Eliana

Eliana

Eliana
Oleh: Loopies

 

“Kenapa lakukan ini padaku?” Eliana terisak, menahan sesak yang tiba-tiba mendera.

“Maaf.”

“Hanya itu?” Suara Eliana kini bergetar.

“Maaf.”

Tak ada lagi kata yang keluar setelahnya, hanya derap langkah yang semakin jauh meninggalkan Eliana bersama ratapannya.

Sungguh malang nasib perempuan itu. Berjuang selama tiga tahun mempertahankan cinta, pada akhirnya dia terpaksa melepas. Kekasihnya menyerah, bilang hubungan mereka tak ‘kan berhasil tanpa restu sang ibu. Ironisnya, lelakinya justru menerima perjodohan dengan gadis lain. Dia mengatakan, tidak punya pilihan, tidak ingin menjadi anak durhaka.

Bohong besar!

Eliana tahu lelakinya berbohong. Kemarin mereka masih baik-baik saja. Membicarakan banyak hal, termasuk masa depan hubungan mereka. Namun hari ini, lelakinya datang dengan kabar menyakitkan. Meminta untuk dimaafkan dengan pilihan yang diambil.

Eliana tahu alasan sebenarnya. Bukan karena restu, setengahnya karena gadis itu lebih cantik. Mungkin lelakinya mulai jatuh hati.

Eliana semakin terisak. Merasa putus asa, sendirian.

Setahun kemudian ….

Eliana datang terlambat dari waktu yang diminta. Namun, tidak ada sedikit pun rasa bersalah yang tampak pada mimik mukanya. Eliana hanya tersenyum, senyum yang amat tipis.

“Apa kabar?” Lelaki itu menyapa ramah

“Baik, kamu?” Tidak ada salahnya bertanya balik. Setidaknya itu yang dilakukan orang-orang yang bertemu “teman” lama. Basa-basi dalam memulai percakapan.

Lelaki itu menggeleng, seolah-olah berkata, dia tidak baik.

Eliana kembali tersenyum tipis. Teramat tipis. Ingin memperjelas bahwa dia tak peduli dengan suasana hati lawan bicaranya.

“Apa aku mengganggumu?” Lelaki itu bertanya lagi.

“Sebenarnya aku ada janji dengan seseorang, tapi enggak pa-pa, dia amat pengertian. Bisa nanti-nanti katanya,” jawab Eliana, masih dengan intonasi yang terlihat sedikit kesal.

“Kamu berubah sekarang.” Lelaki itu terlihat kecewa. Senyumnya seolah-olah dipaksakan.

Eliana menanggapi dengan enteng, tidak berniat merespons.

“Apa ada yang penting, tiba-tiba mengajak bertemu?”

Lelaki itu menggeleng, “Aku hanya ingin tahu kabarmu.”

“Kamu lihat sendiri, ‘kan? Aku baik-baik saja. Tidak kurang satu hal pun dariku.” Eliana menjawab tegas.

“Iya, kamu terlihat baik-baik saja.”

Hening sebentar.

“Aku pamit. Semoga harimu menyenangkan.” Lelaki itu berbalik.

Ini persis seperti setahun lalu. Eliana kembali ditinggalkan. Setetes air mata jatuh di pipi tembamnya. Segera diusap. Bedanya, dirinya tidak memohon agar lelaki itu tetap tinggal. Dia sudah berjanji, tidak akan bersimpati lagi.

Selama setahun, Eliana tidak berhenti berdoa agar lelakinya kembali, tetapi sia-sia. Malam-malamnya penuh dengan tangis kerinduan, mengenang hal manis selama bersama. Namun, lelakinya tidak menoleh, acuh dengan pilihan yang diagungkannya.

Seminggu sebelum pertemuan dengan lelaki itu untuk pertama kali setelah setahun, tersiar kabar mengejutkan. Lelakinya gagal menuju pelaminan. Gadis yang dijodohkan dengannya berselingkuh. Sang lelaki terluka, menyadari keputusannya yang salah.

Selama seminggu ini lelaki itu mulai gencar mengirim pesan kepadanya. Mulai dari bertanya kabar, sampai membujuk ingin bertemu. Awalnya Eliana merasa, inilah jawaban atas doanya.Buah dari kesabarannya menunggu. Namun, ketika Eliana tiba lebih dulu, dia menyadari satu hal. Ada kekeliruan. Tidak seharusnya dia membenarkan perasaannya.

Maka, Eliana berbalik, menuju tempat yang dijanjikan. Meski sedikit terlambat, tetapi dirinya ingin mempertegas perasaannya. Menghindar bukan cara yang baik.

***

Punggung lelaki itu semakin tak terlihat. Eliana mencoba tersenyum, dia tidak akan menyesalinya seperti dulu.(*)

 

Demak, 12 September 2021

 

Loopies. Penyuka oreo dan origami. Hobinya membaca, tetapi baru sedikit yang dimengerti. Pernah mencoba peruntungan dengan mengikuti event hingga berhasil menerbitkan dua karya solo berjudul First Love dan Not Cinderella, spesialis romance.

 

Editor: Dyah Diputri

 

Grup FB KCLK

Halaman FB Kami

Pengurus dan kontributor

Mengirim/Menjadi penulis tetap di Loker Kata

Leave a Reply