Mencipta Pelita

Mencipta Pelita

Mencipta Pelita

Oleh: Mila Athar

Pada akhirnya kita akan menjejak rasa yang sama. Rasa antara ada dan tiada. Rasa di antara dunia dan akhirat-Nya. Tak pandang kaya maupun papa. Tak ada lagi keangkuhan yang tiada habisnya.

Tak ada lagi lisan yang bisa bersuara. Terkunci rapat hanya ternganga. Tingkah pongah segala rupa, sesal menumpuk tiada guna.

Masa bersuka ria hanya angan semata. Ingin kembali sudah tak bisa. Semasa muda berhura-hura, semasa tua berpangku saja. Tanpa berusaha menjemput Hidayah-Nya.

Handai taulan tak nampak di mana-mana. Berteman sunyi merajam sukma. Tak ada yang peduli, tak ada yang menyapa. Menjerit ribut tak ada yang iba.

Aku dan kau akan menjejak ruang kosong gelap gulita. Ada yang akan penuh cahaya, ada yang mencekam tak berpelita. Kita sendiri yang akan mengukirnya.

Mari ciptakan cahaya milik kita sendiri. Selagi sempat masih dimiliki. Sebelum sesal menjadi kian tak berarti. Selagi ajal belum menghampiri. Mari berlomba mencipta pelita. Mungkin lewat orang tua yang kian renta, lewat kerabat yang mungkin terlupa. Ataupun teman yang lama tak disapa.

Pelita tak tercipta dari harta yang kita puja. Tak digunakan sesuai manfaatnya. Ditumpuk-tumpuk tak semestinya. Disayang-sayang begitu rupa, hingga abai pada sesama. Harta yang pada ujungnya, hanya teronggok tiada guna.

Pelita tak hadir dari banyaknya kawan berbangga diri. Saling pamer tak mau rugi. Tanpa mengingat Sang Maha Terpuji. Sibuk memfitnah ke sana kemari.

Tempat ibadah tak pernah disambangi. Mengolok-ngolok di kanan kiri. Jiwa tertutup seolah mati. Menerima kebaikan sulit sekali. Pelita tak hadir sudahlah pasti.

Mungkin pelita hadir berjuta-juta di depan mata, tetapi kita lewatkan begitu saja. Terlalu sibuk dengan dunia, terlalu terlena dengan gemerlapnya. Terus berlomba mengejar dunia yang takkan pernah ada habisnya.

Pelita mungkin tak hadir karena kotornya hati yang jarang dimusabahi. Lewat iri hati yang tak berperi. Lewat benci yang semakin menggerogoti. Lewat dendam yang semakin tak terobati. Rasa seperti ini harusnya selalu diwaspadai.

Kini saatnya kepekaan diri harus ditempa. Semakin mendekat kepada-Nya. Tak abai lagi pada segala perintah dan larangan-Nya.
Perbanyak ibadah diderai doa.

Hadirkan pelita di dalam sukma. Terus berusaha sampai raga menutup mata. Menebar kebaikan lewat segala yang kita punya.

Perbaiki diri terus menerus. Perkokoh iman jangan tergerus. Hindari keburukan tak boleh terjerumus. Muncul godaan, tak usah diurus.

Kuyakin ini pasti tak mudah. Yakini bisa, jika kita mau berbenah. Hilangkanlah segala gundah. Mari bersegera kuatkan langkah. Tengadah doa kepada Sang Maha Pemurah. Raih segera jangan menyerah. Untuk meraih tempat yang indah.

Ini sebuah nasihat untuk diri sendiri. Semoga bisa menjadi inspirasi, untuk hidup yang lebih berarti.(*)

Tentang Penulis:

Mila, biasa menggunakan nama pena Mila Athar. Gadis Jawa yang saat ini masih belajar menulis. Memiliki keinginan bisa menebar manfaat lewat tulisan. Sangat suka membaca. Baginya membaca bukanlah hobi tapi menjadi bagian dari kewajiban. Membaca juga merupakan asupan gizi bagi seorang penulis. Saat ini sangat berharap bisa bergabung lewat berbagai forum kepenulisan untuk memperkaya wawasan dalam dunia tulis menulis. Jika ingin berteman bisa lewat FB: Mila Athar

Grup FB KCLK
Halaman FB Kami
Pengurus dan kontributor
Mengirim/Menjadi penulis tetap di Loker Kata

Leave a Reply