(Bukan) Sekadar tentang Perempuan-Perempuan yang Menanam Benih di Langit
Oleh : Siti Nuraliah
Perempuan-Perempuan yang Menanam Benih di Langit, adalah sebuah buku kumpulan cerpen yang ditulis oleh empat sekawan—tiga bidadari dan satu raja di hati istrinya: Karna Jaya Tarigan, saya suka menyebutnya Pak Karna, Mbak Eva atau Evamuzy, Mbak Lutfi Rosidah, dan Mbak Rachma yang mempunyai julukan Presiden Bucin. Bila kalian bertanya, mengapa saya seperti akrab sekali dalam menyebut penulisnya? Sebab mereka juga merupakan teman sekaligus senior saya pada sebuah kelas menulis, Loker Kata namanya.
Saya cukup hafal dengan karakter dari masing-masing penulis buku ini, sehingga karakter itu terasa juga di dalam setiap kalimat yang ditorehkannya. Saya tidak sedang mengada-ada, buku ini apik, ciamik, dan juga ringan. Tidak berlebihan jika saya menyebutkan buku ini menjadi salah satu buku yang mesti dibeli, dan mesti ada di rak buku para penggemar literasi. Buku yang diterbitkan oleh TwinsMedia ini mempunyai sampul yang manis berlatar biru, betul-betul buku yang didesain dengan sangat cantik.
Oh iya, saya belum berbicara tentang judul. Pertama kali melihat judul buku ini, Perempuan-Perempuan yang Menanam Benih di Langit. Saya berpikir, ini judul kenapa bisa unik sekali? Pastilah melalui pemikiran panjang dan diskusi yang sangat lebar. Judul yang membuat penasaran.
Lalu, isinya bagaimana?
Buku ini, berisi 20 cerpen dari empat penulis. Masing-masing dari keempat penulis ini menyajikan lima cerpen yang terbaiknya. Diawali dengan cerpen Pak Karna yang menggelitik namun juga serius dan padat, lalu cerpen pilihan dari Mbak Eva yang khas dengan diksinya yang indah, kemudian milik Mbak Lutfi yang juga punya karakter yang kuat, lalu ditutup oleh cerpen milik Mbak Rahma yang penuh warna.
Buku ciamik ini, dibanderol dengan harga tujuh puluh ribu. Bagiku cukup worth it, sebab kita disuguhi cerita-cerita yang “berisi” serta lembaran kertas dan sampul buku yang tidak abal-abal. Terbukti juga, TwinsMedia tidak pernah main-main dengan kualitas buku-bukunya.
Sebetulnya saya tidak ingin spoiler, namun untuk mengobati rasa penasaran kepada buku ini, saya akan menyebutkan beberapa cerpen yang cukup menyita perhatian adik saya. Kenapa adik saya? Sebab dia orang yang pertama kali membaca saat buku ini berpindah tangan dari seorang jasa pengirim barang yang dikirim langsung dari editornya, Mbak Veronica Za. Dia memang gemar sekali membaca, hampir semua koleksi buku saya telah ikut dia lahap. Saya ingin membuktikan dari pembaca yang tidak mengenal penulisnya. Dia membaca buku ini hanya sejam atau dua jam saja, cukup baginya dengan tebal buku sekitar 205 halaman.
Kemudian saya tanya, bagian mana yang paling berkesan? Dia menjawab, pada cerpen yang ditulis oleh Pak Karna, dia tergelitik dengan cerpen yang berjudul Pertengkaran Dua Perempuan yang isinya ternyata menceritakan bukan perempuan betulan. Saya tanya juga bagaimana dengan tulisan Mbak Eva? Kata adik saya, kalimatnya bagus seperti dakwah yang dikemas secara halus, dan penuh nasihat.
Lantas bagaimana dengan cerpen milik Mbak Lutfi dan Mbak Rahma? Pada cerpen milik Mbak Lutfi, aku rasa hampir semua tulisan beliau ini mengangkat tema yang relate dengan kehidupan sehari-sehari. Tulisannya tidak begitu berat, seperti cerpen yang berjudul Perempuan dengan Selarik Permohonan yang mengisahkan seorang perempuan yang hamil namun tak juga dinikahi, meski mereka telah tinggal satu atap. Ada satu judul yang menyita perhatian adik saya, judulnya Silsilah, ketika dia membaca bagian ini, adik saya yang mempunyai tingkat kepekaan yang lumayan tinggi untuk ukuran usianya yang baru lulus sekolah menengah pertama itu sampai membuat sketsa pohon silsilah agar dirinya paham.
Selesai membaca buku ini, adik saya masih terkesima dengan cerpen berjudul Burung-burung yang Terbang di Langit milik Mbak Rahma. Saya pun mengimaninya, sebab cerpen ini juga merupakan salah satu cerpen terbaik di web lokerkata.com.
Saya tidak tahu, hendak diberi judul apa tulisan saya ini. Yang pasti buku ini layak menjadi konsumsi publik. Aman dibaca semua kalangan, dari anak-anak sampai dewasa. Dan saya bersyukur, dilahirkan dari rahim seorang ibu yang juga gemar membaca, sehingga saya bisa berbagi bacaan dengannya, termasuk buku ini. Kabar baiknya buku ini sedang cetak ulang, rupanya di masa pandemi seperti sekarang pun tidak menghalangi para pencinta literasi untuk berhenti membeli buku. Namun, kabar buruknya, sejak dua minggu yang lalu, buku ini dipinjam salah satu teman saya dan belum juga kembali.
Banjarsari, 17 Oktober 2020
Siti Nuraliah. Perempuan sederhana, kadang suka menulis kadang suka membaca.
Editor : Lily
Grup FB KCLK
Halaman FB Kami
Pengurus dan kontributor
Mengirim/Menjadi penulis tetap di Loker Kata