. Undangan itu berisi undangan untuk pergi ke sebuah pulau tak berpenghuni.

Mereka berpikir bahwa undangan tersebut adalah sebuah meeting demi membuat proyek acara atau film. Kesembilan artis yang diundang kemudian mulai menelusuri rumah yang diduga adalah rumahnya Toni P. Sancalu, orang yang mengundang mereka.

Awalnya, mereka sangat antusias. Mereka membayangkan bahwa sebuah proyek besar yang sangat menguntungkan akan segera terlaksana. Iming-iming uang serta popularitas membuat mereka menjadi begitu bersemangat.

Akan tetapi, semuanya berubah ketika di malam itu, makan malam dihidangkan tanpa sepengetahuan mereka. Om Muchus yang diperankan oleh Mathias Muchus sendiri meninggal tiba-tiba setelah memakan makanan yang dihidangkan secara misterius itu.

Delapan orang yang masih hidup tentu saja merasa kaget. Mereka kebingungan dengan apa yang terjadi dan mulai menebak-nebak tentang skenario apa yang sesungguhnya sedang dibuat. Apakah mereka dijebak?

Meksipun suasana jadi sedikit mengerikan, tapi tetap saja mereka menampilkan banyak kelucuan, sehingga yang awalnya penonton mungkin alih-alih merasa takut, justru dibuat tertawa. Tertawa yang miris. Bagaimana tidak, kelakuan stand up comedian, Soleh Solihun yang mengecek nadi dengan menggenggam tangan Om Muchus layaknya menggenggam tangan seorang kekasih, atau Bayu Skak yang terus sibuk dengan vlog-nya.

Ketakuan mereka semakin bertambah ketika orang-orang yang tersisa memutuskan untuk keluar dari rumah tersebut. Apalagi perseteruan antara Soleh Solihun dan Raditya Dika yang didalangi oleh kejadian masa lalu membuat mereka jadi terpecah-belah.

Mereka semua berlarian ke luar dan memasuki hutan. Akan tetapi, beberapa saat kemudian, salah satu dari mereka kembali menjadi korban.

Hal itu membuat mereka semakin ketar-ketir. Tidak ada cara lain, mereka memutuskan untuk kembali ke rumah. Mayat Om Muchus disimpan di dalam gudang.

Keesokan harinya, mereka pergi berkelompok demi mencari makanan dan air minum. Karena ternyata tak ada makanan yang disiapkan seperti malam sebelumnya.

Tanpa mereka duga, saat usaha mencari makanan itu berlangsung, dua orang harus kembali menjadi korban. Semakin paniklah mereka yang tersisa. Di hutan tersebut banyak sekali jebakan.

Lima orang kembali ke rumah dan memutar otak. Mencoba mencari tahu apa yang sebenarnya sedang terjadi. Selain itu, Surya Saputra bertingkah aneh. Ia sering melamun, bicara sendiri, dan berteriak tidak jelas.

Hal itu membuat empat orang lainnya jadi menaruh curiga. Apalagi, diam-diam di suatu malam, Surya Saputra pergi keluar tanpa sepengetahuan mereka.

Akan tetapi, kecurigaan mereka tidak kunjung terbukti dan Surya Saputra juga tewas mengenaskan.

Hingga salah satu dari mereka akhirnya menyadari sesuatu yang aneh dan cukup mengejutkan. Bayu Skak menemukan hal yang membuatnya yakin bahwa pelaku pembunuhan yang terjadi terus-menerus terhadap teman-temannya ada di antara mereka. Sayang sekali, sebelum Bayu memberitahu tentang itu, ia juga dibunuh dengan cara yang mengenaskan.

Siapakah di antara yang tersisa yang merupakan pelaku pembunuhan?

Di menit-menit akhir, hanya tersisa dua orang saja. Dua orang itu terus saling mencurigai satu sama lain dan terus berkelahi, bahkan saling menggenggam pisau masing-masing.

Sebenarnya, siapa di antara mereka yang merupakan pelakunya?

Jujur saja, aku cukup terkejut dengan ending film ini. Karena ada beberapa hal yang tidak terduga.

Film ini nyaris sempurna. Meskipun di awal terdapat kejanggalan. Seperti apakah mungkin mereka, para artis terkenal pergi ke pulau terpencil tanpa manajer mereka, tanpa kru atau bahkan pengawal. Rasanya ada yang kurang pas di sini.

Rating film ini menurutku 8/10 untuk film dengan genre comedy-thriller.

Selamat menonton. (*)

Imas Hanifah Nurhasanah. Bercita-cita jadi penulis sejak kecil. Lahir di Tasikmalaya, 24 Desember 1996. Saat ini, tinggal Tasikmalaya. Penyuka jus alpukat ini, bisa dihubungi via akun Facebook-nya: Imas Hanifah atau akun IG: @hanifah_bidam. Baginya, menulis dan membaca adalah sebuah kebutuhan.

Grup FB KCLK
Halaman FB Kami
Pengurus dan kontributor
Mengirim/Menjadi penulis tetap di Loker Kata

Leave a Reply