Baru Menonton Satu Episode The Penthouse

Baru Menonton Satu Episode The Penthouse

Baru Menonton Satu Episode The Penthouse

 

Oleh: Reza Agustin

Saya sebenarnya tipe-tipe orang yang menonton drama Korea bukan dari rekomendasi atau karena trend. Jika saya sampai menonton karena rekomendasi orang, berakhirlah saya dengan menontonnya tidak sampai tuntas karena memang tidak berasal dari lubuk hati—apa-apaan ini—terdalam. Menonton drama atau film haruslah dari niat sendiri dulu. Pun dorongan saya dalam menonton drama atau film sangatlah random, sesuai dengan  karakter saya yang juga random dan terkesan 4D maka dari itu, ketika saya mencoba ikut-ikutan nonton drama karena orang lain, tidak banyak ekspekstasi. Paling satu episode sudah menyerah. Namun, drama yang dijuluki paling dakjal sepanjang 2020 ini ternyata membuat saya ketagihan.

The Penthouse yang digadang-gadang sebagai gabungan dari The World of The Married dan Sky Castle ini tayang perdana di stasiun televisi Korea SBS pada 26 Oktober 2020 lalu dan segera menguasai rating televisi di negeri ginseng tersebut selama berminggu-minggu. Bahkan musim kedua dari drama ini akan segera tayang dan musim pertamanya dapat disaksikan di televisi nasional Indonesia pula, tepatnya Trans TV yang beberapa tahun ke belakang sering menayangkan drama Korea pula. Namun, jika teman-teman ingin menonton di televisi nasional, bersiap-siaplah dengan banyak sensor dan potongan adegan

Saya sendiri menemukan drama ini di aplikasi RCTI+ beberapa hari yang lalu dan segera menonton episode pertamanya yang benar-benar keren. Saya bahkan rela kedinginan di teras rumah demi menyelesaikan satu episode. Dari awal hingga akhir, saya tidak bisa lepas dari layar ponsel dan drama ini sungguh menyita perhatian saya.

Oke, mari kita fokus dulu pada jalan cerita dan karakter-karakter di dalamnya. The Penthouse ini menceritakan hubungan yang kompleks antar penghuninya dan dipenuhi dengan intrik, tipu daya, muslihat, dan trik-trik kotor. Mengambil setting di sebuah gedung apartemen mewah sebanyak 100 lantai bernama Hera Palace, drama ini berfokus pada kehidupan orang-orang kelas atas di Korea. Ada beberapa karakter yang memiliki peran utama di sini. Shim Su-ryeon (Lee Ji-ah) yang merupakan anak konglomerat, ia menikahi seorang pebisnis real estate bernama Joo Dan-Tae (Uhm Ki-Joon). Mereka yang berperan sebagai raja dan ratu di Hera Palace.

Selain itu, kita temui pula karakter Cheon Seo-Jin (Kim So-Yeon) dan suaminya Ha Yoon-cheol (Yoon Jong-hoon). Karakter Cheon Seo-Jin disebut-sebut sebagai tokoh utama antagonis wanita dan salah satu yang banyak dihujat karakternya karena terlihat sangat menjiwai. Lalu yang mengambil perhatian saya dari awal episode adalah Oh Yeon-Hee (Eugene) yang berasal dari kalangan biasa, seorang ibu tunggal yang memiliki masa lalu kelam dengan Cheon Seo-jin.

Tentu saja ada banyak karaker lain yang saling berhubungan dan memiliki konflik. Termasuk anak-anak dari parah tokoh. Sebut saja Bae Ro-na (Kim Hyun-Su) yang merupakan anak Oh Yeon Hee yang di episode awal ini berkonflik dengan Yoo Je-ni (Jin Ji-Hee) lalu ada si kembar anak dari raja dan ratu Hera Palace. Mereka adalah Joo Seok-Hoon (Kim Young-Dae) dan Joo Seok-Kyung (Han Ji-Hyun) yang memiliki geng dengan anak-anak lain dari Hera Palace, dan banyak lagi.

Drama ini diawali dengan Shim Su-Ryeon yang melihat seorang perempuan jatuh dari lantai tertinggi melalui elevator di Hera Palace. Tentu saja aka nada banyak darah karena jatuh dari ketinggian tersebut. Drama ini juga tidak pelit menyajikan adegan-adegan yang bikin ngilu dan banyak darah, jadi sebaiknya teman-teman menyiapkan mental untuk hal-hal demikian, ya. Dari intro drama ini sendiri saja sudah membawa hawa-hawa menyeramkan dari patung yang menjadi simbol pengorbanan untuk berada di atas. Sehabis adegan tersebut, kita akan dibawa ke kilas balik dua bulan yang lalu di mana fokusnya beralih ke pengenalan karakter-karakter lain.

Mulai dari Oh Yeon-Hee, Chae Seo-Jin, Joo Dan-Tae, dan tokoh-tokoh pendukung lain. Di drama ini akan ditunjukkan bagaimana gaya hidup orang-orang kelas atas yang serba mewah dan glamor. Bersosialisasi, saling berbicara tentang bisnis, uang, dan hal-hal yang mungkin tak akan pernah bisa dibayangkan orang seperti kita. Main golf dengan cek jutaan rupiah dan digulung-gulung menjadi bola misalnya, makan kaviar, ataupun hafal nama-nama anggur.

Sejak awal pun dimunculkan konflik antara Oh  Yeon-Hee dan Cheon Seo-Jin yang dulu pernah menjadi rival di sekolah menengah atas. Di mana Oh Yeon-Hee menyerah dengan mimpinya menjadi penyanyi sopran karena terluka dalam sebuah insiden yang melibatkan Cheon Seo-Jin di dalamnya. Pangkal dari insiden itu adalah Cheon Seo-Jin yang menggunakan kuasa ayahnya yang seorang pebisnis hebat untuk memanipulasi nilai dan penghargaan untuk bisa masuk universitas bergengsi Korea dengan beasiswa penuh.

Di sisi lain, anaknya Oh Yeon-Hee, Bae Ro-Na yang memiliki bakat menurun dari ibunya juga memiliki konflik yang nyaris sama dengan ibunya. Bae Ro-Na memperjuangkan mimpinya untuk masuk SMA Cheonga, sedangkan Yoo Je-Ni juga memiliki ambisi sama. Bedanya, Bae Ro-Na tidak mendapat restu dari ibunya karena sang ibu tidak ingin putrinya memiliki nasib sama. Sedangkan Yoo Je-Ni sendiri memiliki dukungan penuh dari ibunya, Kang Ma-Ri (Shim Eun-Kyung) yang juga penghuni Hera Palace dan suka gratifikasi di sekolah sang putri sehingga dengan koneksinya dapat memengaruhi pihak sekolah.

Kita juga dapat menemukan perselingkuhan di sini, seperti yang saya sebutkan di atas jika The Penthouse ini merupakan gabungan dari The World of The Married dan Sky Castle. Di awal drama, kita akan menemukan hubungan kurang harmonis antara Chen Seo-Jin dengan suaminya Ha Yoon-Cheol (Yoon Jong-Hoon). Merasa iri dengan hubungan Shim Su-Ryeon dan Joo Dan Tae yang terlihat harmonis, siapa sangka jika Joo Dan-Tae justru bermain mata dengan Cheon Seo-jin di belakang istrinya. Jika teman-teman menonton drama ini lewat aplikasi, jangan heran jika ada adegan bertukar saliva tanpa proses sensor.

Saya sangat ketagihan dengan drama ini sejak awal, bahkan tanpa terpikir untuk melewatkannya. Kalau saran saya, sebaiknya menonton drama ini ketika tekanan darah sedang tidak tinggi, atau jika teman-teman punya riwayat darah rendah bisa menonton drama ini untuk obat. Akting para tokoh dan ceritanya yang apik bisa membuat tekanan darah naik.

Saya baru nonton episode pertama, tapi saya akan menghabisi drama ini jika keseluruhan episodenya sudah muncul di aplikasi RCTI+ itu. Menonton secara legal lewat aplikasi yang cukup ringan. Nah, kira-kira begitulah kesan pertama saya setelah menonton episode perdana drama korea sensasional ini. Apakah teman-teman juga berminat menontonnya?

Reza Agustin, sedang berburu kontrak platform menulis.

Leave a Reply