Mencintai Diri Sendiri: Sebuah Konsep yang Kerap Dilupakan Banyak Orang

Mencintai Diri Sendiri: Sebuah Konsep yang Kerap Dilupakan Banyak Orang

Mencintai Diri Sendiri: Sebuah Konsep yang Kerap Dilupakan Banyak Orang
Oleh: Devin Elysia Dhywinanda

Menurut KBBI, depresi adalah gangguan jiwa pada seseorang yang ditandai dengan perasaan yang merosot (seperti muram, sedih, atau perasaan tertekan). Dewasa ini, depresi menjadi masalah sosial yang terjadi dalam masyarakat modern, tidak terkecuali di Indonesia. Dilansir dari TEMPO.CO, Ketua Himpunan Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa Indonesia (PDSKJI), Eka Viora, mengatakan bahwa prevalensi penderita depresi di Indonesia adalah 3,7 persen atau sekitar 9 juta dari total populasi. Jumlah ini tentu saja berpotensi bertambah di masa depan bila tidak disikapi dengan bijaksana.

Beberapa orang mengatakan bahwa cara terbaik dalam mengatasi depresi adalah memperbanyak ibadah serta berinteraksi dengan orang-orang, sebab hal tersebut secara otomatis akan “membuka hati” kita. Padahal, dilihat dari kacamata medis, depresi terjadi karena adanya disregulasi nerotransmutter aminergik, yaitu hormon yang terkait dengan kewaspadaan, yang diakibatkan oleh faktor genetik. Ini tentu saja mematahkan anggapan bahwa depresi adalah penyakit “kurang iman”. Sebaliknya, depresi adalah sebuah “penyakit genetik” yang tidak bisa sepenuhnya disembuhkan, tetapi dapat diatasi secara personal (dari penderita itu sendiri).

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa menerima ketidaksempurnaan diri kita dapat meningkatkan kesehatan serta membuat kita lebih bahagia dan optimis. Hal ini dikarenakan bila kita mencintai diri kita sendiri, secara otomatis mendorong kita untuk peduli dengan orang lain, yang mana berdampak pada interaksi sosial yang sehat dan tentu saja sebuah kebahagiaan.

Bagian lain dari membuka hatimu, dan ini adalah hal yang sungguh harus kau latih, adalah memedulikan dirimu (Into The Magic Shop, 112).

Jadi, apa saja yang dapat kita lakukan untuk mencintai diri kita sendiri?

  1. Katakan Mantra Ini Setiap Kamu Bangun Tidur

“Aku pantas. Aku dicintai. Aku dipedulikan. Aku peduli pada orang lain. Aku memilih hanya yang baik untukku. Aku mencintai diriku.”

Katakan hal-hal positif saat Anda bangun tidur. Kata-kata yang Anda sukai dan dapat memotivasi Anda untuk dapat melakukan yang terbaik seharian nanti. Hal ini menjadi semacam sugesti; sebuah mantra ajaib yang dapat menstimulasi otak untuk memikirkan serta melakukan apa yang Anda katakan.

  1. Kamu adalah Seorang Pemenang

Kita memegang kendali atas hidup kita dan telah melakukan banyak hal untuk mencapai tujuan tersebut.

Berapa umur Anda sekarang? 17? 25? 60? Sudah seberapa jauh Anda belajar dan berkembang? Seberapa banyak hal yang Anda sumbangkan kepada dunia? Seberapa banyak Anda membagi cinta kepada dunia? Seberapa sering Anda bertahan dan menyelesaikan masalah Anda? Seberapa sering Anda mematahkan stereotip masyarakat terhadap Anda?

Selamat! Anda memiliki seorang pemenang dalam diri Anda.

  1. Ingat dan Catat Hal yang Kamu Syukuri Hari Ini

Mengapa ada banyak istilah untuk menggambarkan duka dan sedikit sekali ungkapan untuk sebuah kebahagiaan?

Kita sering kali terfokus pada perasaan negatif, seperti ketakutan, kecemasan, dan kesedihan, hingga lupa bahwa ada banyak hal—bahkan hal kecil seperti bangun di pagi hari—yang bisa disyukuri. Dengan menulis hal-hal tersebut sebelum tidur, dapat memotivasi otak serta diri kita sendiri untuk berbuat lebih baik di esok hari.

  1. Jangan Membuat Istilah Buruk untuk Diri Sendiri

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa bila seekor anjing ditempatkan dalam kotak tertutup dan diberi setrum listrik, pada awalnya ia akan menolak dengan menghindari setrum tersebut. Namun, bila hal tersebut terus berulang hingga rentang waktu tertentu, anjing itu akan merespons dengan pasif dan tidak lagi menghindari setrum listrik.

Dengan membuat istilah buruk untuk diri sendiri, tanpa sadar kita telah membiarkan otak membaca dan menanamkan stereotip tersebut, yang tentu saja berdampak negatif bagi pola pikir sehari-hari.

  1. Berterima-kasihlah kepada Dirimu Sendiri

Setiap hari, tubuh telah memaksimalkan potensinya hingga dapat melakukan aktivitas sehari-hari; otak telah melakukan koordinasi serta proses kreatif luar biasa; dan kesadaran menyelamatkan kita, membangunkan kita, setiap harinya. Berterima-kasihlah kepada dirimu sendiri karena telah melakukan pekerjaan luar biasa setiap hari.

  1. Menyadari dan Memaafkan Kesalahan

Banyak orang yang memiliki trauma masa lalu serta latar belakang lingkungan kurang mendukung tenggelam dalam penyesalan serta menyalahkan diri sendiri atas apa yang telah terjadi. Ini tentu saja berdampak buruk bagi psikologis mereka. Oleh karena itu, dengan menyadari bahwa tidak semua hal berjalan sebagaimana semestinya dan tidak menganggap kejadian buruk di masa lalu sebagai kesalahan kita, merupakan sebuah langkah yang bijaksana untuk mencintai diri kita sendiri.

  1. Merawat dan Menemukan Potensi Diri

Tubuh kita adalah anugerah yang mesti dijaga. Perawatan diri sendiri dapat dilakukan dengan makan teratur, tidur cukup, serta menjaga kesehatan. Sedangkan, dengan menemukan potensi diri, dapat memotivasi kita untuk berkembang dan, lebih lanjut, menghargai apa yang kita miliki.

Tips ini mungkin bekerja. Mungkin juga tidak. Beberapa pesulap gagal dalam pertunjukan mereka. Akan tetapi, mereka yang berhasil, memiliki kepercayaan serta kendali terhadap apa yang dapat mereka lakukan—sebuah sikap mencintai diri sendiri.

Jadi, siapkan kita untuk mencintai diri kita sendiri? (*)

Devin Elysia Dhywinanda adalah cewek AB hasil hibridisasi dunia Koriya dan wibu yang lahir di Ponorogo, 10 Agustus 2001. FB: Devin Elysia Dhywinanda

Grup FB KCLK
Halaman FB Kami
Pengurus dan kontributor
Mengirim/Menjadi penulis tetap di Loker Kata

Daftar Pustaka:

Weiner, Eric. 2012. The Geography of Bliss. Jakarta: PT Gramedia Media Utama.

Doty, James R., MD. 2018. Into The Magic Shop (Ke Dalam Toko Sulap). Jakarta: Mata Aksara Publishing.

Tempo.co. 2017. 9 Juta Orang di Indonesia Mengalami Depresi. https://gaya.tempo.co/read/877228/9-juta-orang-di-indonesia-mengalami-depresi. Diakses pada Selasa, 20 November 2018. Pukul 21.50.

Parker-Pope, Tara. 2018. Go Easy on Yourself, a New Wafe of Research Urges. https://well.blogs.nytimes.com/2011/02/28/go-easy-on-yourself-a-new-wave-of-research-urges/.  Diakses pada Rabu, 21 November. Pukul 05.15.