Rosna Deli
Kepada : Ibu Pertiwi
Naskah Surat Favorit Juri (Event Menulis Surat Loker Kata)
Untukmu yang bernama Ibu Pertiwi, aku tuliskan surat ini di sela hari yang kini sudah tak ramah lagi. Di saat musim tak bisa lagi diprediksi, kadang hujan tak pernah reda kadang panas berkepanjangan.
Untukmu Ibu Pertiwi.
Pernahkah kau terpikir bahwa pada suatu hari nanti tubuhmu tak akan subur lagi. Jauh dari lagu yang sangat membanggakan hati. Kini tongkat dan batu tak bisa jadi tanaman. Kail dan jala kini tak lagi mampu menopang hidup yang kian lama kian susah.
Untukmu Ibu pertiwi.
Aku tahu usiamu sudah tak muda lagi. Gigimu sudah tak kuat untuk mengunyah sampah-sampah yang setiap hari bertumpuk-tumpuk dan berserak di mana-mana. Kerongkonganmu tak mampu untuk menelan begitu banyak ampas yang dihasilkan. Paru-parumu juga tak kuat menyaring polusi yang sudah di ambang batas. Ah, aku juga khawatir apa telingamu masih mampu mendengar bisingnya suara pertikaian yang tak pernah usai?
Namun, Ibu. Bisakah kaubertahan untuk jangka waktu yang aku pun tak bisa memastikan? Mampukah kau berdiri tegak untuk keberlangsungan anak cucumu? Masih mampukah kau tersenyum untuk usaha sebagian anak-anakmu yang menghijaukan dirimu?
Bertahanlah, Ibu. Karena aku yakin di antara sekian juta anakmu masih ada yang peduli denganmu. Masih banyak yang mau menyingsingkan lengan baju untuk bersama-sama membersihkan lingkungan, menanam pohon, mendamaikan pertikaian lalu berdoa untuk kebaikanmu.
Bertahanlah Ibu. Rangkaian pulau-pulau khatulistiwa masih setia menemanimu. Dari sabang sampai Merauke semua merindukan senyummu.
Untukmu yang bernama ibu pertiwi.
Tetaplah kuat seperti para ibu yang kukenal selama ini. Ibu yang selalu rela melepas mimpi-mimpi mereka demi anak-anaknya. Ibu yang tak pernah alpa mendoakan kebaikan anak-anaknya.
Ibu, yakinlah kami selalu menyayangimu.
Dumai, 20 Agustus 2023
—
Surat oleh Rosna ini mendapat suara mutlak dari keempat admin bersama dengan surat yang menjadi pemenang event kali ini. Meski rasanya terlalu pendek, ia cukup berhasil menyampaikan pesan tentang pengorbanan yang menjadi inti suratnya. Istilah “ibu pertiwi” yang menjadi personifikasi bumi Indonesia ia eksplorasi dalam bentuk konkret dan ampuh meninggalkan kesan kuat. Idenya sendiri, menurut saya, tidak baru, tetapi seruannya tentang pengorbanan dan sikap untuk lebih menyayangi lingkungan adalah pesan penting yang harus terus diingatkan ke masyarakat, sebelum terlambat.
-Berry Budiman, Pengampu Kelas Menulis Loker Kata