Jalani Keduanya atau Pilih: Cinta atau Cita
Oleh: Naafisa
C.I.N.T.A
Semua dari kita tentunya sudah tidak asing lagi dengan lima huruf satu kata di atas. Semua makhluk ciptaan-Nya pasti memiliki perasaan semacam itu. Apalagi manusia yang memiliki akal, pikiran dan perasaan. Tentunya memiliki sebuah rasa bernama CINTA.
Lalu, apa sih, definisi cinta sesungguhnya? Apakah sebuah kata untuk menuju penyatuan rasa? Wah, kalau ini si pemikirannya para remaja yah? Oh, atau kalian—selain para remaja—juga berpikiran semacam itu? Oke, definisi cinta sesungguhnya juga saya tidak paham. Karena setiap orang mengartikannya berbeda. Yang pasti begini, cinta adalah sebuah rasa yang tercipta dari sanubari terdalam sehingga menimbulkan rasa senang, nyaman dan berbagai perasaan lain yang sulit untuk dijelaskan dalam bentuk apa pun. Seseorang yang sedang mengalami jatuh cinta selalu menyangkutpautkan semua dengan hati. Katanya, cinta itu dari mata turun ke hati.
Lalu, apakah semua orang punya rasa cinta? Iya. Semua orang punya rasa cinta. Tidak ada yang tidak memiliki rasa cinta. Orang yang keras hati sekalipun, masih memiliki rasa cinta di lubuk hatinya. Karena cinta adalah sebuah anugerah terindah dari Tuhan. Cinta mampu membuat siapa pun terlena dan merasakan perasaan tidak karuan. Apalagi bagi anak remaja.
Pada dasarnya, usia remaja adalah usia yang sensitif dan dekat dengan hal-hal mengenai perasaan cinta. Beberapa berpikir cinta adalah sesuatu yang biasa, menyenangkan bahkan ada yang terobsesi hingga mengakhiri hidupnya karena patah hati atau putus cinta. Ini adalah sebuah obsesi cinta yang merugikan dan harus kita buang jauh-jauh dari pemikiran kita. Tidak ada gunanya.
Bertindaklah positif dan sejalan dalam menghadapi perasaan cinta. Jangan sampai salah melangkah dan membuat kita terjerumus dalam hal-hal negatif. Karena kita punya cita-cita dan harapan untuk masa depan. Kita punya planning dan segala imajinasi kita untuk masa depan. Masa iya, karena sebuah rasa cinta, semua hangus begitu saja. Tidak boleh. Karena kita berjuang untuk meraih cita-cita, bukan?
Memang cinta memberi banyak sekali hal positif maupun negatif. Tinggal bagaimana cara kita menyikapinya. Jangan sesekali mengorbankan sebuah cita demi rasa cinta. Karena itu sungguh buruk dan hanya akan menimbulkan penyesalan dalam hidup. Jadi, silakan pilih. Cinta atau Cita? Atau mau keduanya? JIka memang ingin memilih keduanya, maka jalani keduanya dengan seimbang tanpa membelok dari kebenaran.
Cinta boleh, karena kita makhluk penuh cinta. Tapi, ingat! Cita-cita dan harapan adalah sebuah induk dari cinta. Jangan hilangkan induknya, atau kita tak akan memiliki rasa cinta yang sebenarnya.
Naafisa, nama pena dari Nilna Kaesan Nafis. Lahir di Banjarnegara dan pencinta ngapak.
FB: Nilna Kaesan Nafis
IG: @nilnaafisa
Grup FB KCLK
Halaman FB Kami
Pengurus dan kontributor
Mengirim/Menjadi penulis tetap di Loker Kata