Bruxism, Gangguan Tidur

Bruxism, Gangguan Tidur

Bruxism, Gangguan Tidur

Oleh : Cici Ramadhani

 

Anda pernah melihat atau mendengar seseorang menggemeretakkan giginya saat tidur? Ini bisa terjadi pada salah satu keluarga Anda atau bahkan Anda sendiri yang mengalaminya.

Jika Anda pernah mendengar bahwa orang yang menggemeretakkan giginya saat tidur disebut “menggigit tulang ibunya”, itu adalah mitos. Faktanya, secara medis hal itu disebut dengan bruxism.

Bruxism adalah suatu kondisi seseorang menggemeretakkan, menggesekkan, atau mengatupkan gigi secara tidak sadar dan menjadi kebiasaan. Kondisi ini tidak berbahaya. Namun jika dilakukan setiap hari, ia dapat merusak gigi, bergesernya bentuk rahang, dan menimbulkan komplikasi kesehatan mulut lainnya.

Dalam dunia medis, bruxism dianggap sebagai salah satu gangguan tidur. Biasanya orang yang mengalami bruxism juga akan mengalami gangguan tidur lainnya, seperti mengorok dan sleep apnea (pernapasan sering berhenti saat tidur).

Sampai saat ini, belum diketahui penyebab pasti dari bruxism. Banyak ahli mengatakan, bruxism disebabkan oleh masalah fisik dan psikis. Bahkan, Bruxism disebut juga sebagai penyakit keturunan karena anak yang sering melihat atau mendengar orang tuanya menggemeretakkan gigi (Macedo CR, 2007).

Berikut adalah penyebab bruxism :

  • Emosi, seperti ketakutan, stres, depresi, marah dan frustr
  • Kepribadian, seperti agresif, kompetitif, dan hiperaktif.
  • Memiliki masalah gangguan tidur, seperti paramnia dan sleep apnea.
  • Maloklusi, yaitu posisi rahang atas dan bawah yang tidak simetris, sehingga mencegah gigi dapat bertemu sebagaimana mestinya.
  • Asam lambung yang naik ke tenggorokan akibat stres.
  • Efek samping dari obat-obatan psikiatri, seperti phenothiazines atau antidepresan.
  • Gaya hidup yang tidak sehat, seperti merokok, minuman beralkohol, atau memakai obat-obatan terlarang seperti metamfetamin atau ekstasi.

Berikut adalah gejala sebagai akibat dari bruxism :

  • Gangguan saat mengunyah makanan.
  • Nyeri atau sakit saat membuka mulut.
  • Gigi menjadi pipih, patah, tercuil, atau bahkan goyang.
  • Enamel gigi terasa licin atau rata, sehingga lapisan dalam gigi kelihatan.
  • Gigi menjadi lebih sensitif.
  • Sakit pada dagu atau wajah.
  • Otot dagu lelah.
  • Sering sakit telinga.
  • Sakit kepala ringan, terutama di daerah sekitar pelipis.
  • Gusi terluka.
  • Ada lekukan di lidah.

Apabila Anda mengidap bruxism, akibat yang ditimbulkan adalah posisi gigi Anda yang tidak sebagaimana mestinya. Biasanya, dokter akan merekomendasikan untuk menggunakan alat-alat yang bisa mencegah atau memperbaiki gigi Anda. Walaupun, terkadang mungkin alat tersebut tidak bisa sepenuhnya menyembuhkan bruxism.

Berikut adalah alat-alat yang digunakan untuk pengidap bruxism :

  • Splin atau mouth guards.

Alat ini dibuat untuk memisahkan rahang atas dan rahang bawah Anda untuk menghindari kerusakan pada gigi akibat kebiasaan menggemeretakkan gigi. Alat ini dapat dibentuk dari akrilik atau bahan-bahan lembut yang bisa muat di atas atau bawah gigi Anda.

  • Koreksi dental.

Memperbaiki gigi Anda yang tidak simetris biasanya dapat membantu Anda mengatasi bruxism. Bila Anda merasa gigi Anda lebih sensitif dan tidak bisa mengunyah secara sempurna, dokter akan memperbaiki permukaan atas gigi Anda. Dalam kasus lain, mungkin Anda dianjurkan untuk menggunakan kawat gigi atau operasi mulut.

Bagi Anda yang mengalami Bruxism akibat masalah psikologis dapat melakukan pengobatan dengan cara terapi. Berikut contohnya :

  • Mengontrol stres. Anda bisa mengatasi bruxism dengan pergi ke ahli konseling atau menyusun strategi untuk Anda mengurangi stres, misalnya berolahraga atau meditasi.
  • Terapi tingkah laku. Kalau Anda sudah terbiasa menggemeretakkan gigi, cobalah belajar untuk mengubah kebiasaan dengan melatih memosisikan mulut dan dagu Anda sesuai dengan yang seharusnya. Anda bisa berkonsultasi dengan dokter gigi bagaimana caranya memposisikan mulut dan dagu yang baik dan benar.
  • Biofeedback. Formulir medis ini digunakan untuk mengontrol prosedur dan alat-alat yang dapat membantu mengajarkan Anda mengontrol aktivitas otot di dagu Anda (Lika Aprilia Samiadi, 2019).Selain pergi ke dokter gigi dan ahli konseling, Anda juga bisa mencegah dan mengobati sendiri bruxism.
  • Selain pergi ke dokter gigi dan ahli konseling, Anda juga bisa mencegah dan mengobati sendiri bruxism.
  • Lakukanlah kegiatan yang dapat membuat Anda merasa lebih tenang, seperti mendengar musik atau berolahraga. Dengan menerapkan jam tidur yang sehat, juga dapat mengobati bruxism yang Anda alami.
  • Jika Anda memiliki kebiasaan menggigit pinsil atau pulpen, disarankan untuk menghilangkan kebiasaan tersebut dan hindarilah mengunyah permen karet.
  • Hindari juga minum minuman bersoda, minuman yang mengandung kafein, seperti kopi dan cokelat.

Orang yang mengalami bruxism biasanya tidak menyadari hal tersebut karena terjadi saat tidur. Pada umumnya, bruxism sering terjadi pada anak-anak dan dapat sembuh dengan sendirinya seiring masa pertumbuhan mereka. Bruxism juga dapat terjadi pada orang dewasa, meskipun tidak perlu perawatan khusus. Namun apabila mengalami kondisi gigi dan rahang sudah sangat parah, disarankan untuk segera mengunjungi dokter gigi agar mendapatkan penanganan sesuai gejala yang muncul. (*)

 

Cici Ramadhani menyukai literasi sejak SMP. Namun, sempat terhenti hingga beberapa waktu. Kini, setelah menjadi IRT dan bergabung dalam grup literasi, mencoba kembali mengasah hobi lama dan mulai menyampaikan pesan melalui kata. Suatu saat berharap bisa bercerita tentang alam karena sangat menyukai warna birunya laut, suara air terjun, dan dinginnya hawa pegunungan. Semoga dalam tiap cerita dapat tersampaikan hikmah dan bermanfaat bagi pembaca.

 

Grup FB KCLK
Halaman FB Kami
Pengurus dan kontributor
Mengirim/Menjadi penulis tetap di Loker Kata.

Leave a Reply