Belajar Berdagang dari Drama Korea “Itaewon Class”
Oleh : Fathia Rizkiah
Di zaman sekarang ini, berdagang memanglah pekerjaan yang selalu ramai digeluti khalayak. Tua maupun muda, memiliki modal ataupun pas-pasan, 70% manusia di Indonesia pasti pernah mencoba berdagang. Meski hanya sebentar dan hanya berperan sebagai reseller/dropshipper.
Di sini aku membawa drama yang memiliki unsur berdagang yang kental. Judulnya Itaewon Class. Rilis pada bulan Januari 2020 di stasiun televisi Korea JTBC. Untuk kamu yang hendak memulai berdagang, drama ini bisa menjadi rekomendasi. Selain menghibur, dari drama ini kita bisa belajar banyak hal tentang kiat-kiat memulai bisnis. Memang cara yang dijabarkan sudah sangat biasa, kalian yang membaca tips ini mungkin akan berkomentar, “Oh, gitu doang tipsnya?” Ya, memang hanya seperti itu. Selain tips, kita bisa mencontoh semangat dan usaha pantang menyerah para pebisnis di drama. Mungkin saja bisa menjadi pacuan untuk kalian kembali bersemangat menjalankan dagangan, ya ‘kan?
Apa saja, sih, yang terdapat dalam drama ini?
Berikut beberapa tips yang Saeroyi lakukan saat menjalankan bisnisnya:
- Menanamkan niat yang kuat
Sebelum terjun ke dunia bisnis, ada baiknya kita memperkuat niat agar nanti di tengah jalan tidak mudah terhempas saat cobaan menyapa. Begitu juga yang dilakukan Park Saeroyi. Saeroyi bukanlah orang kaya yang dengan mudah membeli atau mewujudkan semua yang diinginkan. Tekadnya yang sangat kuat dan ucapannya yang tak pernah main-main, mengantarkan Saeroyi pada jalan kesuksesan. Walaupun banyak sekali cobaan, Saeroyi tetap berpegang teguh pada niat awalnya.
- Memilih tempat yang strategis
Saeroyi sempat mengalami kerugian, di mana toko pertamanya yang sudah berjalan dengan baik tiba-tiba dibeli oleh musuhnya sendiri—sesama pebisnis. Mau tidak mau Saeroyi harus pindah ke gedung lain. Bisa dibilang di gedung kedua ini Saeroyi salah memilih tempat. Lokasinya menyempil, berada di dalam gang. Kedai-kedai yang berdiri di sana pun rata-rata sudah mati. Membuka toko di antara kedai-kedai hidup—ramai pengunjung—pun tidak semudah perkiraan. Banyak hal yang harus dilakukan agar toko kita sepadan dengan toko-toko yang lain.
- Desain toko sebagus/senyaman mungkin
Salah satu cara menarik perhatian pelanggan adalah dengan memperbagus toko. Buat para pelanggan betah berlama-lama di dalam tokomu. Menurut Jo Yi-seo, kita bisa mematok sebuah toko/restoran dinilai bagus, saat kita berhasil membuat banyak orang memotret diri mereka dan mengunggahnya ke media sosial. So, perbagus tokomu, guys.
- Memperbaiki cita rasa (jika bisnismu makanan)
Karena dalam drama ini bisnis yang ditonjolkan adalah berbisnis makanan, tips yang diajukan selanjutnya adalah memperbaiki rasa, atau setidaknya menyesuaikan rasa sesuai standar lidah semua orang. Di sini kamu harus memiliki pemikiran terbuka, jangan egois, jangan menurutmu rasa makanan yang disajikan chef cukup enak lalu kamu menjualnya. Cukup enak menurutmu belum tentu enak menurut pelanggan, ‘kan? Di awal memulai bisnisnya Saeroyi pun mengalami hal yang sama. Menurutnya rasa makanan yang dimasak chef-nya cukup enak, tapi menurut orang lain hambar. Lalu solusinya bagaimana? Kamu harus meminta bantuan orang lain untuk mencoba rasa. Sebelum makanan itu dibuat khusus untuk pelanggan.
- Usahakan pilih karyawan yang berpengalaman
Ada sedikit percekcokan di drama ini, di mana Saeroyi mempekerjakan karyawannya bukan karena mereka berpengalaman, tapi karena kasihan. Hasilnya, chef yang memang belum pernah memasak untuk orang banyak mendapat kritik karena rasa makanannya hambar. Jika sudah begini, yang buruk bukan nama koki, tapi nama toko/restoranmu.
- Promosikan bisnismu
Ini yang paling penting. Kamu harus sering-sering mempromosikan bisnis yang sedang kamu geluti agar orang lain tahu. Zaman sudah modern, dengan duduk saja kamu bisa mempromosikan jualan. So, jangan malu men-share apa yang sedang kamu jual, ya. Siapa tahu temanmu sedang butuh barang yang kamu jual.
- Perbanyak belajar
Belajar ilmu bisnis sekali saja kurang. Kalau kamu ingin bisnismu berkembang, kamu harus haus akan ilmu. Perhatikan taktik orang lain, contoh, tapi jangan 100% kamu tiru karena nanti kamu akan di-bully karena tidak kreatif alias menjiplak cara orang, ikuti seminar, ramah, senyum, perbanyak teman yang menekuni hal yang sama, pertahankan kepercayaan customer.
Sekian tips yang aku comot dari drama Itaewon Class, semoga bisa dipraktikkan dan semoga bisnismu lancar.
Fathia, sedang suka mengulik pesan dari setiap tontonan dan bacaan. Tujuannya? Untuk menambah pengetahuan sekaligus untuk di-review. Hehe.
Grup FB KCLK
Halaman FB Kami
Pengurus dan kontributor
Mengirim/Menjadi penulis tetap di Loker Kata