Memanfaatkan Stay at Home, untuk Memaksimalkan Karakter Anak
Oleh : Rachmawati Ash
Pandemi Covid-19 telah melumpuhkan sebagian besar aktivitas di seluruh bagian bumi. Wabah mematikan ini juga menjadi penyebab utama permasalahan di dunia pendidikan. Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dialihkan ke rumah masing-masing peserta didik. Hal ini menyebabkan orang tua kewalahan dalam mendampingi putra-putrinya untuk belajar di rumah.
Berbagai upaya dilakukan oleh guru dan orang tua untuk membuat anak tetap belajar di rumah. Stay at Home, menuntut orang tua untuk pandai dalam menentukan peraturan baru di dalam rumah. Pada akhirnya, waktu belajar di rumah yang selalu diperpanjang membuat orang tua terbiasa dan mampu menjadi guru dadakan bagi putra-putrinya sendiri. Secara tidak langsung, orang tua turun tangan sebagai pendidik yang mampu membentuk karakter anak.
Beberapa kegiatan yang dapat menumbuhkan karakter anak di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Rajin Beribadah
Orang tua dapat mengamati dan mengingatkan anak dalam melakukan ibadah. Semua agama sudah tentu mengajarkan agar selalu melakukan ibadah yang teratur dan khusyuk. Orang tua tidak harus berteriak untuk menyuruh anak melakukan ibadah tepat waktu. Orang tua cukup memberikan contoh melakukan ibadah rutin dan baik, secara tidak langsung anak akan meniru dan menjadi terbiasa. Jika dalam keadaan biasa, keluarga terburu-buru atau tidak teratur dalam melakukan ibadah. Maka dalam keadaan stay at home ialah waktu yang paling baik untuk mengembalikan kebiasaan ibadah yang lebih baik.
Keluarga dapat melakukan ibadah secara khusyuk dan berjemaah. Hal ini, akan membuat pembiasaan yang baik bagi anggota keluarga melakukan ibadah ke depannya.
Anak diberi kesempatan untuk memaksimalkan ibadahnya yang selama ini tertunda atau bolong-bolong. Orang tua memberikan dorongan kepada anak untuk mencapai ibadah yang terbaik. Misal, bagi yang beragama Islam, dapat menyelesaikan katam Al-Qur’an dalam waktu satu bulan. Bagi yang beragama lain dapat menyesuaikan dengan ajaran dan kepercayaan masing-masing.
2. Belajar Sesuai Jadwal
Stay at home, berbeda dengan liburan. Peserta didik tetap melakukan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di rumah masing-masing. Orang tua menjadi mitra guru dalam memantau dan mendampingi putra-putrinya belajar di rumah. Awalnya memang sulit, sebagian orang tua merasa kewalahan dalam membimbing putra-putrinya untuk mengikuti pelajaran. Banyak orang tua keberatan menjadi guru pengganti bagi anaknya sendiri. Tetapi, wabah mematikan memaksa orang tua siap menjadi guru profesional dan andal layaknya guru di sekolah.
Orang tua bekerja sama dengan wali kelas, membuat jadwal belajar sesuai dengan waktu belajar di sekolah. Pelajaran di mulai pada pagi hari, tidak selalu pukul 07.00 pagi, bisa sedikit mundur atau lebih rileks. Anak mengikuti pelajaran dengan cara mengerjakan soal yang diberikan oleh guru, membaca buku, meringkas materi dari buku paket atau membuat catatan yang bersumber daring.
Orang tua harus tegas dalam membuat peraturan belajar d rumah. Waktu belajar dan istirahat diusahakan sesuai dengan waktu yang selama ini dikuti di sekolah anak. Hal ini akan membuat anak disiplin dan tidak seenaknya sendiri meskipun belajar di rumah.
3. Tertib dan Disiplin dalam Pekerjaan Rumah
Selasai belajar, orang tua memberikan tanggung jawab kepada anak untuk melakukan pekerjaan rumah sesuai jadwal yang sudah disepakati. Hal ini untuk membiasakan anak mewujudkan disiplin dan tanggung jawab dalam kebersihan rumah tangga.
Membersihkan rumah dapat dilakukan sesuai dengan kesepakatan yang sudah dibuat sebelumnya. Misal, orang tua menawarkan kepada kakak dan adik untuk memilih sendiri pekerjaan apa yang diinginkan. Pilihan sesuai keinginan akan membuat anak ringan dan tidak beban dalam mengerjakan tugasnya.
Orang tua harus adil dalam mendampingi pilihan anak. Setiap anak harus mendapatkan pekerjaan sesuai dengan usia dan kemampuan. Contohnya: Kakak mendapatkan jatah mencuci piring dan mengepel lantai, sedangkan adik mendapat jatah menyapu dan mengelap kaca jendela. Pilihan dan jadwal yang sudah disepakati dapat dilakukan dengan bimbingan orang tua. Secara tidak langsung, kegiatan ini akan membentuk karakter anak rajin dan disiplin dalam menjaga kebersihan rumahnya sendiri. Mewujudkan hidup sehat dan nyaman di tempat tinggalnya.
4. Mengembangkan Hobi
Waktu berada di rumah yang terlalu lama akan membuat anak bosan. Oleh karena itu, orang tua harus selalu aktif dalam mencari ide dan jalan keluar. Orang tua dapat memberikan penawaran kepada anak untuk menggali potensinya. Anak diberi kesempatan untuk mengembangkan hobi sesuai keinginan dan pilihan yang tepat. Stay at home juga memberikan kesempatan anak untuk mewujudkan hobinya agar lebih baik lagi.
Misalnya, anak yang suka memelihara ayam, ikan, atau hewan lainnya. Hobi ini dapat dikembangkan, kelak menjadi pendapatan yang bermanfaat bagi anak itu sendiri. Hobi olahraga, dapat membuat anak sehat dan tetap aktif. Hobi membaca buku, stay at home dapat memberikan waktu lebih banyak untuk menghabiskan waktu bersama buku-bukunya.
Orang tua membantu memfasilitasi dengan mengadakan apa yang dibutuhkan anak. Dengan melakukan hobi anak akan merasa senang dan terhibur. Salah satunya, hobi memelihara hewan, dapat membentuk karakter disiplin dan bertanggung jawab. Anak memiliki tanggung jawab memberikan makanan dan membersihkan kandang hewan peliharaannya. Kasih sayang dan cinta terhadap ciptaan Tuhan semakin tumbuh dan berkembang.
5. Waktu Bersama Keluarga Lebih Berkualitas
Setiap musibah pasti memiliki hikmah yang tersembunyi. Begitu pun pandemi Covid-19 yang terjadi saat ini, memiliki hikmah yang tidak kita sadari. Manusia dipaksa untuk tinggal di dalam rumah, bekerja dan belajar pun dari rumah. Hal ini membuat lingkungan dan alam lebih bersih. Dunia terbebas dari polusi udara dan suara. Tempat wisata dan alam punya kesempatan untuk pulih dari kotoran dan kerusakan yang disebabkan oleh kejahilan manusia.
Selain itu, stay at home juga memberikan kesempatan yang berkualitas bagi keluarga. Orang tua memiliki lebih banyak waktu mendampingi putra-putrinya dalam belajar dan dalam pertumbuhan. Pendekatan orang tua dapat dilakukan secara maksimal, sehingga anak tidak menyembunyikan masalah dan melakukan kenalan yang tidak terkontrol.
Waktu keluarga dapat diisi dengan makan bersama, menonton televisi, maupun bermain di dalam rumah bersama-sama. Orang tua memiliki kesempatan bercerita dan sebaliknya, mendengar cerita dari anak. Sehingga keterbukaan antar anggota keluarga semakin tercipta. Keluarga menjadi harmonis dan sehat jasmani maupun rohani.
Demikian beberapa kegiatan yang dapat dilakukan untuk membentuk karakter anak selama menghadapi pandemi Covid-19. Semoga tulisan ini bisa menjadi inspirasi dan memberikan manfaat bagi orang tua dan keluarga. (*)
Rachmawati Ash. Selalu belajar menjadi Ibu yang baik bagi kedua putranya yang lahir di bulan basah, Desember: Ibrahim dan Volkan.
Grup FB KCLK
Halaman FB Kami
Pengurus dan kontributor
Mengirim/Menjadi penulis tetap di Loker Kata