Bakat Istimewa
Oleh: Triandira
Hari ini semua kurcaci sedang berkumpul di tengah hutan rimba, dekat Kerajaan Kuba—tempat mereka tinggal. Semua tampak gembira menantikan kehadiran Ratu Seira. Tak lama kemudian ratu pun sudah hadir di hadapan semua warga kerajaan. Saat itu juga penobatan lima kurcaci akan segera dilaksanakan. Kelima kurcaci itu adalah kurcaci Li, kurcaci Bi, kurcaci Ca, kurcaci Ma dan kurcaci Po. Mereka berlima bersahabat baik.
Sebelum penobatan dilaksanakan, Ratu Seira telah mempersiapkan lima buah topi bakat berwarna-warni. Topi-topi itulah yang akan menunjukkan bakat apa yang dimiliki oleh setiap kurcaci, sekaligus menentukan tugas mereka di Kerajaan Kuba kelak.
Pemilihan topi bakat pun dimulai. Kelima kurcaci itu diminta oleh ratu untuk memilih topi yang cocok dengan ukuran kepala mereka. Seperti keajaiban, topi yang sesuai saat mereka kenakan, akan sesuai pula dengan bakat yang mereka miliki.
Cling…! Cling…! Cling…!
Kelima kurcaci itu sudah mendapatkan topi mereka masing-masing. Kurcaci Li mendapatkan topi berwarna merah. Membuat api dan mengumpulkan cahaya adalah bakatnya. Kurcaci Bi mendapatkan topi berwarna kuning. Bakatnya adalah menumbuhkan bunga-bunga hingga bermekaran. Sedangkan kurcaci Ma mendapatkan warna kesukaannya, topi berwarna biru. Ia bisa mengumpulkan hewan-hewan serta berbicara dengan mereka. Kurcaci Ca mendapatkan topi berwarna cokelat. Bakatnya yaitu membuat obat-obatan dari tumbuhan yang hidup di hutan.
Kurcaci Po, ia tak segembira teman-temannya. Itu karena ia mendapatkan topi berwarna hijau. Warna yang tidak ia sukai. Bakat yang dimiliki oleh kurcaci Po adalah mendaur ulang sampah dan barang bekas. Bakat yang terlihat sederhana baginya.
Acara dilanjutkan. Kelima kurcaci mengucapkan sumpah untuk selalu menjaga bakat yang mereka miliki dan melaksanakan tugas sebaik-baiknya. Tak lupa, Ratu Seira pun menaburkan serbuk ajaib di atas topi kelima kurcaci. Akhirnya, acara penobatan telah usai.
“Ada apa, Kawan?” ucap kurcaci Bi. Perlahan ia mendekati kurcaci Po yang sedang duduk sendirian di balik pohon cemara dengan wajah muram.
“Entahlah, mungkin aku memang tak seberuntung kalian,” keluh kurcaci Po. “Sampah… apa yang istimewa dari hal itu? Aku juga ingin seperti kalian. Punya bakat dan tugas yang istimewa,” tambahnya.
“Hei, apa kau sudah lupa dengan ucapan Ratu?” bujuk kurcaci Bi. “Kau juga istimewa, Kawan. Topi itu bahkan terlihat indah saat kau pakai.” Ditunjuknya topi hijau di atas kepala kurcaci Po. “Apa kau—”
“Sudahlah! Percuma saja aku bicara denganmu. Kau tidak mengerti apa yang aku rasakan,” sela kurcaci Po. Dengan cepat ia meninggalkan kurcaci Bi bersama ketiga sahabatnya yang baru datang.
“Aku rasa kita harus membantu kurcaci Po agar ia tidak bersedih lagi,” ucap kurcaci Bi.
“Dan… aku tahu apa yang harus kita lakukan,” celetuk kurcaci Ca. Mereka pun saling menatap sambil tersenyum.
Keesokan harinya, semua kurcaci melaksanakan rutinitasnya seperti biasa. Cuaca yang cerah membuat kurcaci Ca tampak bersemangat dengan rencana yang akan ia lakukan bersama ketiga sahabatnya itu.
“Hei, Po, bisakah kau membantuku? Alat ini sungguh tidak berguna.” Disodorkannya pisau dan gunting tanaman pada kurcaci Po.
“Tentu, akan segera kuperbaiki,” jawabnya. Tak lama kemudian pisau dan gunting itu sudah bisa digunakan lagi.
“Terima kasih, Kawan. Tapi bisakah kau menemaniku sebentar? Aku rasa ketiga sahabat kita juga membutuhkan bantuanmu,” pinta kurcaci Ca sekali lagi.
Tanpa berpikir panjang, kurcaci Po mengiyakan ajakan sahabatnya tersebut. Mereka berdua pun pergi menghampiri kurcaci Li, kurcaci Bi, dan kurcaci Ma.
“Apa kau akan menyiram semalaman?” tanya kurcaci Po. Dilihatnya kurcaci Bi yang sedang susah payah membawa air dengan tangki bocor di tangannya.
“Kalau begitu cepat bantu aku. Tangkap ini!” Ia langsung memberikan tangki tersebut pada kurcaci Po. Dan seperti biasa, kurcaci bertopi hijau itu pun dengan cepat memperbaikinya. Tak hanya itu, kurcaci Po juga membantu kurcaci Li memadamkan api yang besar. Tentu saja dengan alat daur ulang buatannya sendiri. Beruntung api tak sampai membuat hutan terbakar. Jika tidak, bukan hanya kemarahan Ratu Seira yang akan didapatkan oleh kurcaci Li, rencana dengan ketiga sahabatnya itu pun bisa gagal.
Di tempat lain, kurcaci Po juga membantu kurcaci Ma. Membuat kandang baru untuk beberapa hewan yang tinggal di hutan.
“Terima kasih, Kawan. Kau memang istimewa. Kau bisa melakukan banyak hal yang tidak bisa kami lakukan,” ucap kurcaci Ca.
“Dan alat daur ulang buatanmu itu sungguh luar biasa,” sela kurcaci Bi.
Kurcaci Po tersenyum bahagia. “Sama-sama, Kawan. Maaf karena kemarin aku sudah berkata kasar pada kalian,” ucapnya kemudian. Ia senang bisa membantu semua sahabatnya. Ia juga senang karena telah menyadari satu hal, bahwa ia juga punya bakat yang istimewa. Bakat mendaur ulang sampah yang tidak dimiliki oleh sahabatnya yang lain.(*)
Tentang Penulis:
Triandira, penyuka fiksi yang belum bisa move on dari mi ayam dan durian. Jika ingin menghubunginya bisa melalui akun FB dengan nama Triandira Email: triwahyuu01@gmail.com
Grup FB KCLK
Halaman FB kami
Pengurus dan kontributor
Cara mengirim tulisan
Menjadi penulis tetap di Loker Kita