Jurus Berubah Wujud
Oleh: Mulia Ahmad Elkazama
Jalanan sepi dan berkabut. Seorang pria tinggi besar nan atletis itu mempercepat langkahnya. Gurat ketakutan terpancar di wajahnya. Sesekali ia menoleh ke belakang. Tidak ada siapa-siapa.
“Cilukba!” Tiba-tiba sesosok drakula yang punya nama lengkap Drakulan William—masih saudara Stefan William?—muncul di depannya. Spontan pria tegap itu berteriak histeris.
“Sateee … ups salah. Setaaaannn!” teriaknya lantang memecah tanah kuburan dan membangunkan setan-setan.
“Eh, belum gue apa-apain. Dasar alay!” gerutu Drakulan, sebel.
“Oh, belum, ya? Kirain udah digigit,” kata pria itu santai sambil nyengir kuda.
“Tenang, gue kagak gigit, cuman ngisep doang,” terang Drakulan.
Sedetik kemudian, Drakulan menyeringai kayak kucing garong. Kembali pria berpenampilan necis itu menjerit. Kali ini lebih lantang lagi.
“Lontooong … eh, tolooong!” Keras sekali teriak si pria sampai rambut si Drakulan jabrik semua kayak tersengat listrik tegangan tinggi, setinggi tiangnya.
“Ih, alay banget sih, Brow! Belum juga gue gigit udah teriak-teriak kayak gitu. Emang lagi audisi Indonesian Dodol?” sungut Drakulan jengkel.
“Lagian, dari tadi makanan melulu yang lu teriakin. Belum makan, ya?” imbuh si Drakulan.
“Terserah gue dong. Mulut-mulut gue sendiri,” balas si pria itu sedikit takut. Sejurus kemudian, lari tunggang-langgang.
“Ya, lari. Mana gue laper lagi,” keluh Drakulan.
Pria tegap itu berhenti. Napasnya ngos-ngosan kayak dikejar anjing. Eh, hantu sama anjing lebih menakutkan mana, ya? Masa bodoh, ah! Yang penting pria itu tidak menjadi menu makan malam si drakula.
“Hai Mas, uhuk … uhuk … uhukk!” sapa seorang perempuan berbaju serba putih dan rambut menjuntai ke tanah sambil tertawa mengerikan.
“Hoaaa … kutiiiiiilll!!!” teriak pria itu histeris, persis seperti waktu nonton konser Hantu Lady Gagak.
Prang!
Seketika perempuan misterius itu memukulkan sebuah panci ke kepala si pria.
“Nama gue Kuntiaryosih, bukan kutil. Gue kentutin, mampus lu! Uhukk … uhukk … uhukkk,” protes si Kuntiaryosih sambil memamerkan tertawanya yang khas kayak orang lagi batuk karena nelen kentut.
“Kok, kayak nama pacar gue? Kinaryosih,” kata pria itu.
“Oh, artis dalam film ‘Mendadak Kentut’ itu, ya? Yang main bareng Titi Kumal?” tanya Kuntiaryosih sambil kedip-kedip mata karena kelilipan rambut.
“Wuih, update juga lu.” Pria itu terkagum.
“Iya, dong. Gue gitu loh … hantu paling gahol di alam gaib. Uhuuukkk … uhukkk … uhukkkkk,” pongah Kuntiaryosih sambil tertawa.
“Eh, kok tawa lu aneh banget, sih? Gue nggak jadi takut sama lu, nih.”
“Nggak tau, nih. Tadi sore bangun tidur tiba-tiba tawa gue berubah.” Kuntiaryosih curhat.
“Emang, kalau lu tidur sambil nelen tang, ya?” tanya pria itu.
Mata Kunti berbinar. “Lho, kok tau? Lu dukun, ya? Paranormal, ya? Atau detektif? Atau reporter yang lagi ngeliput aktivitas gue? Wah, keren! Berarti gue bakal masuk tipi, nih!” cerocos Kuntiaryosih bersemangat.
“Bukan! Tuh, ada tang nyangkut di tenggorokan lu,” jawab si pria sambil mencari kesempatan lari dari hadapan kuntilanak super lebay ketika sedang sibuk menggerayangi tenggorokannya.
“Eh, jangan lari!” jerit Kuntiaryosih. “Uhuk …. Uhuk …. Uhuk.”
Malam berikutnya.
“Nah, mau lari ke mana lu?” ucap Drakulan seraya memamerkan giginya yang kekuning-kuningan.
Menurut keterangan Dokter Oz Saputra, teman Si Manis Jembatan Ancur, Drakulan mengidap penyakit TBC karena sering tidur di pagi hari. Dalam istilah Jawa, penyakit ini dinamakan ‘Penyakit Kuning’, di mana wajah, gigi, mata, dan anggota tubuh yang lain terlihat berwarna kuning kayak orang pakai luluran kunyit. Penyakit ini diakibatkan kurang berolah raga. Tidur di pagi hari. Pria berdandan necis itu sontak kaget. Sedetik kemudian, Kuntiaryosih juga nongol.
“Hiii … hiiii … hiiii ….” Kali ini ketawanya melengking tajam. Menakutkan!
“Eh, ketemu lagi, nih.” ucap pria itu santai. Tak ada gurat ketakutan di wajahnya.
“Sekarang, gue akan mengisap ingus lu. Dan lu nggak bisa lari ke mana-mana lagi,” kata Drakulan sambil memasang taring palsu.
Ia takut ingus yang diisap dari pria itu terkontaminasi penyakit yang bersarang di tubuhnya, lebih-lebih virus mematikan yang sekarang menjadi mimpi buruk bagi penduduk bumi; covid-19.
“Iya, lu nggak bisa lari sekarang,” timpal Kuntiaryosih seraya memanjangkan kukunya yang baru saja mendapat perawatan di salon.
“Tunggu! Lu nggak sayang sama kuku lu yang bagus itu? Ntar lu bisa kena kutil kalau terkena darah gue,” ujar si pria.
“Untung gue ngisep ingus!” kelakar Drakulan.
“Ah, ngibul! Jangan percaya sama pria klimis ini,” kata Drakulan lagi. Mereka berdua pun bersiap menghabisi nyawa si pria.
“Stop!” seru Kuntiaryosih. “Kok lu diam aja? Lari atau apa apalah gitu. Lu nggak takut mati?” tanya Kuntiaryosih, heran.
“Ngapain takut mati. Emang ada hantu yang mati dua kali, ya?” jawab pria itu.
Drakulan dan Kuntiaryosih saling pandang sampai kelilipan. Kali ini bukan kelilipan rambut, tapi ludah yang muncrat dari mulut si pria.
“Jadi, lu udah mati?” tanya mereka berdua serempak. Kompak banget kayak tim pemandu sorak. Pria tinggi tegap itu mengangguk.
“Kok, lu kagak bilang dari tadi, sih? Mana mahal sewa gigi taring ini,” sesal Drakulan.
“Iya, gue juga bela-belain ke salon buat mempertajam kuku-kuku ini,” timpal Kuntiaryosih.
“Hahaha … terserah gue dong! Gue gitu loh,” kata pria itu dengan suara besar dan berat.
“Yang bener ‘So What Gitu Loh’,” sahut Kuntiaryosih sambil meniru gaya personel Teh Poci.
“Kalau lu udah mehong, kenapa kemarin lari ketakutan?” selidik Kuntiaryosih, super duper penasaran.
“Akting aja. Gue, kan, pingin banget jadi aktor kayak Ahmad Jhani,” jawab si pria, sambil menerawang.
Tuk!
Sebuah jitakan mendarat di kepalanya.
“Ahmad Jhani itu musisi, bukan aktor!” ucap Kuntaryosih, sedikit geram.
Sejurus kemudian wajah pria yang tampan itu berubah mengerikan.
Bola matanya menyala-nyala. Warna kulitnya pun sehitam kopi lawak, ups luwak. Perutnya buncit kayak ibu hamil sembilan abad. Dan, rambutnya keriting seperti kawat gigi berkarat. Tidak terbayang deh jeleknya!
“Uzumaki Genderuwo?!” teriak Drakulan dan Kuntiaryosih bersamaan, lalu pingsan.
“Gue lagi mempraktikkan jurus ilusi dan berubah wujud pemberian Uchiha Sasule,” kata Genderuwo setelah Drakulan William dan Kuntiaryosih sadarkan diri.
“Makanya … jangan liat penampilan seseorang dari luarnya aja. Ingat, dunia ini penuh tipu daya setan. Kalau nggak hati-hati, ya, bisa mendadak pingsan,” lanjut Uzumaki Genderuwo, sok bijak. Drakulan dan Kuntiaryosih pun manggut-manggut, ngantuk. Fajar hampir saja menyingsing.(*)
Mojokerto, 05 Desember 2019
Mulia Ahmad Elkazama. Lahir di kota kecil Pati, Jawa Tengah. Penggemar serial anime Naruto ini suka membaca dan menulis. Aktif belajar di beberapa grup kepenulisan dunia maya. Akun FB: Mulia Ahmad Elkazama. IG: @ahmadmulia247.
Grup FB KCLK
Halaman FB Kami
Pengurus dan kontributor
Mengirim/Menjadi penulis tetap di Loker Kata.