Kutukan
Oleh : Fei Ling
Aku benci keadaan ini. Mommy dan Daddy benar-benar tidak menganggapku ada. Bagaimana mungkin mereka seenaknya saja memutuskan berpisah tanpa pernah berpikir dampaknya? Aku tidak mau disuruh memilih harus tinggal dengan siapa nantinya. Detik itu juga, aku memilih kabur dari rumah. Uang yang aku bawa cukup untuk menyewa apartemen selama seminggu. Setelah itu, aku harus mencari pekerjaan.
Saat bingung mencari tempat tinggal murah, aku melihat studio tato yang membuka pendaftaran model. Ah, ini kesempatan bagus. Selain bisa mendapatkan uang dari hasil menjadi model, aku juga melakukan bentuk protes terhadap kedua orangtuaku. Mommy tidak suka melihat anaknya merajah tubuh, kebetulan sekali, mereka pasti memberi perhatian lebih kepadaku. Siapa tahu juga, dengan aku melakukan ini, Mommy dan Daddy membatalkan rencana buruk mereka.
Ruangan ini boleh dibilang tidak sesuai disebut studio, mungkin lebih tepat dijadikan ruang senjata. Apabila tempat tato dipenuhi dengan barisan tinta, foto berisi berbagai macam desain seni merajah tubuh, di sini sebaliknya. Berjejer senjata tajam terpajang di dinding, dari tombak berukuran kecil hingga terpanjang.
“Halo, ada orangkah?” Aku memberanikan diri mengeluarkan suara walaupun rasa takut menyerang.
“Masuklah.” Di hadapanku, duduk seorang lelaki berusia sekitar empat puluhan.
“Sebutkan nama dan tujuanmu kemari.”
Aku melakukan apa yang dia katakan. Setelah itu, dia menyuruhku membuka lengan. Sebelum aku bertanya, lelaki yang bernama Simon itu mengatakan bahwa menjadi model tato, tidak bisa memilih gambar. Suatu kebetulan, desain yang dia serahkan bagus dan menarik menurutku. Lima jam kemudian, tato tribal tergambar indah di lenganku.
***
Setahun berlalu semenjak peristiwa itu. Mommy dan Daddy memang marah tatkala mengetahui apa yang aku lakukan, tetapi tidak bisa melakukan apa-apa. Usahaku menarik perhatian mereka pun sia-sia, juga putusan bercerai. Hasil akhirnya, Mommy dan aku tinggal dalam satu flat, Daddy di blok lain, tetapi masih satu distrik.
Beberapa waktu lalu, aku melamar pekerjaan di salah satu perusahaan besar yang berlokasi di distrik satu. Sebelum mengetahui hasilnya diterima atau tidak, aku memaksa Mommy supaya mengizinkanku pindah ke area sana. Tujuanku, ingin lepas dari Mommy dan Daddy. Benar saja, aku diterima di perusahaan tersebut.
Waktu berjalan sangat cepat. Saat ini, aku menjadi kekasih Dave—atasanku. Suatu pagi, aku menanyakan alasan dia menerimaku menjadi sekretarisnya tanpa melalui tes yang panjang. Dia menjawab bahwa tatoku yang menarik perhatiannya.
“Bagaimana kamu tahu itu, Dave? Bukannya aku selalu menyembunyikan rajah ini dari semua orang?”
Ya, aku menyesal karena merajah tubuhku. Supaya tidak terlihat dan menimbulkan banyak pertanyaan, sering kali aku menutupnya dengan selalu memakai kemeja lengan panjang.
“Aku melihatmu beberapa waktu lalu di kafe depan kantor. Saat itu, kamu melepas kemejamu. Di situlah aku tertarik kepadamu. Aku tidak perlu berpikir panjang menerimamu sebagai sekretarisku,” ujarnya panjang lebar seraya menjetikkan tangannya ke daguku.
Setelah berkata itu, Dave segera berangkat menemui teman kerjanya.
***
Siang berganti malam, Dave pun harus pulang ke rumah istrinya. Sebelum itu, dia mengabari akan singgah ke apartemenku terlebih dahulu. Untuk menyambutnya, aku memasak makanan kesukaan Dave, sup merah dengan roti panggang. Terdengar suara pintu terbuka. Ah, itu pasti Dave, pikirku.
Tebakanku tidak salah, dia datang menghampiriku yang ada di dapur.
“Jo, aku merindukanmu.”
Tangannya memelukku pinggangku dari arah belakang. Aku pun berbalik menatapnya. Bibir kami saling bertautan. Aku dan Dave larut dalam ciuman yang panjang. Jemari Dave mulai menjamah setiap inci tubuhku. Sungguh aku menikmatinya. Dave yang lembut dan berhati-hati. He treats me like a queen!
Permainan ini sungguh mengasyikan dan membuatku terlena seperti sebelumnya.
Namun tiba-tiba ….
Dave berhenti tepat pada saat aku hampir mendapatkan kenikmatan. Ada yang berubah di wajah Dave. Terlihat sorot matanya menjadi merah, suaranya menggeram aneh.
“Kenapa, Dave?”
Bukannya menjawab pertanyaanku, Dave berlalu meninggalkan dapur. Hampir sepuluh menit dia pergi. Aku pun kembali mengenakan pakaianku.
“Tanggalkan!” Suara berat itu mengagetkan diriku.
Dia mengikatku dengan handcuff wrist leg miliknya.
“Sakiiit, Dave!” Aku berteriak akibat rasa sakit ketika dia menekanku. Ada yang aneh dalam diri Dave. Tidak biasanya dia berlaku seperti ini.
Astaga! Apa lagi ini? Aku melihat Dave mengambil pisau dari laci dapur. Benda tajam itu dia gunakan untuk menguliti lenganku. Tak ayal, lenganku penuh dengan darah. Jeritanku pun tidak membuat Dave iba, malah sebaliknya. Dia makin menggila. Dengan pisau yang sama, dia mengukir payudaraku. Rasa sakit ini membuatku menangis. Ke mana Dave-ku? Aku yakin ini bukan dia. Seolah-olah ada yang merasukinya.
“Sudah lama aku ingin melakukan ini kepadamu, Jo. Tatomu adalah kutukan. Untuk itu, lambang Scarab[1] harus ada juga di badanmu!” serunya.
“Scarab? Kutukan? Aku tidak paham, Dave.” Aku menuntut penjelasannya dengan terengah-engah menahan sakit.
Dia hanya menyeringai tanpa menjawab. Akibat banyak darah yang keluar dari lengan dan dadaku, perlahan aku makin lemas. Sebelum kehilangan kesadaran, aku mendengar pintu apartemenku didobrak.
Tampak sepasang manusia berdiri di hadapanku dan Dave. “Hentikan!” seru salah satu dari mereka.
“Sudahlah, Lewis. Kita langsung bunuh dia,” kata wanita di sampingnya.
“Tidak, Rose. Kita harus menyerahkan dia ke Neialmé. Karena ini berhubungan dengan jiwa manusia yang tidak bersalah.” Pria itu menjawab.
“Ya, ya, ya … kalau itu memang maumu,” sambung wanita itu lagi.
“Diastatikí désmi oríon!” Mereka menyerukan kalimat yang tidak aku mengerti sama sekali.
Seiring kata itu diteriakkan, tubuh Dave diselubungi oleh asap putih, lalu lama-lama menghilang. Otakku sama sekali tidak bisa mencerna apa yang terjadi di depanku. Tanpa sadar, aku melupakan rasa sakitku.
Dengan cepat pria yang kuketahui bernama Lewis itu melepaskan ikatan tangan dan kakiku, lalu Rose menyelimuti tubuh telanjangku.
Mereka berdua meniupkan sesuatu di kepalaku. Imbasnya, rasa ngilu, nyeri, dan perih di sekujur tubuhku hilang. Tato tribal dan simbol Scarab di payudaraku musnah.
Setelah aku mengembalikan tenaga, mereka berdua menjelaskan peristiwa ini. Tato tribal yang aku dapatkan secara misteri ternyata simbol keramat. Fungsinya berubah menjadi kutukan, apabila sudah ditorehkan di bagian tubuh seseorang.
Dave dirasuki oleh iblis LDiablo yang menggunakan lambang huruf D terbalik. Itulah mengapa sekilas aku melihat tato di leher Dave berubah warna.
Dave melakukan perjanjian terlarang dengan LDiablo. Dia harus mencari benda keramat yang diinginkan iblis itu untuk menghancurkan dunia dan sebagai timbal baliknya, usaha Dave akan mengalami kemajuan pesat.
Lalu, siapakah pria dan wanita yang menyelamatkan aku ini? Ternyata mereka adalah kakak beradik yang ditugaskan oleh Neialmé—penjaga kedamaian bumi—untuk merebut benda keramat dari tangan LDiablo.
Kemudian, aku bertanya kepada mereka mengenai keberadaan Dave. Lewis menjelaskan Dave akan musnah dari kehidupan akibat perjanjiannya dengan LDiablo. Tidak ada satu pun orang yang tahu dan mengingat bahwa ada seorang manusia yang bernama Dave, kecuali aku. Mengapa hanya aku? Ya, karena aku sudah mengandung benih dari Dave.(*)
[1] Scarab berasal dari bahasa Yunani; Scarabaeus sacer yang merupakan sejenis kumbang. Orang-orang Mesir kuno menyakini hewan ini sebagai sesuatu yang keramat
Surabaya, 30 Mei 2021
Fei Ling. Seorang wanita pekerja yang hanya ingin menuangkan isi dalam otaknya melalui tulisan.
Editor : Lily