Protagonis

Protagonis

Protagonis
Oleh : Sehrish Tanzila

Capek enggak sih jadi protagonis yang baik dan lurus? Pernah tidak terpikir untuk menjadi seorang protagonis jahat? Dunia ini terlalu penuh dengan romantisasi kisah, tanpa memahami makna kehidupan sesungguhnya.

Saat corona menyapa, semua orang menjadikannya tokoh antagonis jahat. Padahal, kita tidak pernah tahu bagaimana sebuah cerita berjalan jika dipandang dari corona. Apa jadinya kalau dia menjadi protagonis dalam sebuah kisah?

Ah, pasti banyak yang akan menghujat. Bukan masalah. Toh, para penghujat, kan, para antagonis dalam kisah ini. Wajar jika ada paham berseberangan. Itu telah menjadi hukum alam.

Akhir tahun 2019, sosok itu terlahir di dunia dan langsung menjadi primadona. Bukankah itu sebuah prestasi unggulan? Tidak perlu waktu banyak untuk menunjukkan betapa hebatnya. Dalam sekejap, manusia yang menganggap dirinya makhluk paling sempurna habis dia makan. Teror itu semakin nyata, membuat paranoid merajalela.

Kebencian demi kebencian diterimanya dengan hati lapang, menumbuhkan motivasi tinggi untuk terus menunjukkan prestasi luar biasanya terhadap Sang Pencipta. Dia tidak pernah ingkar janji kepada Tuhan, menjalani tugas sesuai kodratnya dengan tulus.

“Tuhan, Kau telah menciptakanku untuk sebuah misi, dan aku tidak akan pernah mengecewakan-Mu, sampai misi ini selesai.” Begitulah doa yang dia panjatkan setiap hari dalam perjalanan misinya.

Pengusiran yang diterima menempanya menjadi sosok yang lebih gigih dan berani. Tanpa lelah, dia menjalankan misi mulianya selama setahun lebih. Tamparan demi tamparan ditunjukkan kepada penghujat. Satu Ramadan dibantai dengan elegan, berbekas namun membekas. Hingga dia bertemu dengan Ramadan tahun ini.

“Sudah cukupkah, Tuhan?”

Dia bertanya dengan sebuah senyum samar. Kematian demi kematian dia temui setiap harinya. Perlakuan khusus yang tak wajar juga sudah menjadi pemandangan biasa.

“Tuhan, aku cuma ingin berteman dengan manusia. Mereka hanya aku hinggapi tanpa membuatnya mati. Kenapa hal itu membuat manusia lain mengganggap temanku seolah jijik? Bukankah mereka sesama manusia?”

Terkadang, dia juga bingung dengan keanehan sifat manusia. Rasa syukur sangat mahal. Empati menipis. Pantas saja mereka membencinya, sesama manusia saja mereka saling benci. Ah, jadi ini alasan Tuhan menciptakan diriny? Untuk menguji seberapa pantas eksistensi manusia di muka bumi.(*)

 

Kamar, 4 Mei 2021

Sehrish Tanzila. Sering salah panggil menjadi Godzila hingga membuatnya terinspirasi untuk mengambil posisi Queen of Monster. Lebih tepatnya, Monster Rebahan.

Editor : Lily

Leave a Reply