Review Buku Cokelat dan Arloji
Oleh: Lalu Mungguh
Cokelat dan Arloji, Ke Mana Arus Respati?
Judul : Cokelat dan Arloji
Penulis : Susi Respati Setyorini
Penerbit : LovRinz
Tahun Terbit : 2020
Halaman : 249
Deras … kata-katanya mengalir deras … tetapi tenang, setenang jiwa pengarangnya bercerita tentang orang dewasa dengan masa lalunya dan masa depannya. Respati hadir dengan ‘populernya’, sambil meminum segelas cokelat hangat, tapi jangan lihat waktu pada sebuah arloji. Aalagi waktu yang terdahulu, yang meninggalkan genangan kenangan keruh, dan kurang baik digunakan untuk bercermin.
Kisah-kisah dan cerita masa lalu, beriak-riak menuju muara dalam. Muara pada pergulatan Nayya, apa dan bagaimana hidupnya. Ia terjebak pada di antara keduanya. Banyak ranting, daun, dahan, bahkan batang cerita yang dibawanya hanyut dalam alirannya. Kalau Anda mencoba berenang atau menyeberang di atas alirannya, anda akan terseret, dihantam ranting-ranting, daun-daun, dahan-dahan, atau bahkan batang cerita itu sendiri. Saya yakin, Anda juga akan hanyut, mengikuti aliran itu, dan terjebak juga menuju muara dalam Respati.
Aliran Respati dalam jeram hati Nayya memang sarat beban, pekat. Ia sebenarnya ingin lekas bertemu muara, tetapi arus ternyata makin menderu. Aliran-aliran sarat beban itu ternyata juga belum sampai muaranya. Hanya, Respati membendung alirannya. Ia mungkin sedang mengumpulkan keberaniannya, untuk menyelam pada arum jeram kisah yang dialirkannya.
Sebagai pembacanya, kita juga harus ikut aliran yang dibendung itu. Ikut bergolak, menunggu bendungan jebol, atau menunggu arus tenang, agar semua cerita terlihat jernih.
Mataram-Lombok, 11 Agustus 2020
Lalu Mungguh, tukang merangkai kata yang hobi gowes
Grup FB KCLK
Halaman FB Kami
Pengurus dan kontributor
Mengirim/Menjadi penulis tetap di Loker Kata.