Jodi

Jodi

Jodi
Oleh: Evamuzy

Di sebuah peternakan yang berisi ratusan ekor angsa. Jodi, si anak angsa putih berusia tiga minggu tertunduk lesu, memisahkan diri dari teman-temannya. Menenangkan hati yang kian hari kian nelangsa. Pilu.

“Oh … Tuhan. Jika ada tempat lain untukku, ingin rasanya aku pergi ke sana,” kata Jodi yang berpindah pandang kepada langit dan awan putih yang bagai tengah menyapa.

“Atau ubah diriku menjadi segulung awan itu. Yang berbentuk seperti apa pun tak akan menjadi masalah saat dipandang. Tidak sepertiku ….” Jodi kembali murung. Sampai akhirnya tepukan lembut terasa pada punggung tubuh yang mulai ditumbuhi bulu-bulu dewasa itu. Siapa lagi kalau bukan sang ibu. Satu-satunya sosok yang mau menerima dan menyayangi Jodi setulus hati. Tak seperti mereka. Mereka semua.

“Ibu ….” Si anak angsa menatap wajah cantik sang angsa jelita. Induk muda dengan lima ekor anak termasuk Jodi.

“Kenapa kau masih di sini, Sayang? Berkumpullah dengan teman-temanmu. Waktu makan sudah tiba.” Sayap cantiknya mengelus lembut kepala Jodi.

“Sebentar Ibu. Jodi masih ingin di sini.”

“Ada sesuatu? Apa Ibu akan dipercaya untuk mendengarkannya?”

Jodi menarik napas sejenak sebelum bicara.

“Mengapa aku dilahirkan berbeda, Ibu? Mereka memandangku dengan tatapan kurang suka. Apalagi anak-anak Mamak Besar.”

“Bukan berbeda, Sayang, tetapi kau istimewa. Iya, is-ti-me-wa. Tuhan telah memilihmu. Percayalah pada Ibu, suatu hari nanti, kau akan menjadi angsa paling hebat dan kuat. Kebanggaan Ibu.”

Jodi menggeser duduknya, mendekati sang ibu. Memeluk erat, menerima transferan kekuatan dari si induk muda nan cantik.

***

Dua puluh satu hari yang lalu, enam butir telur di atas jerami merasa nyaman dan hangat di bawah tubuh seekor angsa bertubuh paling besar. Ialah si Mamak Besar. Sebulan sebelumnya, ia merasa mual dan keluarlah enam butir telur secara berurutan dari tubuhnya. Tak ada yang berbeda dari keenam butir cangkang putih berisi embrio anak-anak angsa itu. Dan ini adalah penantian kelahiran anak-anaknya yang ketiga. Ada dua belas anak angsa yang kini telah menjelma menjadi angsa dewasa dari dua kelahiran sebelumnya.

Di samping jerami eramnya, seekor induk muda juga tengah sibuk dan telaten menjaga telur-telurnya yang berjumlah lima butir. Berbeda dari si Mamak Besar, telur-telur yang ditunggu menetasnya ini adalah anak-anaknya yang pertama. Sang induk muda jelas sangat bahagia menunggu bayi-bayi lucu yang akan keluar dari cangkang-cangkang putih itu tak lama lagi. Bayi-bayi angsa yang lucu dan kuat, begitu harapnya.

Tepat di malam ke-30, si Mamak Besar merasakan telur-telur di bawahnya bergerak-gerak. Ia segera menggeser posisi. Sebab tahu benar bahwa anak-anaknya akan segera keluar dari cangkang. Satu anaknya lahir. Bayi angsa yang sehat dan lucu. Disusul yang ke-dua, ke-tiga, ke-empat, ke-lima dan telur terakhir yang membuat Mamak Besar merasa … kecewa. Bagaimana tidak, si bungsu yang lahir berwujud aneh: mulutnya bengkok ke kanan dan ada jambul di kepalanya. Suaranya juga berbeda, tak enak didengar. Bayi angsa yang buruk rupa.

Si Mamak Besar tak terima. Bayi angsa aneh yang dilahirkannya akan menjadi bahan olok-olokan penghuni ternak yang lain. Dan itu akan menurunkan martabatnya sebagai pemimpin para ibu angsa. Segera ia mencari cara. Bagaimanapun tak boleh ada yang tahu kalau ia melahirkan anak angsa yang aneh.

Ia melihat sekitar dan akhirnya menemukan sebuah ide licik. Digigitnya si bungsu, mendekati induk angsa yang tengah pulas di atas lima butir telur eramannya. Menukar sebutir telur milik induk muda dengan bayi angsa yang baginya memalukan itu.

Setelah aksinya sukses tanpa cela. Ia kembali ke tempat lima anak yang tengah menunggu makanan pertama mereka, lalu dengan tenang memanggil si induk muda. “Hei, hei, bangun! Lihatlah! telurmu telah menetas satu.”

Si induk muda membuka mata. Di luar dugaan, ia justru sangat bahagia mendapat anak angsa yang kini diberinya nama Jodi. Si anak angsa aneh yang menjadi olok-olokan hampir semua penghuni ternak, saudara-saudaranya, terlebih anak-anak si Mamak Besar yang tak lain adalah saudara kandung si anak angsa malang. (*)

 

Evamuzy, gadis penyuka semua yang rasa cokelat. Kue cokelat, donat toping cokelat dan es krim rasa cokelat sampai warna baju cokelat muda.

Grup FB KCLK
Halaman FB Kami
Pengurus dan kontributor
Mengirim/Menjadi penulis tetap di Loker Kata