Di Batas Waktu

Di Batas Waktu

Di Batas Waktu

Bayang-bayang semu berteriak dalam benak
Memapah netra ‘tuk mengeja hampa kesekian kali
Di antara riuh rendah gejolak jiwa
Kutemukan duri setajam belati

Seperti racun, ucapanmu begitu mematikan
Menyebar ke seluruh tepian hati hingga pilu membiru
Bagaikan menapak jalan bebatuan
Langkah terseok-seok tak menentu

Lembaran kisah ini belum seindah pelangi
Ada banyak sisi tanpa warna berseri
Semakin kelam tatkala dusta mengatasnamakan cinta
Konstruksi asa hancur luluh seketika

Bolehkah berhenti sejenak?
Sebab memori usang telah menjelma luka baru
Pun logika tak lagi sanggup berjalan
Lumpuh oleh pusaran nestapa

Semua sudah berlalu seiring putaran waktu
Dan sekian lama wajahmu telah menjadi candu
Tapi kini, ditemani rintik hujan yang mengaburkan air mata
Kuhanyutkan duka lara sampai lenyap selamanya

Malang, 17 Maret 2018

 

Gejolak Jiwa

1/
Semburat jingga
Langit bersemu merah
Melukis asa

2/
Hujan menyapa
Angin bersorak sorai
Mengoyak hati

3/
Badai meliuk
Gelombang laut murka
Menebas nyawa

4/
Bunga bersemi
Harum tercium mesra
Mencipta damai

5/
Fajar menyingsing
Daun meminang embun
Merayu mata

6/
Nyiur melambai
Senja mulai menyapa
Teduhkan jiwa

7/
Sawah menghijau
Bagaikan permadani
Indahnya alam

8/
Awan menggumpal
Gerimis berjatuhan
Terkenang rindu

Malang, 21 Maret 2018

 

Kejora Hati
Menggema riang di balik sepetak ruang beratap keteduhan, sebait kisah baru pun terukir indah. Menyambut hangat pancaran kejora nun jauh di angkasa. Lengkungan manis menghiasi wajah-wajah tulus nan bersahaja.

Gemerlap bintang

Langit tersenyum manis

Cerahkan kalbu

Kala itu sering kali haru menyelinap. Nurani mengemis agar temu tak berlalu meski peran telah berganti. Menjejak jalan masing-masing seiring laju denyut waktu. Tak apa jika letih membebat erat ‘tuk diacuhkan, asalkan jarak tak menghalang hingga mata enggan mengintip keadaan.

Bukankah dulu dan sekarang tetaplah sama? Darah takkan sanggup berpaling dari ikatan yang terjalin. Sebab rindu jua akan meneriaki hati andai jeda belum menepi.

Maka biarkanlah bungah mengambil alih. Menuntun langkah ke dermaga cinta sejati. Mereka yang tiada bosan mendekap, dalam doa juga angan. Menuangkan kesejukan lewat gelak tawa. Menebar warna pelangi secerah mentari.

Bunga bersemi
Tetesan embun pagi
Mendekap hangat

Malang, 23 Maret 2018

Grup FB KCLK
Halaman FB kami
Pengurus dan kontributor
Cara mengirim tulisan
Menjadi penulis tetap di Loker Kita