Pendidikan Karakter dan Peranan Guru, Lingkungan serta OrangtuaPendidikan Karakter dan Peranan Guru, Lingkungan serta Orangtua
Oleh: Arnosa
Pendidikan karakter saat ini sangat digalakkan, apalagi di usia sekolah dasar. Tidak lagi aspek pengetahuan yang dipentingkan. Namun, aspek sikap dan keterampilan yang diutamakan. Dalam piramida tingkatan pendidikan untuk tingkatan dasar lebih dari enam puluh persen diutamakan untuk pembentukan karakter. Pendidikan menengah perbandingannya lima puluh persen lebih lima puluh persen. Sedangkan untuk pendidikan tinggi atau kuliah, yang lebih diutamakan adalah ranah kognitif atau pengetahuan.
Dua lima tahun yang akan datang Indonesia mencapai masa keemasan. Menurut penelitian, penduduk Indonesia dengan jumlah generasi muda terbanyak dibandingkan dengan negara maju lainnya. Cara kita mendidik dan mengajar mereka, akan kita rasakan dua puluh tahun mendatang. Karakter generasi muda sekarang adalah hasil dari mendidik dan mengajar dua puluh tahun yang lalu.
Agar generasi muda kita menjadi beradab dan mempunyai karkater yang kuat, maka pemerintah berupaya membangun kembali pendidikan karakter. Pendidikan karakter itu sendiri dimulai sejak dini. Keluarga mempunyai peran yang sangat penting. Apa yang dilakukan orangtua akan ditiru oleh anaknya. Masa anak-anak adalah masa meniru. Apa yang kita ucapkan kadang hanya lewat saja di telinga mereka. Keluarga yang bisa mengerem pergaulan anak.
Selain dari keluarga, yang bisa membentuk karakter adalah sekolah. Guru sebagai orangtua kedua harus memberikan contoh yang bagus. Dalam peribahasa Jawa, guru itu adalah digugu lan ditiru. Ucapan guru sangat dianut oleh peserta didik. Sedangkan tingkah laku guru diteladani oleh peserta didik. Seklolah yang bagus adalah sekolah yang bisa memberi nyaman peserta didik. Bukan membuat peserta didik ketakutan. Guru yang supel, mengerti karakter peserta didik menjadi dambaan mereka. Guru yang baik adalah guru yang setiap hari diharapakan kehadirannya oleh peserta didik. Guru yang mengajar dengan metode lama akan membosankan.
Pengimplementasian pendidikan karakter di sekolah melalui pembiasaan budaya sekolah. Menumbuhkan karakter religius dengan berdoa sebelum dan sesudah pelajaran sesuai agama dan keyakinan mereka. Karakter ini selain untuk meningkatkan rasa keimanan juga untuk menumbuhkan sikap toleransi antar umat beragama. Untuk tingkat sekolah dasar negeri ada yang berbeda agama. Sikap toleransi dan tenggang rasa sekarang ini sudah tidak ada lagi. Saling mengejek antar agama sudah dianggap biasa. Bahkan, mengejek agama mereka sendiri sudah dianggap hal yang wajar. Sikap intoleransi ini yang harus dihilangkan. Kita sebagai pendidik harus bisa memberikan wawasan kepada peserta didik, sikap intoleransi dilarang oleh negara bahkan agama.
Untuk pembentukan karakter nasionalisme, cinta tanah air bisa dilakukan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan pembacaan Pancasila sebelum memulai pembelajaran. Generasi sekarang tidak harus mengangkat senjata untuk mengisi kemerdekaan. Akan tetapi, dengan belajar yang rajin. Menjadi generasi penerus yang mencintai tanah air. Mengharumkan nama Indonesia dengan hal-hal yang positif.
Mendidik anak di era digital mempunyai tantangan yang lebih. Mereka lebih sering berkumpul dengan gadget. Orangtua harus bisa membatasi penggunaan gadget. Dengan cara, orangtua tidak sibuk dengan gadget mereka di jam-jam anak. tidak hanya memberitahu, tetapi si orangtua lebih asyik dengan gadget mereka.
Arina Novita Sari. Pada tanggal 9 Nopember 1986 dia dilahirkan dari seorang ibu yang sayang padanya. Karena kasih sayang dan bimbingan dari ibunya, sekarang dia bisa berhasil seperti sekarang. Dia menjadi seorang guru di SDN Mrican 4 Kota Kediri. Profesi menjadi guru sudah mandarah daging di tubuhnya. Ibunya yang seorang guru membuat dia bercita-cita menjadi seorang guru. Menulis sudah menjadi hobinya semenjak SD. Menjadi penulis hebat adalah salah satu tujuan hidupnya.
Grup FB KCLK
Halaman FB Kami
Pengurus dan kontributor
Mengirim/Menjadi penulis tetap di Loker Kata