Mengenang Mig33, Aplikasi Chat Terbaik Sebelum Whatsapp

Mengenang Mig33, Aplikasi Chat Terbaik Sebelum Whatsapp

Oleh: Chan

 

Sebelum aplikasi chat semacam Whatsapp, Michat, dan KakaoTalk diciptakan, dunia lebih dulu mengenal Mig33, Mxit, dan Nimbuzz. Namun di antara ketiganya, Mig33 bisa dibilang sebagai rajanya.

Aplikasi buatan Steven Goh dan May Lin Ng itu pertama kali muncul Desember  2005. Tercatat dua puluh lima juta orang dari dua ratus negara telah login di sana. Indonesia boleh berbangga, karena termasuk sebagai salah satu negara pengakses Mig33 terbanyak.

Dalam segi jumlah, pengguna aplikasi berbasis chat room itu memang jauh lebih sedikit dibandingkan pengguna Facebook. Wajar, Bos, pada masa itu, HP berlayar monokrom masih diproduksi dan orang-orang yang melek internet juga masih sedikit. Kesulitan lainnya, untuk bisa mengakses Mig33, minimal kita harus memakai HP berlayar berwarna bersistem operasi Java 2.

Namun justru itulah yang membuat Mig33 menjadi aplikasi yang eksklusif. Jadi bisa dipastikan bahwa mayoritas pengguna Mig33 saat itu adalah orang-orang gaul dan kekinian.

Meski fitur-fiturnya belum sesempurna aplikasi chat saat ini, Mig33 merupakan aplikasi chat dengan fitur terlengkap di jamannya. Dengan Mig33 kita bisa berkomunikasi dengan jarak jauh (antar pulau, bahkan antar negara) secara murah, mengirim gambar, tukar-tukaran gift, hingga messengeran.

Karena menggunakan sistem chat room, kita bisa bebas berkenalan dengan siapa saja. Tidak seperti Whatsapp yang harus diundang masuk oleh administrator grup, di Mig33 kita bisa masuk dan keluar ke chat room mana saja yang kita inginkan. Pokoknya menyenangkan dan seru. Mungkin cuma di sanalah saya bisa merasakan kesenangan chatting berjam-jam hingga lupa waktu, makan, mandi, dan pekerjaan.

Sebagai salah seorang mantan pengguna Mig33, saya mendapat banyak hal di sana, mulai dari persahabatan, persaudaraan, cinta, hingga musuh. Saya juga memiliki segudang pengalaman di sana, mulai dari yang manis-manis gurih sampai yang pahit bin nyelekit.

Di sana kita bisa bebas mencari jodoh. Caranya mudah: setelah login, kita tinggal masuk ke room yang kita inginkan, melihat daftar user (nickname) room, klik nama user yang foto profilnya kita anggap menarik, kemudian berkenalan dan memulai  percakapan.

Tak jarang perkenalan itu berlanjut hingga menjadi hubungan serius yang berakhir di pelaminan. Namun kebanyakan menemui jalan buntu karena terbentur friendzone atau kalah saing karena tampang masih jauh di bawah garis ketampanan atau kecantikan. Selain faktor keberuntungan, tak bisa ditampik bahwa kemampuan berkomunikasi dan ngegombal menjadi penentu kesuksesan dalam urusan PDKT online ini.

Oh ya, satu persoalan lagi, sekalipun berhasil mendapat pasangan, menjalin asmara di Mig33 banyak resikonya. Kurang-kurang sakti, kurang-kurang rupawan/rupawati, atau kurang-kurang kaya, pasangan kita bisa saja diembat pengguna lain. Dan itu menyakitkan. Hiks.

Bagi yang sudah berkeluarga atau tidak mencari cinta, Mig33 menawarkan petualangan lain yang kalah seru: war alias perang. Tidak seperti di Facebook atau Twitter yang perangnya cuma bermodal bacotan pedas, war di Mig33 juga menggunakan kalimat barbar dicampur kick.

Apa itu kick?

Kick alias tendang merupakan fasilitas yang disediakan Mig33 untuk menendang perusuh keluar dari chat room. Namun dalam praktiknya,  penggunaan disalahgunakan untuk perang. Caranya dengan menyerang chat room lawan (secara berjamaah atau sendirian menggunakan aplikasi multi-kick), mengeluarkan penghuninya dengan menendangi keluar satu per satu, lalu menguasai chat room-nya selama berjam-jam.

Bagi yang terkena kick tidak bisa langsung kembali ke chat room selama beberapa lama. Rasanya sesakit kena tendang di jidat. Bagi yang chat room-nya dikuasai lawan, rasanya sesakit kena tendang di pipi, tapi tidak bisa membalas. Asu banget, kan?

Nah, di sinilah hebatnya Mig33. Ketika otak kita dibebat kalut karena asmara kandas, kita bisa melampiaskannya di sana. Bukan dengan bikin status galau, tapi dengan menyerang chat room bajingan/bajingwati yang menikung gebetan kita.

Namun tentunya hal itu hanya berlaku bagi miger yang mempunyai pasukan atau memiliki aplikasi multi-kick. Bagi pemain tunggal, mereka harus menyelesaikan sakit hati itu dengan baku hantam di dunia nyata saja.

Zaman memang sudah berganti. Karena tak mampu bersaing dengan aplikasi yang lebih canggih dan mampu menjual “privasi”, Mig33 pun terpaksa gulung tikar.

Sekarang Mig33 tinggal kenangan. Meski begitu, ia tetap mendapat tempat di hati setiap mantan penggunanya. Karena di sanalah sejuta kenangan mereka tersimpan.[]

 

Grup FB KCLK

Halaman FB Kami

Pengurus dan kontributor

Mengirim/Menjadi penulis tetap di Loker Kata

Leave a Reply