Aku Ingin Pulang
Oleh : Arya Kusuma Mayangkara
Aku tidak mengerti mengapa takdir terkadang mempertemukan dua insan untuk saling merindu, tapi tak bisa bersatu.
Kata orang, cara terbaik untuk menuntaskan rindu adalah dengan bertemu. Tetapi mengapa sesudah pertemuan denganmu, rinduku tak jua menghilang malah semakin meradang.
Pagi ini, seperti biasanya aku datang mengunjungimu. Meski kau tak pernah menuntut lebih dari apa yang bisa aku berikan, tetapi jika mendengar semua kata rindumu, kakiku rasanya ingin segera berlari menuju dirimu, di mana pun engkau berada.
Kekasih hatiku yang malang, mencintai diriku bagai sebuah kutukan di hidupmu yang tenang.
Sinar mentari pagi jatuh di wajahmu yang molek, membuat kedua pipimu menjadi kemerahan. Kau dan aku sedang duduk berdampingan. Menggenapkan angan, sambil menatap hamparan sawah yang padinya mulai menguning sejauh mata memandang.
“Kapan kau kembali padaku?” tanyamu lirih sambil menggenggam tanganku.
Aku tersenyum, tak menjawab, hanya menatap matamu yang cantik itu. Mata yang membuatku luluh berkali-kali, tanpa perlu ada sepatah kata pun keluar dari bibir manismu. Tak terbiasa berdusta, aku lebih baik memilih diam ketimbang orang yang kusayang terluka.
Andaikan aku diibaratkan pengelana liar tak bertuan, engkau adalah tempat ternyamanku untuk pulang. Padamu aku selalu ingin kembali. Rasanya ingin menetap tapi aku tak bisa. Aku bukanlah pengelana liar tak bertuan. Ada hati yang harus kujaga selain hatimu. Ragaku dimiliki olehnya, sedangkan hatiku tertinggal disini bersamamu.
Pernah aku berada dalam kebimbangan, apakah rasaku harus terus atau pupus. Masing-masing pilihan menghadirkan luka pada dua hati yang berbeda, tapi sama-sama kucinta. Sekuat apapun aku berusaha menghindar, bayang-bayangmu akan mengejar. Bersembunyi di mana pun, selalu engkau temukan. Aku terbelit benang kusut yang kulilitkan sendiri.
“Apakah kau mencintaiku?” tanyamu untuk kesekian kalinya. Pertanyaan yang selalu kau ulang berkali-kali. Hanya untuk memastikan, aku betul-betul mencintaimu. Lagi-lagi aku diam. Aku mengalihkan pandangan karena tak sanggup menjawab.
“Aku tahu kau sayang padaku, tetapi apakah kau mencintaiku? Jika ya, mengapa kau tak pernah mengatakannya?” cecarmu menuntut.
“Haruskah?” jawabku kelu.
“Tak usah, jika kau tak ingin mengatakannya,“ katamu sambil menunduk.
“Sebaiknya aku pergi. Maaf aku, Rose …,” pamitku sambil mengeratkan pelukan. Wangi bunga melati yang dironce menguar dari gelungan rambut hitammu.
“Ya, hati-hati. Jika kau rindu, kau tahu di mana mencariku,” sahutmu sambil tersenyum. Senyum yang perlahan membuatku gila, karena rasa takut kehilangan.
“Tunggu aku, Rose,“ pesanku pilu sambil meletakkan buket mawar putih di pangkuanmu.
“Cepatlah pulang, aku menunggumu disini.” Manik mata coklat itu menatapku penuh harap seperti biasanya, percaya bahwa aku tak akan pernah membuatnya kecewa.
Aku tersenyum sedih, sambil berjalan meninggalkan pusara bernisan putih.
Pusara yang menjadi peraduan abadi yang kaupilih, ketimbang berbagi cintaku dengan yang lain. (*)
Ke mana pun aku pergi
Bayang-bayangmu mengejar
Bersembunyi di mana pun
S’lalu engkau temukan
Aku merasa letih dan ingin sendiri
‘Ku tanya pada siapa
Tak ada yang menjawab
Sebab semua peristiwa
Hanya di rongga dada
Pergulatan yang panjang dalam kesunyian
Aku mencari jawaban di laut
‘Ku sadari langkah menyusuri pantai
Aku mendengar suara
Menutupi jalan
Menghentikan petualangan
Ke mana pun aku pergi
Selalu kubawa-bawa
Perasaan yang bersalah datang menghantuiku
Masih mungkinkah pintumu kubuka
Dengan kunci yang pernah kupatahkan
Lihatlah aku terkapar dan luka
Dengarkanlah jeritan dari dalam jiwa
Aku ingin pulang
Aku harus pulang
(Ebiet G. Ade)
Surabaya, 1 April 2021
Arya Kusuma Mayangkara adalah nama pena penulis baru yang lahir dan besar di kota Surabaya. Kecintaannya pada musik membuatnya berprinsip bahwa selalu ada lagu yang tepat untuk semua kisah cinta dan patah hati. Menulis adalah caranya mengisi waktu luang di sela-sela tugas kantor bagi pria yang lebih suka menebar tawa ketimbang duka di setiap postingan Facebook-nya. Mari tertawa dan bercanda dengannya di akun Facebook Arya Kusuma Mayangkara.
Editor : Nuke Soeprijono
Grup FB KCLK
Halaman FB Kami
Pengurus dan kontributor
Mengirim/Menjadi penulis tetap di Loker Kata