Hasrat

Hasrat

Hasrat
Oleh: Asrunalisa

Tantangan Lokit 8 (Mimpi)

Seperti biasa, setiap pagi aku selalu disibukkan dengan berbagai aktivitas di kantor. Namun hal tersebut tidak terasa, karena hidupku selalu dikelilingi oleh orang-orang yang kusayangi. Aku memiliki seorang istri cantik yang selalu mendampingiku dalam suka maupun duka.

Aku jatuh hati padanya lima tahun silam. Cinta kami tumbuh seiring berjalannya waktu. Kami telah dikaruniai dua orang putra yang sangat aktif.

“Mas sudah siap? Ini kopinya diminum dulu.”

Suara lembut itu selalu hadir setiap pagi. Menyuguhkan secangkir kopi dan menata sarapan dengan rapi, dengan senyum yang renyah membuat cintaku padanya semakin melekat. Tidak pernah terbesit di benakku untuk mencari penggantinya. Dia memang bidadari sempurna yang dihadirkan Tuhan untukku. Kehidupan cinta kami selalu dihiasi canda dan tawa, semuanya begitu sempurna.

***

Malam yang begitu indah dihiasi cahaya lampu taman. Beribu bintang bertaburan di langit menambah kesan sang malam. Bulan seakan tersenyum memberikan harapan cahaya yang begitu gemilang. Sayup angin malam menyapa, mengayun dedaunan serta menemani bunga yang sedang bermekaran. Harum semerbak bunga sedap malam yang selalu menggoda. Aku duduk di halaman samping rumah sambil mendengarkan cerita kekasih hatiku.

“Mas, ingat dengan temanku yang pernah jumpa di Mal minggu lalu?”

“Iya, Mas ingat. Ada apa dengannya?” sahutku sambil memasukkan sepotong biskuit ke mulutku.

“Mmm … dia itu sudah lama jomblo lho, Mas. Dia cantik, bahenol. Mas suka nggak?”

Sontak saja aku terbatuk karena tersedak oleh biskuit. Segera kuraih segelas air dan dalam sekejap aku mengosongkan gelasnya.

“Mas, nggak apa-apa?”

“Oya, Mas, bagaimana kalau aku melamarkan dia untuk Mas. Kan, kasian dia hidup sebatang kara. Mas halalkan saja dia. Nantikan kita bisa tinggal sama-sama, Mas. Boleh ya, Mas?”

Mataku hanya melongo padanya, aku kehabisan kata-kata. Biasanya itu wanita selalu marah dan mengamuk jika suaminya minta kawin lagi. Ini kok malah dia yang nawarin.

Singkat cerita, akhirnya aku menuruti keinginan istriku untuk menghalalkan temannya itu. Kini hidupku didampingi oleh dua bidadari yang selalu melayaniku bagai raja tak bertahta. Rasanya lelah membagi waktu antara bekerja dan bersenda gurau dengan dua istri. Belum lagi anak-anak yang selalu membutuhkan perhatianku. Sesibuk apa pun, aku harus mampu membagi waktu dengan memberikan perhatian yang cukup pada mereka.

Selang beberapa waktu, kedua istriku menyuruhku menikah lagi. Rasanya sudah tidak sanggup. Punya dua istri dan dua anak saja itu sudah lebih dari cukup bagiku. Walau bagaimanapun, aku harus tetap menuruti keinginan mereka. Lalu aku dikenalkan dengan seorang janda muda beranak tiga. Rasanya ingin berlari saja sejauh yang aku bisa, tapi apalah daya aku tak kuasa.

Lelah?

Pasti. Selain bekerja, aku harus memberikan mereka perhatian yang cukup. Belum lagi keuangan yang semakin menjepit. Tetapi para istriku masih punya misi untuk menyuruhku menikah lagi. Namun pertolongan Allah selalu hadir di saat waktu yang tepat. Allah tidak akan memberi cobaan di atas kemampuan hamba-Nya.

Azan subuh mulai dikumandangkan. Pertanda panggilan bagi sang hamba yang harus menghadap Rabb-nya untuk menunaikan kewajiban. Aku terkejut dan mencoba menyelami alam sadar kembali. Aku duduk terpaku di tepi ranjang, ternyata hanya mimpi. (*)

Asrunalisa, sang perindu senja yang selalu haus akan inspirasi. Selalu berusaha menuangkan imajinasinya dalam secangkir tulisan. FB: Asrunalisa Asnawi

Tantangan Lokit adalah lomba menulis yang diadakan di Grup KCLK

Grup FB KCLK
Halaman FB Kami
Pengurus dan kontributor
Mengirim/Menjadi penulis tetap di Loker Kata