Jangan Sedih Jika Dijadikan Pelarian. Ini Alasannya!
Mungkin dari kamu ada yang pernah dijadikan pelarian sama doi, atau mungkin sering. Nah, pasti gak enak banget, kan? Rasanya apa yang kamu lakukan selama ini sia-sia dan itu buat kamu malah terjebak dengan kesedihan atau bahkan sampai putus asa.
Halah, bikin opening kayak gitu, berasa pengalaman banget dijadiin pelarian kamu, Ly.
Woiya jelas!
Jelas enggak, dong!
Kata pepatah, “Ngeles, berarti bener!”
Entah pepatah dari mana itu. Peduli setan soal benar atau enggak. Itu urusan belakangan! Lagi pula, karena sering jadi tong sampah (dari ruang gibah terbuka) perihal beginian, ya sok-sokanlah abegeh kemarin sore kayak sayah menjelma sebagai penasihat sok bijak, yang kalau kelewat bijak, ya wasallam.
Dan mungkin 4 alasan ini bisa balikin semangat hidup kamu lagi. Dengan catatan, open minded. Semua bermula dari pikiran yang jernih dan positif, Sista. Camkan itu! (Alamak, galak banget kamu, Ly.)
Kalau gitu, silakan dibaca, dicermati, dan dilupakan *eh.
1. Kamu bisa lihat sosok lain dari dia
Buat kamu yang biasa jadi tempat pelarian, tentu sering kali diiringi dengan menjadi tempat sandaran. Doi gak datang gitu aja kalau bukan lagi bosan, jenuh, gak ada mainan, atau sedih bahkan frustrasi.
Nah, kamu beruntung bisa lihat sosoknya yang tanpa topeng atau malah sangat bertopeng sehingga paham seperti apa sih orang yang kamu taksir itu!
2. Setidaknya kamu tahu melepaskan itu bisa menjadi cara terbaik
Jarang banget sih pelarian yang berujung menjadi pelabuhan, tapi gak ada yang gak mungkin, kok. Segala hal di dunia ini punya banyak kemungkinan meski didasari dengan 0,000001% sekalipun. Dan jika pada akhirnya kemungkinan yang kecil itu gak terjadi, maka setidaknya kamu mendapat pelajaran bahwa melepaskan mungkin merupakan cara yang terbaik. Setidaknya perasaanmu tidak terus-menerus digantung.
3. Gak mudah baperan lagi (kayaknya)
Baper atau terbawa perasaan. Ini hal yang lumrah banget jika ada seseorang yang dekat sama kamu dengan mencurahkan banyak hal. Kamu luluh setelah tahu apa yang dia rasakan, bagaimana sosok lain dari dia, dan cerita-ceritanya kadang membuat kamu merasa seperti seseorang yang spesial, sebab beruntung bisa dipilih untuk menjadi pendengar setianya.
Namun, kenyataan kalau kamu bukan siapa-siapa dan bukan orang terpenting di hatinya tentu bisa buat kamu merasa down banget. Hanya saja, semua kebaperan itu perlahan malah buat kamu dewasa, kok! Pasalnya kamu mulai berhati-hati lagi ke depannya atau gak terlalu banyak berharap untuk sesuatu yang gak serius-serius amat dijalani.
4. Percaya deh, dia tahu kalau kamu tuh tulus
Bukan, kamu bukan Tulus penyanyi lagu Monokrom. Itu beda cerita, Sayang.
Sering baca atau dengar kalimat “Orang baik itu adalah orang yang paling sering disakiti”? Nah, mungkin itu kalimat yang cocok untuk kamu saat dijadikan atau dalam posisi menjadi tempat pelarian.
Dia tahu kamu orang yang baik. Dia tahu kamu orang yang tulus. Dan karena itulah dia datang untukmu, meski ujung-ujungnya kamu yang salah paham dengan kedekatan yang sebenarnya gak dia maksud untuk dibuat sedemikian rupa.
Dia tahu bahwa orang-orang yang tulus selalu menjadi tempat pulang terbaik sehingga memilih kamu untuk menjadi rumah ketika hendak mengistirahatkan penat atau jenuhnya.
Well, itu tadi alasan kenapa kamu gak perlu sedih jika dijadikan pelarian. Mulai berpikir terbuka dan melihat segala sesuatu dari yang baik-baiknya saja sehingga kamu bisa belajar lebih banyak. Kalau memang dia tidak baik, ya buat apa susah payah mencintainya? Hapus perasaanmu dan cari orang yang bisa membuatmu bahagia, orang yang menganggapmu rumah yang sebenarnya, di mana dia ingin mengistirahatkan pencariannya, bukan mengistirahatkan penat dan jenuhnya, dan dia menemukan itu padamu: bahwa kamu sosok terakhir yang dia butuhkan untuk berbagi sisa hidup, Mblo~
Halimah Banani, anggota Lokit yang paling doyan rebahan dan camilin mi rebus pedas atau nasi goreng telur saat lewat tengah malam.
Grup FB KCLK
Halaman FB Kami
Pengurus dan kontributor
Mengirim/Menjadi penulis tetap di Loker Kata