Jodoh Pilihan Ibu

Jodoh Pilihan Ibu

Jodoh Pilihan Ibu
Oleh: Respati

Pernikahan sejatinya merupakan gerbang menuju kebahagiaan. Dan semua pengantin akan merasakan kegugupan bercampur bahagia menuju hari H. Setelah mempersiapkan pesta yang katanya sekali seumur hidup itu. Namun, tidak dengan Rai. Semakin mendekati hari pernikahannya, kegelisahan semakin menjadi. Ini bukan pernikahan yang diinginkannya. Bukan karena tema pesta kebun yang dipilih calon istrinya. Atau pilihan busana yang nanti akan ia pakai. Pilihan WO, gedung dan katering, Rai hanya mengangguk setiap kali Amanda meminta pendapatnya.

Amanda, gadis berwajah cantik berpostur tinggi langsing. Kulitnya bersih, sangat cocok dengan gaun pengantin berwarna baby pink itu. Semua setuju dengan kecantikannya. Terlebih saat fitting baju, Amanda mencoba baju yang akan ia kenakan besok.

“Mas Rai, gimana? Bagus gak?” tanyanya manja.

Rai tersenyum dan mengangguk.

“Cantik?” tanyanya lagi.

“Cantik ….” jawaban Rai seadanya. Datar.

Kebaya berbahan french lace melekat ketat di tubuh Amanda. Lekukannya terlihat jelas.

“Tante Lanny, aku gemukan, ya?” Amanda merasakan kebayanya terasa sempit.

“Diet, dong, Say. Supaya terlihat slim pas harinya,” ujar Tante Lanny.

Amanda mengangguk setuju. Ia harus diet agar penampilan besok memukau. Dan kebaya itu bisa dikenakannya.

Rai lebih memilih sibuk dengan gawainya, ketimbang mendengarkan pembicaraan Amanda dan tantenya. Rai juga mengalihkan pandangannya dari tubuh Amanda yang … ahh, Rai tak kuasa membayangkan, saat semua pasang mata menatap takjub pada calon istrinya itu. Lekukan tubuh Amanda yang tercetak jelas pada kebaya mahalnya, belum lagi belahan panjang di dadanya. Astagfirullah. Dalam hati kecil Rai tidak rela, tetapi apa dayanya?

***

Pernikahan hanya tinggal menghitung jam. Rai masih mengunci diri dalam kamar hotel Mutiara. Dan di kamar 305, Rai menghabiskan waktunya dengan murottal. Sejak subuh tadi, ia terus menyelesaikan bacaannya.

Pukul 06.25, ada ketukan di pintu kamarnya. Kamar suite disiapkan Amanda untuknya. Ya, seluruh persiapan pernikahan mereka Amanda yang mengurusnya.

“Assalamualaikum,” Ibu memberi salam.

“Walaikumussalam, Bu.”

“Boleh, Ibu masuk?”

Rai melebarkan pintu kamar, menyilakan ibunya masuk. Ibu duduk di sofa, dan mulai bicara, “Raiman, bagaimana perasaanmu, Nak?”

“Biasa saja, Bu. Baik.”

“Jangan bohongi Ibu, Nak.”

Rai menunduk. Ia tidak ingin menyakiti hati ibunya dengan berkata jujur tentang perasaannya. Hati ibunya lebih penting untuk ia jaga ketimbang hatinya sendiri. Rai yakin, pilihan ibunya adalah yang terbaik untuknya. Sekalipun itu melukai Nirma. Nirma yang salihah, yang kelak bisa menjadi ibu dari anak-anaknya. Nirma yang bisa memahami keputusan Rai untuk menerima jodoh pilihan ibunya.

“Maafkan Ayah dan Ibu yang telah mengatur hidupmu, juga jodohmu.”

Pelan sekali Rai menghela napasnya. Supaya Ibu tak mendengar sesak di dadanya, yang perlahan ia buang.

“Ibu memilihkan Amanda untukmu, bukan Nirma. Bukan Ibu tidak menyukai Nirma. Dia salihah, baik. Tanpamu dia akan tetap salihah.” Ibu berhenti sejenak mengatur irama hatinya. Suaranya mulai serak. “Ibu berharap, kamu bisa membawa Amanda ke surga Allah. Ibu yakin kamu sanggup.”

Rai terus menunduk sambil tangan kanannya menggenggam tangan kirinya. Rai sangat menyayangi ibunya. Selama hidupnya, ia belum pernah menolak permintaan ibunya. Dia sangat penurut. Bagi Rai, surganya ada di rida orangtuanya, terutama ibu.

“Ikhlaskan hatimu menerima Amanda apa adanya. Jadilah imam baginya. Ajak dia ke surga bersamamu, Nak.”

Rai berhambur ke pangkuan Ibu. Tangisnya pecah. Rai melepaskan beban di pundaknya. Isakannya berisi permohonan maaf sekaligus restu pada ibunya.

***

Rai merapikan jas yang dipakainya. Memasang peci putih di kepalanya dan menghapus sisa tangisannya. Lalu Rai berkaca pada cermin besar di dinding.

Bismillahirohmanirrohim, akan kubawa engkau ke janah-Nya.

 

Magelang, 28.12.2018

Susi Respati, penyuka cerita horor, namun sering ketakutan sesudahnya. FB: Susi Respati Setyorini.

Grup FB KCLK
Halaman FB Kami
Pengurus dan kontributor
Mengirim/Menjadi penulis tetap di Loker Kata