Buku-Buku Yang Sudah Tandas Saya Baca – Bagian 2
Oleh: Reza Agustin
Pada segmen lalu tentang buku yang sudah tandas saya baca dan buku yang belum tandas saya baca, memang ada beberapa buku malang alias belum pernah saya habiskan. Bahkan, sampai saat ini pun masih ada beberapa yang pembungkus kertasnya belum dibuka. Bukan kenapa-napa, sih, itu adalah buku hadiah event yang ketika saya baca blurb-nya saja sudah ada kesalahan teknis fatal. Seperti kata depan di- yang mengacu sebuah kegiatan malah dipisah. Ada beberapa di antaranya yang memiliki kesalahan fatal sama, sudah koleksi lama, sih. Jadi tidak akan dibuka untuk waktu lama atau mungkin selamanya.
Berbeda dengan segmen pertama, akhir-akhir koleksi buku baru saya menipis karena sedang tidak membeli banyak buku. Pun buku-buku yang sebelumnya berada pada daftar belum tandas dibaca, sekarang bergeser masuk ke daftar buku yang sudah tandas dibaca. Dan tidak ada buku baru dalam daftar ini karena sudah habis dibaca semua. Ini adalah review singkat saya tentang buku-buku tersebut.
Vegetarian – Han Kang
Berada di daftar awal karena memang sudah dibaca paling jauh di antara yang lainnya. Bercerita tentang seorang wanita bernama Young Hye yang mendadak memutuskan jadi vegetarian dikarenakan sebuah mimpi buruk. Novel yang memiliki tiga babak ini akan mengambil sudut pandang dari tiga karakter utama di dalam novelnya. Jika babak pertama mengambil sudut pandang dari suami Young Hye, maka pada babak kedua akan mengambil sudut pandang dari kakak iparnya, lalu di babak terakhir mengambil sudut pandang dari kakak kandung Young Hye yaitu In Hye.
Kalau teman-teman menganggap novel ini hanya menceritakan tentang vegetarian, maka teman-teman salah besar. Ini adalah novel yang memasang angka dua puluh satu plus di bagian belakangnya. Jika teman-teman menebak mengapa novel ini dilabeli dengan 21+ karena menampilkan adegan persetubuhan, maka jawabannya iya. Namun, bukan hanya karena satu hal itu saja menjadikan novel ini berlabel panas. Novel ini lebih dari itu, mengajarkan kepada kita mental illness dengan cara yang lebih sensual, sadis, sedih, dan sedikit menjijikkan. Jika teman-teman tertarik membacanya, syarat utama adalah berumur di atas dua puluh satu dulu, ya.
The Metamorphosis and Others Stories (Edisi Indonesia) – Franz Kafka
Ini adalah kumpulan cerpen pertama saya dari penulis Franz Kafka. Hal yang membuat kumpulan cerpen atau novelet—saya anggap begitu karena beberapa judul memiliki jumlah kata yang banyak setara novelet, maka untuk seterusnya akan saya sebut kumpulan cerita—ini lama sekali saya selesaikan mungkin karena otak saya terlalu lama memahami susunan kalimat terjemahannya sekaligus menyusunnya di kepala. Karena terjemahan kumpulan cerita ini memiliki kalimat yang panjang-panjang.
Dimulai dengan cerita pendek berjudul Pesan Kaisar, lalu diteruskan ke cerita yang paling menarik saya yaitu Metamorfosis yang fenomenal itu. Tentang Gregor Samsa tiba-tiba mendapati dirinya berubah menjadi kecoa tepat sebelum ia berangkat kerja. Membaca cerita ini, sering kali terbayang tentang bagaimana anak muda sekarang menjadi tulang punggung keluarga, tetapi di satu sisi juga menjadi sosok paling menyedihkan seperti kecoa itu sendiri. Kecoa selalu diidentikkan dengan serangga menjijikkan yang tahan terhadap situasi apa pun. Di satu sisi menjadi makhluk tangguh, tetapi di satu sisi juga ditakuti sekaligus dibenci karena menimbulkan rasa jijik. Ya … hanya analisis liar saja, saya tidak pernah pandai memberikan analisis.
Pada judul-judul selanjutnya, seperti Keputusan, kita akan diberikan cerita yang agak ringan tentang seorang bujangan tua yang sering berikirim kabar dengan kawannya melalui surat. Namun, semakin akhir cerita, konflik muncul dengan sang ayah.
Mari beranjak ke Juru Api. Kali ini kita akan menaiki kapal dalam perjalanan menuju Amerika Serikat, Karl bertemu dengan seorang juru api yang mengeluhkan tentang bagaimana ia diperlakukan dengan buruk kapal tempatnya bekerja tersebut. Situasi menjadi semakin kompleks setelah mengetahui bagaimana runyamnya situasi si juru api di sana. Pada cerita di Koloni Hukuman kita akan disuguhi hal-hal sadis di sebuah tempat eksekusi narapidana hukuman mati. Ya … ini adalah salah satu cerita yang paling lama saya habiskan. Selain karena mengambil tema yang sedikit menakutkan, cerita ini juga memberikan kesan ngeri karena setiap detailnya digambarkan dengan baik, sekaligus itu tadi … mengerikan.
Sebenarnya ada lima judul lain dalam kumpulan cerita ini, sebut saja Dokter Desa tentang seorang dokter mendapatkan pasien di tengah hari bersalju, lalu Selembar Kertas Tua, Seniman yang Kelaparan, Josephine sang Penyanyi, atau Bangsa Tikus, dan Di Hadapan Hukum. Namun, jika saya kupas satu-satu di sini tentu akan lebih lama, karena masih ada dua judul novel lain yang belum saya review. Mungkin akan saya bikin satu unggahan tersendiri tentang kumpulan cerita ini. Maka, mari kita lanjutkan ke novel selanjutnya yang tidak kalah fenomenal.
Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas – Eka Kurniawan
Fenomenal karena novel ini telah mendapatkan live action-nya dan sama-sama mendapatkan label dewasa. Novelnya sendiri memang menceritakan tentang Ajo Kawir si jagoan kampung yang doyan berkelahi, kendati memiliki kemampuan gelut yang mumpuni, tetapi ia mengalami imp*tensi (saya sensor ala-ala drimi biar enggak kena banned). Pertemuannya dengan Iteung yang juga merupakan perempuan jagoan lain, menumbuhkan rasa cinta. Terutama setelah Ajo Kawir dibuat bonyok oleh Iteung. Kendati memiliki keterbatasan pada genitalianya, Iteung mencintai Ajo Kawir sepenuh hati.
Tak hanya menyajikan romansa, novel ini lebih luas daripada itu. Memiliki banyak cerita-cerita aksi dan alur maju mundur, teman-teman juga akan menemui latar belakang para tokoh yang memiliki sisi gelap. Tidak akan saya bocorkan, sih. Tapi baik Ajo Kawir dan Iteung mempunyai alasan tersendiri mengapa “burung” Ajo Kawir tidak kunjung bangun dan mengapa Iteung menekuni bela diri. Pada akhirnya masa lalu yang mendorong mereka sampai ke titik itu.
Jika teman-teman juga menginginkan perpaduan sempurna antara aksi dan romansa yang dibumbui dengan sensualitas, sadisme, dan hal-hal mengerikan lain, maka novel ini menjadi pilihan tepat. Apalagi kalau teman-teman mau nonton live action-nya langsung. Tapi jangan lupa syarat utama nontonnya minimal delapan belas tahun, ya. Ehe.
Mari lanjut ke novel terakhir yang paling tipis dan unyu karena ada kucingnya!
Kucing Tamu – Takashi Hiraide
Sepasang suami istri yang memutuskan tidak mempunyai anak merasakan sebuah ikatan dengan kucing tetangga bernama Chibi. Sebagaimana kita tahu sifat kucing yang sesuka hati, pergi ke sana-ke sini tanpa memikirkan pemilik aslinya. Pasangan suami istri tersebut selalu menyediakan tempat tidur dan makanan untuk si kucing, makin sayang kepada kucing putih tersebut semakin merasa bersalah mereka karena kucing tersebut bukanlah mereka. Chibi adalah kucing tetangga dan keduanya tidak bisa mengubah fakta tersebut. Hingga tibalah sebuah momen yang mengubah kehidupan mereka serta memaksa mereka meninggalkan rumah sewaan tersebut, juga … Chibi.
—
Nah, kira-kira itulah daftar buku yang sudah saya tandaskan. Ke depannya saya akan membuat lebih banyak review khusus untuk setiap buku. Adakah yang menantikannya? Ha–ha, tentu saja tidak.
Bubye!
Wonogiri, 15 Desember 2021
Reza Agustin. Bukan siapa-siapa, bukan apa-apa. Jadi jangan diapa-apakan.
Editor: Dyah Diputri