Pengaruh Suasana Rumah Terhadap Emosi Anak

Pengaruh Suasana Rumah Terhadap Emosi Anak

Pengaruh Suasana Rumah Terhadap Emosi Anak

Oleh: Erlyna

Siapa bilang anak-anak tidak akan terpengaruh jika melihat orangtuanya bertengkar?

Siapa bilang anak-anak akan tak acuh jika melihat orangtuanya saling pukul?

Ketahuilah. Segala sesuatu yang berkembang dalam diri seorang anak itu berawal dari keluarga, orangtua, rumahnya.

Anak-anak memiliki otak yang lunak. Dengan otaknya yang masih belum matang betul, mereka akan dengan mudahnya membentuk atau menyerap apa saja yang dilihat dan dirasakan.

Suatu hari terdengar obrolan seorang ibu yang mencemaskan anaknya yang dicap nakal, sulit diatur dan suka memukul.

Ibu itu juga memarahi anaknya di depan umum karena bertindak kurang ajar (meludah saat diberi tahu).

Antara malu dan kesal, ibu itu langsung memukul anaknya saat itu juga, di depan orang banyak yang saat itu sedang antre untuk pengambilan rapor.

Lalu apakah sang anak jera? Berubah penurut seperti harapan ibunya? Tentu saja tidak.

Di kemudian hari, anak laki-laki itu semakin tidak keruan sikapnya, terlebih lagi jika terhadap orang yang lebih tua. Bahkan ia pernah mengangkat tangan hendak memukul wajah guru yang membimbingnya di sekolah tiap kali diperingatkan untuk melakukan sesuatu.

Miris sekali. Terlebih saat diketahui bahwa kebiasaan pukul-memukul sudah menjadi tradisi di rumahnya. Meski sang anak sangat cerdas, menonjol dalam bidang akademik, sikap dan perilakunya membuat kedua orangtuanya stres.

Lalu, sebenarnya siapakah yang salah dalam hal ini?

Anak yang tahu-tahu dicap nakal?

Orangtua yang tidak bisa menahan emosi?

Atau guru di sekolah yang gagal mendidik anak?

Tidak adil rasanya menyalahkan salah satu pihak saja, sementara tumbuh kembang anak dipengaruhi oleh semua lingkungan yang dilihat dan dirasakan.

Sang anak hanya meniru apa yang selama ini ia pelajari, ia terima dan ia rasakan. Jika selama di rumah, dirinya selalu diperlakukan buruk, jangan salahkan pihak sekolah yang membimbingnya jika ia menjadi anak yang nakal dan sulit diatur. Meski sama-sama penting, kunci utama atau pengaruh terbesar bagi perkembangan emosi seorang anak adalah rumahnya, di mana ia lebih banyak menghabiskan waktu untuk berinteraksi dengan kedua orangtuanya, orang pertama yang mereka kenal.

Oleh sebab itu, pihak orangtua adalah pihak yang mempunyai pengaruh paling besar. Karena dari para orangtua anak-anak pertama kali belajar.

Suasana rumah yang hangat, nyaman, dan penuh kasih sayang, tentu akan menjadikan anak-anak betah dan merasa diterima. Mereka akan tumbuh menjadi anak yang penyayang. Begitu juga dengan suasana rumah yang tidak keruan, berantakan, panas dan tidak ada kehangatan maupun kasih sayang, hal itu akan menyebabkan emosi seorang anak menjadi buruk dan gampang marah.

Oleh karena itu, penting sekali bagi para orangtua, untuk menciptakan kondisi atau suasana rumah senyaman mungkin, sehingga menjadikan anak-anak yang tinggal di dalamnya merasakan kehangatan, betah dan merasa diterima. Sehingga kelak, mereka akan tumbuh menjadi pribadi yang hangat, penuh kasih sayang serta pandai mengelolah emosi.

Purworejo, 22 Januari 2019

Tentang Penulis:

Erlyna, perempuan sederhana kelahiran Jakarta yang menyukai dunia anak-anak. Hobi makan, melamun dan menyaksikan anak-anak menciptakan keajaiban.

Grup FB KCLK
Halaman FB Kami
Pengurus dan kontributor
Mengirim/Menjadi penulis tetap di Loker Kata

 

 

 

 

 

 

 

 

Leave a Reply