Candramawa: Kumpulan Cerita Romance-Humanis

Candramawa: Kumpulan Cerita Romance-Humanis

Candramawa: Kumpulan Cerita Romance-Humanis
Oleh : Bintu Nahl

Candramawa: Cinta dan Sebuah Kisah, buku ini menurutku adalah paket komplit. Ada bapernya, ada haru, ada konyol, intinya macem-macem emosi campur aduk.

Masing-masing penulis mempunyai gayanya sendiri-sendiri, membuat setiap cerita yang disajikan terasa tidak monoton. Aku setuju dengan semua kata Berry Budiman, penulis yang memberi pengantar pada buku ini. Bahwa struktur, kedalaman emosi, dan kesegaran dalam bercerita menjadi sajian utama yang benar-benar aku nikmati.

Jika diminta menyebutkan mana cerpen favorit, aku bakal jawab: Nggak bisa! Iya, nggak bisa, karena setiap cerpen menawarkan “cita rasanya” sendiri-sendiri. Cita rasa yang berbeda, tapi tetep enak dan lezat dinikmati.

Cerpen Radio dan Buku-Buku Pengantar Pesan karya Nishfi Yanuar, berhasil membuatku melongo ketika mencapai ending. Penulisnya ngeselin, sudah memberi clue ini-itu lewat kalimat manis Arka, lewat radio, bahkan buku, ternyata alasan semua itu ada di ending yang bikin nyesek dan engap sendiri. Sungguh, aku “magep-magep” membayangkan si tokoh. Sudah terpuruk karena kehilangan kaki, kehilangan sahabat, lha, kok ditambah kehilangan cinta? Ya, meskipun akhirnya bangkit dan memulai mimpi baru yang salah satunya lewat motivasi dan semangat yang diberikan Arka. Namun, walaupun ngeselin dengan jalan cerita yang bikin aku guling-guling, Penulis juga bijak membuat kalimat penutupnya: Tak boleh serakah. Duh, ini semacam tamparan keras, deh. Jadi inget masa-masa dulu, ketika cinta bertepuk sebelah tangan. Hahaha. Skip!

Beranjak ke cerpen Bertanam Mimpi karya Wahyu Tri Utami. Membaca ini membuatku lebih menghargai sebuah mimpi. Bahwa mimpi memang layak ditanam, dipupuk, lalu tumbuh sebagaimana mestinya. Walaupun kenyataannya, tak semua mimpi itu subur dan tumbuh seperti yang diinginkan. Tapi, apa pun itu, mimpi itu layak untuk tetap ditanam, diikhtiarkan, diupayakan. Semoga, banyak juga Rin di luar sana yang tetap merawat mimpi dan memperjuangkannya, sekecil apa pun mimpi itu.

Terakhir, Hadiah karya Halimah Banani. Berbeda dengan empat cerpen Halimah lainnya, cerpen Hadiah ini serasa nyata nyeseknya. Seperti sebuah film, adegan demi adegannya aku coba visualisasikan. Dan akhirnya, malah bikin aku hanyut. Bagaimana tidak, di kehidupan nyata, barangkali banyak juga anak di luar sana bernasib seperti Aisyah. Ditinggalkan ibu untuk selama-lamanya adalah pukulan terberat untuk anak seusianya. Dan hadiah ibu yang diinginkannya bukan sesuatu yang muluk, meskipun memang hal yang mustahil untuk diberikan ayahnya. Namun, lagi-lagi Penulis memberi kejutan. Hadiah itu didapat Aisyah, dengan jalan yang hanya bisa dilakukan oleh Penulis. Ah, sesuatu sekali.

Close statement: Buku ini sangat istimewa. Seperti judulnya, Candramawa ini berpadu padan antara sisi hitam dan sisi putih. Yang jika keduanya berjalan beriring, akan membuat satu kesatuan yang cantik, apik, sedap dipandang dan dinikmati. Ya, sama halnya dengan buku ini. Isi di dalamnya satu kesatuan yang kubilang ISTIMEWA. ❤

 

Grup FB KCLK
Halaman FB Kami
Pengurus dan kontributor
Mengirim/Menjadi penulis tetap di Loker Kata

Leave a Reply