Empat Aspek Bahasa Indonesia

Empat Aspek Bahasa Indonesia

Empat Aspek dalam Bahasa Indonesia
Oleh : Rachmawati Ash

Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia,ada empat aspek yang wajib dimiliki oleh peserta didik yaitu membaca, menulis, menyimak dan berbicara. Sebagai seorang pendidik tentunya kita paham maksud dari keempat aspek tersebut. Tetapi pada kenyataannya, masih banyak yang salah kaprah dalam pemahaman ini. Oleh karena itu, mari kita bersama-sama belajar untuk mengerti agar dapat melaksanakannya dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang akan datang. Tanpa bermaksud menggurui, di bawah ini akan saya uraikan sedikit mengenai aspek-aspek tersebut.

  1. Membaca

Aspek pertama adalah membaca. Maksud dari membaca di sini adalah dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, peserta didik harus memiliki kemampuan membaca. Kemampuan membaca merupakan dasar awal seorang peserta didik untuk mengikuti pembelajaran dan materi berikutnya. Tanpa kemampuan membaca, maka akan sulit seorang peserta didik untuk mendapatkan informasi dan memahami isi pelajaran yang akan diterima selanjutnya.

Kemampuan dasar membaca dapat terus dilatih dan dikembangkan dengan memberi tugas kepada peserta didik untuk meringkas atau melaporkan hasil teks yang sudah dibaca. Kegiatan membaca dapat dilakukan dengan beberapa teknik. Salah satunya adalah scanning, yaitu membaca cepat. Di sini, tingkat kemampuan membaca cepat setiap tingkat kelas berbeda-beda. Tentulah para pengajar sudah memahami hal ini. Contohnya untuk tingkat SMA/SMK, peserta didik harus mampu membaca 250 kata dalam setiap menit. Jika kemampuan ini masih belum dimiliki, maka tanggung jawab pendidik untuk memberikan tugas dan pelatihan kepada peserta didik yang bersangkutan. Hal ini mengingat padatnya materi yang akan diterima oleh peserta didik dalam belajar Bahasa Indonesia—salah satu mata Pelajaran yang tidak bisa lepas dari teks bacaan yang rumit dan kompleks.

  1. Menulis

Menulis adalah kegiatan lanjutan yang dilakukan oleh peserta didik setelah kegiatan membaca.
Menulis dilakukan dengan tujuan agar materi yang didengar maupun dibaca dapat didokumentasikan sebagai dasar pembelajaran selanjutnya. Selain itu, menulis juga sebagai hasil rekam belajar yang tidak akan pernah hilang dari catatan. Peserta didik dapat membuka dan menggunakannya kapan saja saat dibutuhkan. Menulis juga harus memperhatikan teknik, struktur dan pola-pola tertentu (pelajaribuku Teknik-teknik Menulis).

  1. Mendengar

Aspek kedua adalah mendengar. Dalam kemampuan ini tidaklah terlalu rumit, karena proses pendengaran tidak dapat direkayasa atau dibuat-buat. Dasar awalnya adalah setiap peserta didik memiliki indra pendengaran yang baik. Tidak tuli maupun cacat pendengaran. Hal yang harus diperhatikan adalah volume suara pendidik saat memberi materi harus dapat didengar oleh seluruh peserta dalam satu ruangan. Pendidik dapat menggunakan alat pengeras suara jika tidak mampu melampaui ruang kelas yang terlalu luas dan besar.

Kegiatan mendengar dapat dilakukan dengan menggunakan bantuan media, misalnya pembelajaran dengan audio video, film, pemutaran musik, atau sesuai materi yang berhubungan dengan kompetensi dasar yang sedang diberikan saat itu.

Kegiatan mendengar tidak hanya dilakukan oleh peserta didik, tetapi dapat diseimbangkan antara pendidik dan peserta didik dengan cara saling berkomunikasi, tanya jawab atau menanggapi. Hal ini sebagai tolok ukur bahwa proses mendengar sudah maksimal dan dapat dilaksanakan dengan baik dalam pembelajaran.

  1. Berbicara

Kelas Bahasa Indonesia yang baik dan sehat adalah kelas yang tidak selalu diam atau tenang. Ada saat di mana kelas harus hidup, yaitu adanya percakapan antara peserta di kelas saat pembelajaran berlangsung. Komunikasi antar peserta didik dengan temannya, komunikasi antara pendidik dengan peserta didik dan lain sebagainya.

Kemampuan berbicara merupakan kemampuan yang paling sulit dilakukan. Oleh karena itu, dalam Bahasa Indonesia, ada beberapa kompetensi wajib yang dicantumkan dalam kurikulum yaitu pidato, ceramah, bercerita, dan mendongeng. Menyampaikan naskah berita/laporan dan drama, merupakan bentuk kegiatan yang melibatkan peserta didik untuk praktik berbicara. Selain itu saling berkomunikasi, tanya jawab, mengkritik, menanggapi dan menyanggah juga merupakan bentuk kemahiran berbicara peserta didik dalam kelas.

Salah satu dari empat aspek dalam Bahasa Indonesia ini tidak dapat dipisahkan, karena selalu berkesinambungan satu dengan yang lainnya. Kelas Bahasa Indonesia yang baik dan sehat akan mengedepankan empat aspek ini, sehingga kelas tidak spaneng, kaku, dan membosankan. Pendidik memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengungkapkan keinginannya, mengeluarkan ide dan gagasannya serta menyampaikan saran yang dapat digunakan bersama. Belajar bukan tentang memberi atau menerima materi, tetapi mendapatkan manfaat yang akan membawa kebaikan bagi sesama di kemudian hari dan masa depan bersama. Mari ciptakan kelas Bahasa Indonesia yang menyenangkan, komunikatif dan hidup. Buang jauh-jauh pendapat bahwa percakapan di dalam kelas selalu diasumsikan sebagai situasi yang ramai atau gaduh.

Sekian sedikit pemaparan dari saya mengenai empat aspek dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Semoga bermanfaat untuk penulis secara khusus dan untuk masyarakat secara umum.Tentu banyak yang luput saya tuliskan dalam artikel ini, maka kritik dan saran masih saya harapkan sebagai bahan renungan dan kebaikan di masa yang akan datang. Kekurangan dan kesalahan mohon dimaafkan.

 

Rachmawati Ash, selalu belajar menerima ilmu baru meski dari anak kecil sekalipun.

Grup FB KCLK
Halaman FB Kami
Pengurus dan kontributor
Mengirim/Menjadi penulis tetap di Loker Kata

Leave a Reply