Atlet Nasional Si Satu Kaki Datang dari Brebes

Atlet Nasional Si Satu Kaki Datang dari Brebes

Atlet Nasional Si  Satu Kaki Datang dari Brebes

Esdi Selamet Kardiman, tokoh inspiratif untuk generasi muda Indonesia. Atlet Nasional Paracycling, kelahiran Brebes, Jawa Tengah pada tanggal 11 maret 1990, telah membuktikan bahwa cita-cita dan keinginan tidak boleh berhenti hanya karena keterbatasan fisik. Esdi, adalah panggilan waktu kecilnya, menguasai lima cabang olah raga, yaitu renang, bulu tangkis, volly duduk, atletik dan balap sepeda.

Dulu, dia adalah laki-laki normal dengan dua kaki. Semua diawali saat mengalami kecelakaan kecil pada saat berkendara motor, kemudian disusul saat ujian praktik kelulusan SMK pada tahun 2007. Saat itu, Esdi mengikuti ujian lompat jauh. Tidak sengaja menumpu dengan kaki kiri, dan terjadilah cidera berkelanjutan. Rasa sakit tidak dirasakan dan terus mengikuti ujian-ujian yang lainnya. Sampai pada akhirnya setelah lulus dan mendapatkan ijazah SMK, kemudian Esdi mengikuti kakaknya yang bernama Slamet Purnawati ke Kota Cikarang. Kakaknya yang bekerja sebagai guru SD Negeri di cikarang bekasi, Jawa Barat, meminta Esdi melanjutkan studi dan bekerja di sana.

Suatu hari, Esdi sedang berolah raga Futsal, dan kembali mengalami cidera pada kaki yang sama pada saat ujian praktik di SMK. Dari sanalah mulai dirasakan kakinya sakit dan dibawa ke pengobatan alternatif patah tulang di Cikarang. Namun terjadi kesalahan penanganan di tempat tersebut, yaitu penanganan yang fatal, membalut kaki dengan kencang tanpa adanya Kayu penyangga. Sehingga terjadi penggumpalan darah dan kulit kaki membiru.

Atlet lulusan SMP N 01 Songgom Brebes ini,  mengalami demam tinggi, sesak napas dan kesakitan yang luar biasa pada kakinya. Lalu dirujuk ke RS Melia Bogor, dokter ortopedi melihat hasil Rontgen dan memutuskan harus diamputasi.

Karena tidak yakin dengan hasil yang dibacakan dokter, bungsu dari lima bersaudara ini dibawa kembali ke pengobatan alternatif di Cimande Bogor. Hal ini berdasarkan masukan dari masyarakat di daerahnya bahwa pengobatan alternatif tersebut terkenal lebih bagus. Namun beberapa kali usaha sudah dilakukan hasilnya sama yaitu kesalahan awal penanganan. Sehingga keadaan kaki semakin parah.

6 bulan mengikuti pengobatan alternatif dan medis Rumah sakit bukan kesembuhan yang didapat, tetapi kondisi semakin memprihatinkan. Hingga pada akhirnya Esdi sendiri memutuskan untuk mengamputasi kaki kirinya. Alasannya adalah kasihan melihat ayahnya M. Sunadun dan ibunya Maesiyem yang bolak-balik Brebes-Cikarang, meninggalkan tugas sebagai guru di SD demi mengurusnya. Selain itu, dia merasa kakinya tidak dapat dipertahankan lagi karena kondisinya sudah rusak tanpa kulit.

Atlet pesepeda lulusan dari SMK Pusponegoro Jatibarang, Brebes ini sempat melakukan tindakan bunuh diri. Dia merasa tertekan dan tidak percaya diri, sehingga pernah menelan obat sebanyak lebih dari 30 butir dalam satu kali minum. Tetapi Tuhan berkehendak lain, meski sempat dua hari dua malam kacau karena efek dari obat yang diminumnya, laki-laki yang beralamat di Desa Kampiran, Wanacala ini selamat dan hidup seperti biasanya.

Percobaan bunuh diri membuatnya banyak belajar, bahwa mati tidak bisa menyelesaikan masalah. Esdi terus merenung, mencari jati dirinya yang baru. Laki-laki umur 18 tahun dengan satu kaki, dia selalu dihantui rasa takut dan tidak mampu berbuat apa-apa. Sampai pada pertengahan tahun 2008, dia diajak oleh kaka iparnya Sigit Setiawan yang merupakan suami dari Slamet purnawati, untuk bekerja di sebuah Home Industry amplas di Cikarang Bekasi. Di sana Esdi mendapat banyak teman dan kenalan yang baik dan membawanya bergabung ke sebuah pengajian. Pengajian Ridho Allah (RA), yang dipimpin K.H Antono Basuki dan wakilnya Ustad Oke Setiawan. Tempat ini membuatnya benar-benar menemukan kembali jati dirinya yang baru. Laki-laki dengan kekurangan tetapi memiliki banyak kelebihan. Esdi mulai menerima keadaannya dan tidak lagi menyalahkan siapa pun.

Esdi mulai percaya diri, belajar naik sepeda yang dipinjam dari tetangga kakaknya di komplek. Tetap mengikuti perlombaan lain pada waktu-waktu tertentu. Pada tahun 2009, Esdi mendapat bantuan kaki palsu dari program yang diadakan oleh Kick Andy dan Kuku Bima Tahun 2010,

 5 tahun Esdi bekerja di Home industri dan pada tahun 2013 Esdi mendapat Undangan untuk belajar di yayasan BBRVBD ( Balai Besar Rehabilitasi Bina Daksa) di Cibinong-Bogor selama 1 tahun. Dia mengambil Jurusan pelatihan Teknik Elektro.

Esdi pun mendapatkan kesempatan mengikuti magang di PT. MATTEL INDONESIA sebagai programing Robotic bergerak di pembuatan boneka. Selesai Magang, mendapatkan kesempatan kembali untuk bekerja di Perusahaan Besar PT.AJ MANULIFE INDONESIA DMTM Serpong – Tangerang sebagai Telemarketing. Manulife merupakan tempat bekerja paling  berkesan, karena banyak motivasi dan inspirasi dari para atasan serta rekan-rekannya. Hal ini, membuatnya lebih semangat dalam mengembangkan diri. Berkat dedikasinya bagus dan rapi selama 8 bulan bekerja, jabatannya naik menjadi Supervisor.

Dia mengaku sangat terinspirasi oleh Face President  DMTM Manulife yaitu Taufik Ramadhan Tyo. Beliau banyak memberi kesempatan, kepercayaan sehingga terbentuk kekeluargaan di dalam tempat kerja.  Beliau banyak memberikan bekal moril untuk tetap kuat dan menjadi manusia yang berguna. Sehingga Esdi merasa menjadi manusia baru yang harus bangkit dan menunjukkan kepada dunia, bahwa kekurangan bukan alasan untuk berkembang. Ketekunannya membuat dia dipercaya untuk membantu anak-anak baru di perusahaannya. Baginya menjadi pendamping adalah hal yang mulia dan sebagai rasa syukur diberikan kesempatan untuk berbagi Ilmu dan kemampuan yang dimilikinya. Ketekunan prestasi juga membawanya untuk ke Korea pada tahun 2016 dan ke Australia pada tahun 2017 yang merupakan suatu penghargaan atas hasil prestasi dari Perusahaan Manulife.

Tidak berhenti sampai di situ, Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Tangerang ini, ingin terus berkembang dan mencoba hal-hal baru. Pada tahun 2018, dia bergabung dengan BCA. Tetapi hanya bertahan beberapa bulan, karena pekerjaannya lebih banyak dilakukan pada malam hari dan membuat sulit mengatur jadwal latihan olah raga dan pendidikannya.

Sehingga dia berpindah ke ASTRA HONDA MOTOR  BSD,  sebagai Costumer Relation Managemen (CRM). 4 Bulan bekerja di ASTRA MOTOR BSD,  Esdi mendapat panggilan dari NPCI (Komite Paralimpiade Nasional Indonesia), di bawah naungan Menterian pemuda dan Olah raga (KEMENPORA) untuk bergabung di PELATNAS. Esdi mengikuti persiapan ASEAN PARA GAMES PHILIPINA 2019. Latihan pemusatan diadakan di Solo Jawa Tengah.  Andy Sutanto Sebagai direktur PT. ASTRA BIZ CENTER BSD mengaku Sangat bangga dan mendorong untuk bisa melaksakan tugas yang diterimanya mengikuti PELATNAS di Solo. Meskipun konsekwensinya adalah meninggalkan pekerjaannya.

Dalam PELATNAS, dia bergabung dengan atlet-atlet lainnya, termasuk M Fadli, pembalap disabilitas dari Bogor mantan pembalap Motor Indonesia, Pertemuannya dengan sang pembalap semakin membuatnya yakin dan semangat untuk meraih prestasi di atas satu kaki.

PELATNAS berlangsung selama 1 tahun lebih. Pada 19 Agustus 2019, Esdi mewakili Indonesia di Malaysaia. Bersama Tim Indonsesia, Esdi mengikiti Balap Sepeda yang diadakan di Malaysia dan menempati podium 3. Sebanyak  3 perunggu didapatnya setelah latihan selama 5 bulan. Selanjutnya latihan pun terus dilakukan sampai pada ajang utama, yaitu ASEAN PARA GAMES 2019 di Philipina.

Sampai wawancara dilakukan pada 15 November 2020, Esdi tetap tekun melakukan latihan sepeda secara individu untuk mempersiapkan diri mengikuti ASEAN GAMES pada 2021 yang akan diadakan di Vietnam. Masa pandemi Covid-19 sangat mempengaruhi proses latihan dan terselengaranya event pertandingan di Asia bahkan di dunia.

Namun tidak sulit bagi Esdi untuk tetap berlatih, karena saat ini dia telah tergabung dengan para pembalap dan pecinta sepeda Road Bike (RB) Tegal Atau kita kenal dengan A2CC ( Alun-alun Cycling Club). Bersama komunitasnya dia rutin mengadakan latihan setiap hari. Program selanjutnya adalah latihan mempersiapkan perjalan bersepeda Brebes-Pangandaran yang jaraknya kurang lebih  200 KM, yang akan dilaluinya bersama komunitasnya nanti (A2CC).

Laki-laki yang masih lajang ini, juga sedang mempersiapkan diri mengikuti seleksi PEPARNAS, Pekan Para Olah Raga Nasional di Papua yang akan dilaksanakan antara pertengahan tahun 2021 di cabang olah raga Atletik.

 

Nara Sumber : Esdi Selamet Kardiman (Dapat ditemui di FB Esdi Slamet Kardiman/ IG Selamet_kdn11)

Reporter : Rachmawati Ash dan Akhmad Muzaki

Penulis : Rachmawati Ash

Leave a Reply