Persahabatan Gaga dan Kuku

Persahabatan Gaga dan Kuku

Persahabatan Gaga dan Kuku

Oleh : Alena Winker

 

Gaga dan Kuku berteman sejak mereka pertama kali bertemu. Saat itu, Gaga memutuskan untuk berdomisili di Hutan Bintang. Pertama kali mereka bertemu saat Gaga sedang kesusahan lalu Kuku membantunya. Hubungan mereka bisa dikatakan saling menguntungkan. Gaga berbadan besar, berkulit tebal, dan memiliki warna kulit abu-abu, sedangkan Kuku memiliki bulu putih bersih, tengkuknya berbulu tipis panjang, dengan tubuh yang tinggi. Setiap hari, mereka bermain bersama, mandi bersama, dan makan bersama. Setelah selesai mandi, Gaga akan makan rumput di pinggir sungai. Lalu, Kuku akan mencari kutu dari badan Gaga untuk dimakan. Sebuah hubungan yang saling menguntungkan, bukan? Kuku kenyang dan Gaga merasa nyaman.

Suatu hari, Gaga dan Kuku berjalan terlalu jauh. Mereka berhenti di sebuah danau yang tidak diketahui namanya. Danau tersebut memiliki air yang jernih. Gaga dan Kuku langsung menceburkan diri karena cuaca saat itu sangat panas. Ketika mereka asik mandi, tanpa mereka sadari, para pemburu sedang mengintai Gaga. Kuku yang memiliki kewaspadaan lebih tinggi dibandingkan Gaga merasakan bahaya tersebut. Kuku menengok ke kanan dan ke kiri tetapi tidak melihat sesuatu yang mencurigakan. Akan tetapi, Kuku merasa seseorang sedang mengamati danau dengan niat buruk.

“Ga, kamu merasa ada yang sedang mengamati kita tidak?” tanya Kuku pada Gaga.

“Enggak, Ku. Mungkin itu perasaan kamu saja,” jawab Gaga.

Mereka terus saja mandi dan bermain. Gaga menyembur Kuku dan Kuku membalas dengan mengibaskan sayapnya sehingga Gaga terciprat air. Karena asik bermain, mereka tidak menyadari langit siang telah berganti sore. Gaga dan Kuku bergegas pulang ke hutan Bintang.

“Ga, seperti ada yang mengikuti kita,” kata Kuku.

“Iya, Ku. Aku juga merasakannya. Bagaimana ini?” sahut Gaga takut.

“Biar aku terbang dulu, Ga. Aku akan melihat siapa yang mengintai kita sedari tadi.”

“Oke.” Gaga setuju.

Kuku terbang tinggi. Dia melihat dua orang pemburu yang membawa senapan angin, Kuku kaget bukan kepalang. Secepat mungkin dia terbang kembali ke tempat Gaga menunggu.

“Gawat, Ga.  Ada pemburu liar. Kita harus segera pergi dari sini,” ucap Kuku dengan panik.

“Tapi tubuhku berat, Ku. Bisakah kamu pergi lebih dulu dari sini untuk meminta bantuan? Kamu bisa terbang dengan kencang,” kata Gaga.

“Baiklah. Aku berangkat dulu. Sebisa mungkin, kamu menghindari mereka ya, Ga. Tetap waspada!”

Kuku mencoba mencari bantuan. Langit yang semakin gelap membuat pandangan Kuku terbatas. Kuku berteriak meminta pertolongan. Dia berharap seseorang datang membantunya untuk menyelamatkan Gaga. Akan tetapi, hewan-hewan lain seperti tidak ada yang mendengar. Mungkin karena hujan akan segera turun, mereka kembali ke sarangnya. Perasaan Kuku semakin tidak karuan. Pikirannya melayang memikirkan nasib Gaga. Namun, Kuku terus mencari bantuan, hingga akhirnya dia berhasil menemukan seekor singa yang sedang mencari mangsa.

“Halo, Tuan. Bolehkah saya meminta tolong?” kata Kuku pada singa.

“Maaf, aku sibuk! Aku lapar! Aku harus mencari mangsa!” jawab singa ketus.

“Bagaimana jika Tuan mau membantu, saya yang akan menjadi mangsa untuk Tuan?”

“Boleh juga. Jadi, apa yang perlu aku bantu?”

“Bantu saya menyerang pemburu yang sedang memburu teman saya.”

“Baiklah. Ayo segera ke sana sebelum hujan semakin deras.”

Mereka lalu pergi menuju tempat Kuku dan Gaga berpisah. Sesampainya di sana, Gaga dalam kondisi terbius. Sebuah jarum kecil menusuk kaki Gaga. Pastilah para pemburu berniat memotong gading Gaga. Beruntung Kuku dan singa datang tepat waktu. Para pemburu lari terbirit-birit ketika melihat singa mendekat. Singa terus mengejar para pemburu. Satu per satu pemburu terjatuh karena tersandung akar-akar pohon. Singa menerkam mereka semua dan menyeretnya ke tempat Gaga dan Kuku.

“Terima kasih, Tuan. Silakan bawa saya setelah teman saya sadarkan diri. Izinkan saya mengucapkan kata perpisahan dulu dengannya,” kata Kuku.

“Baik. Aku akan memberikan waktu pada kalian untuk saling mengucapkan kata perpisahan,” sahut Singa.

Beberapa jam kemudian Gaga sadarkan diri. Kuku lalu menceritakan apa yang terjadi dan mengucapkan kata-kata terakhirnya. Gaga sangat terkejut. Dia tidak ingin berpisah dengan sahabatnya. Gaga lalu memohon pada singa agar dia melepaskan Kuku. Singa terharu pada persabatan Kuku dan Gaga yang penuh kasih sayang. Lagi pula, singa sudah memiliki makanan yang berlimpah yaitu pemburu yang berhasil ditangkapnya. (*)

Bandung, 16 Mei 2021

 

Alena Winker merupakan gadis kelahiran kota kembang, Bandung. Alena lahir di bulan Mei. Alena memiliki beberapa antologi puisi, cermin dan cerpen. Walaupun dirinya belum bisa menulis dengan baik, dia terus mencoba memperbaikinya. Semoga kalian menyukai tulisan-tulisannya.

Editor : Nuke Soeprijono

 

Grup FB KCLK
Halaman FB Kami
Pengurus dan kontributor
Mengirim/Menjadi penulis tetap di Loker Kata

Leave a Reply