Penulis: Gita Prima Agusta
Hingga masih bias kurangkul kalian
sosok yang mengaliri cawan hidupku
bilakah kita menangis bersama
tegar melawan tempaan
semangatmu itu … ohhh Jingga
Hingga masih bias kujangkau cahaya
senyum yang menyalakan hasrat diriku
Bilakah kuhentikan pasir waktu
Tak terbangun dari khayal
Keajaiban ini… ohhh mimpi
Penggalan lirik lagu Lembayung Bali yang dinyanyikan oleh Saras Dewi membawa arus kenangan pada memori-memori indah, pedih, suka mau pun duka akan orang-orang yang pernah hadir dan menjadi bagian kehidupan.
Ada begitu banyak nama yang pernah singgah berjalan di jalan yang sama, mengukir cerita bersama, hingga akhirnya “dipaksa” berjalan di jalan berbeda entah karena cita, cinta atau waktu.
Kita mendewasa bersama nama-nama yang kini telah berjalan di jalan yang telah dipilih atau mungkin ada nama yang masih diam-diam kita rindukan untuk kembali berjalan bersama kita.
Ketika menginjak bangku sekolah dasar, coba ingat kembali nama-nama yang pernah kalian jahili saat itu, nama-nama yang sering menjahili kalian. Kemudian di bangku sekolah menengah, buka kembali memori-memori lucu nan menggelikan itu, berapa banyak nama yang singgah membuat kalian menjadi remaja yang sedikit bandel , yang mengenalkan kalian pada kata “sahabat” , “bolos” , “cinta” , “prestasi” dan kata-kata lainnya.
Membahas semua kisah bersama di sekolah menengah seakan tak pernah habisnya, dunia remaja dengan segudang permasalahan remaja yang unik, persahabatan yang seakan tak pernah terpisahkan, tentang cinta yang selalu manis untuk dikenang dan di sinilah ketika kata “perpisahan” memiliki banyak arti.
Di sinilah kata “perpisahan” menjadi kata yang paling emosional, di sinilah ketika jalan yang seolah tak pernah memiliki persimpangan itu “dipaksa” memasuki persimpangan, sebuah simpang yang akan membawa kalian pada tujuan hidup berikutnya.
Dan waktu pun berlalu, suka cita masa sekolah berakhir berganti dengan dunia kampus yang lebih kompleks, menjadi dewasa dengan menyelesaikan segala sesuatunya sendiri (atau mungkin berpura-pura dewasa).
Lihatlah, nama-nama baru kembali hadir dalam hidup kalian dengan warna yang berbeda, rasa yang berbeda dan tentu saja atmosfer yang berbeda. Ketika persahabatan tak lagi hanya tentang suka namun saling menyelami pribadi masing-masing menjadikan sahabat seperti keluarga kecil—untuk mahasiswa rantau—tempat berkeluh kesah, bahu membahu dalam susah maupun senang.
Begitulah, ketika cinta tak lagi hanya mengenal manisnya saja, namun memiliki komitmen yang bertanggung jawab, memiliki mimpi indah untuk hidup menua bersama, ketika pencapaian akademik tak lagi sampingan namun menjadi prioritas utama untuk bekal menghadapi lautan tantangan di kehidupan berikutnya.
Hingga tiba lagi pada kata “perpisahan”, namun kali ini dihadapi dengan dewasa dan pikiran yang matang bahwa jalan kehidupan harus ditempuh kembali dengan mengucapkan “goodbye”. Ketika cinta yang tadinya dibangun dari mimpi indah untuk menua bersama menemui jalan buntu maka hati yang besar mengikhlaskan cinta itu untuk menempuh jalan yang berbeda dan dengan dewasa tetap berjalan di jalan yang kalian inginkan.
Ketika kehidupan kembali menempatkan kalian pada jalan yang lebih luas namun padat, dan mengharuskan kalian menyiapkan kembali hati untuk nama-nama baru yang mengisi kehidupan kalian, mengajarkan kalian dengan bijak bagaimana menjalani kehidupan yang sesungguhnya. Karena hidup yang sesungguhnya bukan lagi milik kalian—dari dunia sekolah atau dunia kampus—hidup yang sesungguhnya mengajarkan kalian untuk tetap survive dengan kapabilitas dan kualitas yang kalian miliki, dengan kemampuan sosial yang kalian tempa selama di dunia kampus.
Untukmu yang masuk ke jenjang sosial yang baru
Selamat menyelami dunia yang baru…
Selamat menikmati setiap pertanyaan-pertanyaan kehidupan dan selamat mendewasa bersama nama-nama baru yang akan terus singgah dan pergi.(*)
Gita Prima Agusta, tinggal di Lubuklinggau dan berprofesi sebagai guru. Menjadikan hobinya travelling sebagai sumber inspirasi untuk menghasilkan karya-karya dan ide yang bermanfaat. Fb : Gita Prima Agusta ; Ig: @htgitaprima