Kumpulan Creepypasta 1 (Event Singkat Lokit)

Kumpulan Creepypasta 1 (Event Singkat Lokit)

Kumpulan Creepypasta 1 (Event Singkat Lokit)

PAMIT
Rachmawati Ash

Kunyalakan lampu di ruang tengah. Kudapati adikku, Ardian sedang menonton televisi. Bibirnya tersenyum-senyum melihat adegan di layar kaca. Kutanyakan di mana Ayah dan Ibu, dia enggan menjawab. Matanya masih terfokus pada film di depannya.

Tanpa menoleh ke arahku, Ardian menunjukkan jarinya ke kamar sebelah. Aku mempercepat langkah menuju kamar Ayah dan Ibu. Aku tak berani mengganggu karena ternyata mereka tampak tidur pulas.

Aku kembali ke ruang tengah. Mencoba berbincang dengan Ardian, tapi anak ini tetap tak memedulikanku.

Dua hari mereka meninggalkanku sendirian di rumah. Aku tidak ikut ke rumah bude di Solo karena ada tugas kuliah.

Mendapati adikku sudah kembali ke rumah, aku ingin mengajaknya becanda seperti biasa. Kulemparkan bantal kursi ke wajahnya, Ardian tidak menghiraukanku. Kuambil remot TV dari tangannya. Ardian hanya melirik, lalu memukul lengan kananku. Aku senang membuatnya terganggu.

Pintu rumah diketuk. Kubuka pintu dengan rasa penasaran yang begitu tinggi. Siapa yang datang ke rumah larut malam. Beberapa polisi berdiri di teras rumahku. Polisi memcoba membuatku tenang, dilanjutkan menyampaikan kabar bahwa Ayah, Ibu dan Adikku meninggal dalam kecelakaan mobil tadi siang di perjalan pulang.


Cacat dan Berbeda
Rizky Hakiki

Aku terlahir dengan tubuh cacat, karena diriku berbeda dari manusia normal lainnya. Perbedaannya pun sangat mencolok. Namun, Ibu berulang kali membantah dan menolak pernyataanku. Dia selalu mengatakan, “Kau tampak sempurna, Nak.”

Aku berharap dia sadar dengan keanehanku, tetapi mungkin kalian justru akan menyebutnya sebagai keistimewaan. Tidak mengapa, silakan saja.

Sejak kecil, aku memiliki kemampuan melihat makhluk gaib, terkadang dengan dunia asingnya juga. Dan, yang terakhir adalah meramal kematian seseorang.

Apa pernah meleset? Jawabanku adalah tidak. Tebakanku selalu benar soal ramalan kematian. Hingga suatu hari, bayangan hitam menutup rata seluruh wajah ibuku. Dia tidak sadar karena wujudnya tidak kasatmata. Sebuah kondisi yang lumrah terjadi sebelum ajal menjemput seseorang, begitu menurut penglihatanku. Dengan refleks aku mengatakan, “Bu, besok kau akan mati.”

 

Grup FB KCLK
Halaman FB Kami
Pengurus dan kontributor
Mengirim/Menjadi penulis tetap di Loker Kata

Leave a Reply