Ciri-ciri dan Dampak dari Kecanduan Media Sosial
Oleh: Eda Erfauzan
Hai, gaes. Berapa jam sehari yang kamu habiskan bersama gawai?
Gawai canggih, internet dan media sosial dengan segala kemudahannya memiliki dua sisi, baik dan buruk.
Aktif di medsos memang menyenangkan. Selalu ada hal-hal baru, teman-teman yang seru juga bisa mendapat ilmu. Sayangnya kita sering lupa waktu kalau sudah berselancar di dunia maya. Kehilangan fokus dan waktu-waktu produktif kita.
So, tanpa sadar benda pipih itu nggak pernah lepas dari tangan dan ternyata itu bisa bikin candu, lho. Enggak percaya? Yuk, cek gimana pola kamu bermedsos! Sudah masuk kategori kecanduan atau masih aman?
– Merasa tidak nyaman atau berasa ada yang kurang saat jauh dari gadget.
– Enggan melepas gadget meskipun sedang makan
– Tak bisa menahan diri untuk mengecek gadget meskipun tengah malam
– Lebih sering berinteraksi dengan teman-teman di medsos daripada di lingkungan sekitar
– Menghabiskan banyak waktu untuk update status, chat dan membalas komentar di aplikasi medsos
– Menghabis jam-jam produktif dan mengabaikan pekerjaan.
Yang namanya candu biasanya berefek kurang bagus. Terus apa yang akan terjadi jika satu-dua dari paparan di atas ada pada kebiasaan kita menggunakan gawai, bermedsos ria?
1. Terasing dari dunia nyata
Ditandai kepedulian terhadap sekitar berkurang dan kurang menghargai momen-momen kebersamaan. Tidak peduli tempat selalu tampak asyik dengan gawai. Janji bertemu dengan teman-teman butuh berbulan-bulan untuk mencocokkan waktu, begitu bertemu hanya bersama saat wefie, foto-foto makanan yang dipesan. Setelah itu sibuk dengan gawai masing-masing. Serunya hanya saat chit-chat di grup aplikasi.
2. Mulai terbelenggu standar semu
Selalu berusaha untuk tampil up to date, nggak mau ketinggalan ikut nongkrong di tempat-tempat yang sedang hit. Ngumpul di tempat yang interiornya keren untuk selfie atau wefie, jalan-jalan ke tempat wisata yang kekinian agar saat posting status dapat ratusan like. Jika sedikit yang memberi tanda jempol jadi merasa kesal, marah, dan kecewa.
3. Kurang bersyukur
Karena kita akan tergoda untuk membandingkan apa yang kita punya dengan milik orang lain, hidup yang kita jalani dengan kehidupan mereka yang tampak sempurna. Merasa sukses orang lain adalah kegagalan kita padahal yang ditampilkan di medsos hanya satu sisi sempurna sementara sebagian besar yang tak sempurna disembunyikan.
4. Kepo terhadap kehidupan orang lain
Stalking akun orang jadi hobi baru yang menyita waktu. Kamu jadi lebih peduli dan fokus terhadap hidup orang lain yang kalau dipikir-pikir nggak ada manfaatnya buat kamu.
Nah, mari kita telisik cara bermedsos kita. Adakah ciri-ciri di atas. Jangan sampai dunia maya membuat kita abai terhadap orang-orang di sekitar kita. Jangan sampai maya mendekat nyata menjauh.
Eda Suhaedah/Eda Erfauzan lahir di Tangerang Banten. Anak keempat dari tujuh bersaudara yang semuanya perempuan. Gemar membaca sejak kecil dan mulai belajar menulis secara otodidak sejak tsanawiyah, tetapi lebih banyak curhatan di buku harian. Kesibukan bekerja sempat mengalihkan minat menulisnya. Kini keinginan menekuni kegemaran menulis kembali hadir. Belajar hingga bisa melahirkan karya yang baik dalam isi maupun penulisan.
Grup FB KCLK
Halaman FB Kami
Pengurus dan kontributor
Mengirim/Menjadi penulis tetap di Loker Kata